Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar 1. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Pemeriksaan angularitas agregat kasar dilakukan sebanyak dua kali untuk. Hasil rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.2. Berdasarkan hasil pemeriksaan angularitas agregat, dapat disimpulkan bahwa agregat kasar yang digunakan telah memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 yaitu memiliki nilai angularitas agregat kasar sebesar 100.Nilai spesifikasi angularitas agregat kedalaman dari permukaan 10 cm adalah ≥ 95.

4. Keausan Agregat

Ketahanan agregat terhadap pemecahan degradasi diperiksa dengan percobaan abrasi mesin Los Angeles. Pemeriksaan keausan agregat dilakukan pada agregat lolos saringan 6,3 mm tertahan 4,75 mm dan lolos saringan 4,75 mm tertahan 2,36 mm sebanyak satu kali pengujian. Hasil rata-rata dari pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Berdasarkan hasil pemeriksaan keausan agregat diperoleh nilai keausan sebesar 33,04. Dapat disimpulkan bahwa agregat yang digunakan memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 yaitu memiliki nilai keausan 40. Ini menunjukkan agregat cukup kuat dan tahan untuk tidak mengalami keausan atau kehancuran selama proses pencampuran, penghamparan dan pemadatan.

5. Pemeriksaan Kelekatan Agregat Terhadap Aspal

Pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal dilakukan sebanyak dua kali terhadap agregat yang lolos saringan 38” tertahan saringan No. 4. Penentuan nilai kelekatan agregat terhadap aspal relatif sulit dan hanya orang yang telah terbiasa melakukan penelitian ini yang dapat menentukan nilai prosentase kelekatan agregat terhadap aspal. Dari hasil pengamatan dapat didapatkan nilai kelekatan agregat terhadap aspal adalah sebesar 97,9 sehinnga memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 batas minimum yang diisyaratkan yaitu sebesar 95.

6. Soundness Test Pemeriksaan soundness test dilakukan terhadap agregat kasar sebanyak dua

kali. Hasil rata-ratanya seperti pada Tabel 5.2. Berdasarkan hasil pemeriksaan Soundness Test diperoleh nilai sebesar 5,124. Ini menunjukan bahwa agregat yang digunakan memenuhi persyaratan Bina Marga yaitu ≤ 12. Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar Tambahan Jenis Pengujian Hasil Spesifikasi Berat Jenis Bulk SSD Apparent 2,76 2,85 3,01 Penyerapan 2,91 Maks 3 Angularitas 100 ≥ 95 Kadar Lumpur 0,31 ≤ 1 Soundness Test 5,124 ≤ 12 Keausan Agregat 33,04 Maks 40 Kelekatan Agregat thd. Aspal 97,9 Min 95 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar Bongkaran Aspal Lama Jenis Pengujian Hasil Spesifikasi Berat Jenis Bulk SSD Apparent 2,54 2,56 2,60 Penyerapan 0,85 Maks 3 Sumber: Hasil Penelitian, 2014

5.2.2 Hasil Pemeriksaan Agregat Halus 1. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Pemeriksaan terhadap berat jenis agregat halus dilakukan sebanyak dua kali untuk agregat tambahan dan satu kali untuk agregat RAP Reclaimed Asphalt Pavement. Hasil rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.4. Berdasarkan hasil pemeriksaan berat jenis agregat halus, diperoleh hasil penyerapan air oleh agregat sebesar 2,68 untuk agregat halus tambahan dan 0,83 untuk agregat halus RAP Reclaimed Asphalt Pavement . Ini menunjukan bahwa agregat halus yang digunakan memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU. Nilai spesifikasi untuk penyerapan air maksimum 3.

2. Pemeriksaan Angularitas Agregat Halus

Hasil rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.3. Berdasarkan hasil pemeriksaan angularitas agregat, dapat disimpulkan bahwa agregat halus yang digunakan telah memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 yaitu memiliki nilai angularitas agregat sebesar 51,61.Nilai spesifikasi angularitas agregat kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm adalah minimum 40. 3. Kadar LumpurLempung Agregat Halus Pemeriksaan kadar lumpur dilakukan terhadap agregat halus, masing-masing sebanyak dua kali. Hasil dari pemeriksaan kadar lumpur agregat halus dapat dilihat pada Tabel 5.3. Berdasarkan hasil pemeriksaan Kadar Lumpur dapat disimpulkan bahwa agregat halus yang digunakan memiliki nilai sebesar 0,40 sehingga memenuhi persyaratan Departemen Pekerjan Umum DPU 2010 rev.2 yaitu ≤ 1. 4. Sand Equivalent Pemeriksaan sand equivalent dilakukan terhadap agregat halus sebanyak dua kali. Hasil rata-ratanya seperti pada Tabel 5.4.Berdasarkan hasil pemeriksaan Sand Equivalent diperoleh nilai sebesar 79,65, maka agregat halus yang digunakan telah memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum DPU 2010 rev.2 yaitu ≥ 60. Ini menunjukkan bahwa agregat halus cukup bersih karena sedikit mengandung lumpur. Tabel 5.4 Hasil Pemeriksaan Agregat Halus Tambahan Jenis Pengujian Hasil Spesifikasi Berat Jenis Bulk SSD Apparent 2,56 2,63 2,75 Penyerapan 2,68 Maks. 3 Angularitas 51,61 Min. 40 Kadar Lumpur 0,40 Maks.1 Sand Equivalent 79,65 Min. 60 Sumber: Penelitian 2014

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENUAAN DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 1 22

PENDAHULUAN Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 3 7

PENGARUH PENUAAN DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE Pengaruh Penuaan Dan Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 1 12

Studei Sifat Campuran Asphalt Concrete Wearing Cours (AC-WC) Dengan Bahan Utama Bongkaran Aspal Beton Lama Dan Autoclaved Aerated Concrete (AAC) Sebagai Filler.

0 0 1

Kinerja Stiffness, Fatigue dan Creep Campuran Aspal Panas Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).

0 0 1

STUDI SIFAT CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN BAHAN UTAMA BONGKARAN ASPAL BETON LAMA DAN AUTOCLAVED AERATED CONCRETE (AAC) SEBAGAI FILLER.

0 0 11

Pengaruh Komposisi Agregat Kasar Terhadap Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC)

0 0 8

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE–WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN PENGGUNAAN ABU VULKANIK DAN ABU BATU SEBAGAI FILLER

0 0 12

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) TAMBAHAN LATEKS TERHADAP SIFAT MARSHALL

0 1 10

PENGARUH PENGGUNAAN ABU VULKANIK SEBAGAI FILLER TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS ASPHATL CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC) - POLSRI REPOSITORY

0 0 17