Waraji Zōri Netsuke Obijime Obimakura Obiage Obi ita Peraturan dan Sikap Saat Memakai Kimono

l. Waraji

Waraji adalah sandal dari anyaman tali jerami.

m. Zōri

Zōri adalah sandal tradisional yang dibuat dari kain atau anyaman.

n. Netsuke

Netsuke merupakan ornamen yang dikenakan tergantung dari obi pria.

o. Obijime

Tali yang dikalungkan pada obi perempuan.Hal ini diperlukan untuk terus menjaga kimono ditempat yang seharusnya, dan berfungsi sebagai unsur dekoratif.

p. Obimakura

Obimakuraadalah sebuah bantal kecil yang digunakan untuk memberikan volume dan memberi bentuk pada gayaobi perempuan.

q. Obiage

Obiageadalah aksesori untuk obi perempuan, selempang yang terikat di sekitar tepi atas penutup obi dan obimakura dan dapat menyimpan bagian atas dari “simpul” musubi obi di tempat.

r. Obi ita

Obi itamerupakan sebuah papan tipis, seringkali kain yang tertutup, yang dipakai di bawah obi perempuan di depan obi utama supaya terhindar dari semakin kusut. Universitas Sumatera Utara BAB III TEKNIK PEMAKAIAN KIMONO

3.1 Memakai Obi dan Kimono

Penulis akan menjelaskan teknik pemakaian kimono pada wanita dan pemakaian obi yaitu dari jenis Nagoya obi.Memakai kimono dan obi dapat dilakukan bila semua komponen yang dibutuhkan telah ada. Komponen yang dimaksud yaitu: Tabi kaus kaki yang ujungnya terbelah, Hadajuban baju dalaman lapisan dalam, Susoyoke setengah rok dalam, handuk atau alas tubuh, Nagajuban lapisan dalam yang panjang, Han eri kerah separuh, Eri Shin lapisan separuh kerah, Chikara nuno penyesuaian kerah, Date jime atau date maki ikat pinggang dalaman, Koshi himo ikat pinggang, ikat pinggang kimono, Obi ikat pinggang lebar dan panjang, Kari himo pita sementara, Obi ita penahan obi, Obi makura alas obi,Obi age rangka ikat, Obi jime ikat obi, dan Zori sandal.

3.1.1 Tabi

Tabi harus dipasang pada kaki sebelum menempatkannya pada hadajuban dan susoyoke.Pemakaian tabi setelah menempatkannya pada kimono agak sulit dan menyebabkan kimono kehilangan bentuknya. Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Hadajubandan Susoyoke

Hadajuban dan susoyoke dipakai langsung di atas bra dan celana.Kerah dari hadajuban tidak harus dipasang ketat dan tidak terlihat di bawah kerah dalaman kimono.Keliman dari susoyoke harus cukup panjang untuk menyembunyikan bagian atas dari tabi.Lampiran Gambar 3.1

3.1.3 Alas Tubuh Body Pads

Karena kimono dipotong dan dijahit lurus, maka perlu memodifikasi bentuk tubuh anda untuk mempertahankan kealamian, aliran halus, dan garis silindris dari kimono.Area yang berkaitan dengan bagian pipih disektiar tulang kerah, perut, pergelangan tangan, paha dan dada.Sebagaimana telah disebutkan, kutang kimono dirancang untuk menekan garis dada. Cekungan pada bentuk tubuh dapat disesuaikan dengan menggunakan pad atau alas atau handuk tipis. Berikut cara memasang alas tubuh body pads Lampiran Gambar 3.2: 1. Setelah memasang hadajuban dan susoyoke, maka pertama isi pada bagian cekungan di sekitar tulang kerah. Ini dilakukan dengan kain wool atau handuk tipis kecil. Handuk jepang yang panjang dan tipis adalah ideal untuk tujuan ini dan pad atau pakain dalam dengan bahan pengisi juga bisa. 2. Bagian kecil di belakang dapat diisi dengan handuk yang telah dilipat untuk mengikuti bentuk tubuh dan tetap menjaganya pada posisi itu dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan ikat pinggang. 3. Dua atau tiga handuk dijahit bersama serapi mungkin untuk mengisi ruang di bawah dada.

3.1.4 Han Eri

Sebelum memakai dalaman kimono nagajuban, maka perlu untuk menjahit han eri pada nagajuban.Lapisan atau lembaran keras eri shin seringkali dimasukkan atau ditempelkan ke dalam haneri pada nagajuban.Eri shin berfungsi untuk membuat kerah kimono berdiri tegak dan indah. Lampiran Gambar 3.3 Pada saat menjahit han eri, penyesuaian kerah chikara nuno harus dijahit pada dalaman kimono. Chikara nuno adalah merupakan pergi panjang yang lebar 10 x 41 cm dari kain dengan tiga ikatan yang ditempelkan padanya.Penysuaian kerah ini mengantung dari leher sepanjang keliman tengah.Dengan melekatkan tali kerah dari nagajuban melalui satu putaranikatan, pembukaan nagajuban pada tengkuk dapat disesuaikan.

