abu batu, maka dalam penelitiaan ini maka digunakan abu AAC Autoclaved Aerated Concrete sebagai filler.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian cantabro pada kadar aspal optimum campuran untuk mengetahui ketahan terhadap pelepasan butir akibat benturan beban roda,
dengan menggunakan mesin Los Angles tanpa bola baja dengan kecepatan 30-33 rpm sebanyak 300 putaran. Spesifikasi pengujian kehilangan berat yang disyaratkan yaitu
maksimal 20 dari berat awal sebelum dilakukan pengujian cantabro dengan menggunakan mesin Los Angeles. Selain itu perlkerasan jalan akan memiliki kekakuan
stiffness yang berbeda sesuai temperature lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah a Bagaimana karakteristik campuran Asphalt Concrete Wearing Course AC-WC yang
menggunakan bongkaran aspal lama dengan filler dari Autoclaved aerated Concrete AAC pada kadar aspal optimum.
b Bagaimana nilai Cantabro Abration Loss CAL AC-WC , c Bagaimana kekakuan tarik tak langsung indirect tensile stiffness modulus-ITSM
campuran pada kadar aspal optimum, pada temperatur 20º, 30º dan 40º C.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Lapis Permukaan Surface Course Perkerasan Jalan Lapisan yang terletak paling atas disebut lapis permukaan dan berfungsi sebagai:
1. Lapis perkerasan penahan beban roda, lapis mempunyai stabilitas tinggi untuk
menahan beban roda selama masa pelayanan. 2.
Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
3. Lapisan aus wearing course, lapisan yang langsung menerima gesekan akibat
rem kendaraan sehingga mudah menjadi aus. 4.
Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang relatif rendah.
2.2 Jenis Lapis Permukaan
Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut di atas, pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang
kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. Jenis lapis permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain:
2.2.1 Lapisan bersifat non-struktural Lapisan ini berfungsi sebagai lapisan aus kedap air. Lapisan ini terdiri dari: Burtu
Laburan Aspal Satu Lapis, Burda Laburan Aspal Dua Lapis, Latasir Lapis Tipis Aspal Pasir, Buras Laburan Aspal, Latasbum Lapisan Tipis Asbuton Murni, Lataston Lapis
Tipis Aspal Beton 2.2.2 Lapisan bersifat struktural
Lapis ini berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan beban roda. Lapisan ini terdiri dari: Penetrasi Macadam lapen, Laston Lapis Aspal Beton atau
Asphalt Concrete AC
2.2.3 Asphalt Concrete – Wearing Course AC – WC
Asphalt Concrete-Wearing Course AC-WC merupakan Laston sebagai lapisan aus permukaan. Tebal nominal minimum lapisan AC-WC adalah 4 cm. lapisan AC-WC
terletak pada lapisan terluar pada lapis perkerasan. Fungsi dari lapis AC-WC:
1. Menyelimuti perkerasan dari pengaruh air
2. Menyediakan permukaan yang halus
3. Menyediakan permukaan yang mempunyai karakteristik yang kesat, rata sehingga
aman dan nyaman untuk dilalui pengguna. 4.
Menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya Bahan campuran AC-WC terdiri dari agreagat kasar, agregat halus, bahan pengisi
filler, dan aspal. Bahan-bahan tersebut sebelum digunakan harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui sifat-sifat bahan tersebut.
2.3 Syarat Teknis Agregat pada Campuran Laston Asphalt Concrete
Persyaratan teknis yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan persyaratan teknis campuran aspal beton yang dikeluarkan oleh Dep. PU 2010 rev.2, Campuran yang
dihasilkan harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum sebagai berikut :
1. Agregat Kasar
a. Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan No.4
4,75 mm yang di lakukan secara basah dan harus bersih dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel 2.1.
b. Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran
nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan . c.
Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel 2.1. angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat
yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih berdasarkan uji menurut Pennsylvania DoT’s Test Method No.621
d. Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
e. Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampuran aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin cold bin feeds sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan dapat dikendalikan dengan
baik.