5.7  Hubungan Karakteristik Dengan Kadar Aspal
Setelah karakteristik campuran didapat melalui tes Marshall dan perhitungan, maka selanjutnya dibuat grafik  hubungan antara  kadar aspal dengan karakteristik  yang didapat
tersebut diantaranya stabilitas, flow, VMA, VIM, VFB, dan Marshall Quotient.
5.7.1  Stabilitas
Stabilitas adalah ketahanan melawan deformasi akibat beban lalu lintas. Stabilitas yang  rendah  akan  memudahkan  terjadinya  lendutan,  sebaliknya  stabilitas  tinggi  maka
campuran akan mengalami retak. Stabilitas terjadi karena geseran antar butir, penguncian antar partikel agregat, dan daya ikat dari lapisan aspal. Untuk campuran AC – WC halus,
nilai stabilitas menurut Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 minimal 800 kg. Nilai  stabilitas  campuran  AC  –  WC  halus  pada  kadar  aspal  5,  5,5,  6, 6,5,  7
berturut-turut adalah 2543,57 kg, 3332,58 kg, 3753,86 kg, 3637,41 kg, 3313,03 kg. Nilai stabilitas meningkat dari kadar aspal 5, 5,5 sampai 6 dan kemudian menurun pada
kadar aspal 6,5 dan 7 seperti Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Stabilitas Rata-Rata
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Gambar  5.1  menunjukkan  bahwa  kadar  aspal  yang  rendah  menghasilkan pemadatan yang kurang padat karena material bersifat masih kaku saat dipadatkan. Nilai
stabilitas  campuran  menurun  pada  kadar  aspal  6,5  dan  7    ini  disebabkan  karena
. .
St ab
ili ta
s
Kadar Aspal Total
sa pel sa pel
sa pel
i i u rata-rata
kandungan aspal yang cukup tinggi sehingga aspal tidak efektif lagi menyelimuti agregat. Semakin tebal selimut aspal, sifat saling kunci antar agregat menjadi semakin berkurang.
5.7.2  Flow
Flow  kelelehan  plastis  menunjukkan  tingkat  kelenturan  dari  suatu  campuran. Dari alat Marshall dapat dilihat hasil pemeriksaan flow dari campuran. Untuk campuran
AC  –  WC  halus  ,nilai  Flow  mempunyai  spesifikasi  menurut  Departemen  Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 minimal 3 mm. Nilai Flow untuk campuran AC - WC Halus
pada kadar aspal 5, 5,5, 6, 7, 7,5 berturut-turut adalah 2,78 mm, 3,27 mm, 3,59 mm, 4,08 mm, 4,61mm.
Gambar 5.2 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Flow Rata-Rata
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Gambar  5.2  menunjukkan  bahwa  nilai  flow  yang  diperoleh    meningkat  sesuai dengan  bertambahnya  kadar  aspal.  Hal  ini  terjadi  karena  rongga  udara dalam  campuran
yang  terisi  aspal  semakin  banyak  sehingga  ruang  udara dalam  campuran  semakin  kecil. Dengan  bertambahnya  jumlah  aspal  yang  menyelimuti  agregat,  waktu  kelelehannya
bertambah  panjang  sehingga  pada  saat  diberikan  beban  akan  lebih  mampu  mengikuti perubahan bentuk akibat pembebanan.
5.7.3  Marshall Quotient
Marshall  Quotient  MQ  merupakan  perbandingan  nilai  stabilitas  campuran dengan flow yang menunjukkan sifat lentur campuran. Untuk campuran AC – WC halus
. .
. .
. .
. .
. .
. .
Fl ow
Kadar Aspal Total
sa pel sa pel
sa pel
i i u rata-rata