3.1.5 Nagajuban

Kimono bagian dalam dengan panjang penuh nagajuban dipakai setelah hadajubandan susoyoke dan setelah melakukan penyesuaian pada bentuk tubuh.Ketika memakai bagian dalaman kimono, pastikan menyisakan bagian yang terbuka seukuran kepalan anda pada bagian tengkuk. Lipat bagian bawah kimono dari Universitas Sumatera Utara kiri ke kanan dan susun panel kerah depan sehingga terbuka pada bagian leher dengan lebar seukuran tiga jari. Tempat yang pipih di bawah leher tidak terlihat. Berikut cara memakai nagajuban Lihat Lampiran Gambar 3.4: 1-2. Ambil tali yang menempel pada ujung kerah satu pada panel kerah bagian dalam yang lewat melalui lubang lengan kiri dan lewatkan melalui satu loop simpulan pada chikara nuno. Simpulan utama seringkali menjadi salah satu yang memberikan pembukaan yang tepat pada bagian tengkuk. Bawa tali ikatan ke depan dan kemudian balik arahnya. Kemudian tali ini di bawa ke belakang. 3. Untuk menyesuaikan panel kerah bagian dalam, letakkan pada ujung kerah dengan tangan kiri anda, sehingga panel bagian dalam akan bergerak halus pada pergelangan tangan dan paha. Tarik dan sesuaikan panel bagian luar dengan cara yang sama. Bila kimono bagian bawah terlalu panjang, maka harus dikumpulkan dan dilipat pada pergelangan tangan.Jangkau sektiar punggung anda dan luruskan pada keliman tengah. 4. Letakkan ikat pinggang date jime atau ikatan di dalam date maki pada bagian belakang ikat pinggang. Setelah kimono bagian bawah disesuaikan dengn benar ke belakang dan di depan, maka ketatkan ikat pinggang atau ikat bagian bawah di bagian depan. Lampiran Gambar 3.5 Universitas Sumatera Utara

3.1.6 Kimono Slip danPad yang Mudah Dipakai

Bagi perempuan yang memakai kimono untuk yang pertama kali, maka ada kimonoslip dan pad yang mudah dipakai. Ini tentu membuat penyesuaian tubuh menjadi lebih mudah untuk dicapai dan akan lebih sesuai karena memisahkan kerah dan lengan baju yang kemudian menjadi bagian dari pakaian dalaman untuk menjadi lebih kuat. Kimono slip dipakai persis seperti nagajuban dan memiliki kantong di dalam dimana pad ditempatkan untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Berikut cara memakai kimono slip Lampiran Gambar 3.6: 1. Setelah memasang Kimono slip, lewatkan tali yang menempel ke arah ujung kerah melalui satu putaran chikara nuno, sisakan bagian yang terbuka yang diperlukan dari kerah pada bagian tengkuk kurang lebih selebar kepalan tangan. 2. Bawa tali ke depan, lewatkan melalui putaran pada ujung kerah, tarik ujung kerah ke bawah dan ikatkan talinya. 3. Setelah memastikan bahwa bagian yang terbuka di garis leher depan telah disesuaikan dengan benar kurang lebih selebar tiga jari, ikatkan tali pendek yang menempel pada kerah. Ini hanya menahan ujung kerah dari pergerakan ke samping sehingga tali tidk terikat terlalu ketat. 4. Letakkan pad atau alas pada bagian kecil dari punggung untuk mengisi bagian cekung di atas garis pinggul dan membuat garis halus yang diperlukan untuk memakai kimono dengan baik. Letakkan pada ikat pinggang date jime yang Universitas Sumatera Utara elastis. Hal ini dimaksudkan untuk menekan pada pinggang dan menjaga keketatannya, bila perlu. 5. Date jime harus dilewatkan di atas ujung kerah untuk menahannya agar tetap berada di tempat. 6. Separuh lengan untuk kimono slip ini ditempelkan dengan pita plester serbaguna, menciptakan penampilan yang terlihat tidak ada perbedaan dari nagajuban biasa.

3.1.7 Kimono

Setelah kimono bagian dalam juban atau kimono slip yang sudah terpasang, sekarang saatnya untuk memasang kimono itu sendiri. Berikut teknik pemakaian kimono Lampiran Gambar 3.7: 1. Berdiri dengan punggung yang lurus, dengan membawa ujung kerah kiri dan kanan bersama-sama. Keliman tengah belakang dari kimono harus langsung sejalan dengan bagian tengah dari punggung. Untuk mempertahankan kembali pada panel di tempat, jepit sementara kerah kimono pada kerah dari kimono bagian dalam dengan jepitan. 2. Dengan kanan tangan tarik ujung kerah langsung di depan. Bawa ke belakang keliman tengah dengan tangan kiri dan naikkan atau angkat kimono dari lantai. Kemudian turunkan keliman kimono hingga telah disesuaikan dengan lantai. 3. Untuk menentukan lebar dari panel kimono bagian luar, pegang panel kimono kanan lepas dari tubuh anda dan balut panel kiri bagian luar ke seluruh tubuh Universitas Sumatera Utara hingga ujung kerah kiri pada titik langsung di bawah ketiak kanan. 4. Sementara memegang panel kiri bagian luar ke arah depan, balut panel kanan bagian dalam di seluruh tubuh anda. Keliman dari panel bagian dalam harus dinaikkan kurng lebih 15 cm dari lantai. Lebihan kain harus dikumpulkan dengan rapi dan dilipat di atas pinggul sebelah kiri. 5. Balut panel bagian luar di atas panel bagian dalam. Pastikan bahwa ujung kerah terluar yang sampai pada titik langsung di bawah ketiak kanan. Keliman dari panel terluar harus dinaikkan sedikit kurang dari separuh 6 – 6.5cm dengan jarak panel bagian dalam pada keliman yang berada di atas lantai. Setelah kimono yang dilipat pada pinggang, kerutan-kerutan harus diratakan dengan mendorong pada sisi-sisi dan lebihan kain yang disesuaikan pada kedua sisi dengan membuat lipatan ke arah punggung. 6. Ketika kedua panel telah diposisikan dengan benar, ikat ikatan pinggang koshi himo 2 – 3cm di atas garis pingang untuk mempertahankannya di tempat. 7. Letakkan tangan kiri melalui lubang lengan kiri dan meratakan kimono dari belakang ke depan, membuat lipatan yang diperlukan. Lakukan hal yang sama di depan dengan panel bagian luar. Susun garis bawah dari lipatan di depan sehingga lurus dan rapi. 8. Periksa untuk melihat kerah depan dari kimono bagian dalam terlihat dengan benar. Kemudian jepit satu ujung dari ikat pinggang kimono yang elastis yang memiliki panjang kira-kira selebar bahu, ke panel dalam tepat di atas pinggang. 9. Setelah menyusun lipatan pada sisi kanan, balut ikat pinggang kimono sekitar Universitas Sumatera Utara punggung dan ketatkan ujung lain pada panel terluar. 10. Setiap kerutan pada punggung harus diambil dengan melipat dan mendorong ke arah bagian terbuka di bawah lengan baju. 11. Lebihan kain di bawah bagian terbuka pada lengan baju harus dikumpulkan pada sisi kanan dan lipat di dalam panel luar. 12. Pasang ikat pinggang date jime sepanjang garis pinggang di bagian punggung. 13. Bawa ikat pinggang ke depan. Kain yang berlebih di bawah dada harus didorong ke sisi-sisi sebelum mengetatkan ikat pinggang dengan pita plester serba guna. 14. Ketatkan ikat pinggang lengkap untuk dipasangkan pada kimono.

3.1.8 Obi

Berikut akan dijelaskan pemakaian obi dari jenis Nagoya obi. Sebelum mengikatkan Nagoya obiLampiran Gambar 3.8 dan ingat ujung mana yang termasuk te bagian pendek dan ujung mana yang tare bagian panjang. Perhatikan juga bahwa dengan obi bermotif penuh sama panjang, baik ujungnya pada bagian te atau bagian tare. Berikut cara memakai Nagoya obiLampiran Gambar 3.9: 1. Gantungkan bagian pendek te di atas titik dari bahu kiri anda dari belakang ke depan. Pinggiran yang dilipat dari obi yang menghadap ke bawah, pinggiran ujung yang tidak dilipat ke arah bagian depan. 2. Bagian panjang tare dari obi dibalut atau ditutupi sekitar pingang sebanyak dua kali. Setelah waktu putaran pertama , sisipkan penahan obi obi ita di depan. Universitas Sumatera Utara 3. Pegang obi dengan sisi bagian bawah yang telah dilipat dan tarik tegangannya. Ini menyisakan sisi lipatan atas cukup longgar untuk memungkinkan anda bernafas lega dan memakai kimono dan obi dalam posisi yang nyaman. 4. Turunkan bagian pendek seperti diperlihatkan dalam ilustrasi lampiran gambar. Pastikan bahwa ini bebas kerutan. 5. Dengan jari telunjuk kiri anda tentukan dimana bagian pendek memenuhi bagian dasar dari obi di bagian belakang. 6. Angkat bagian panjang di atas bahu kanan anda, lipat bagian pendek ke dalam segitiga pada saat yang sama. Ikatkan ikat sementara kari himo sepanjang bagian atas dari obi. 7. Biarkan bagian panjang turun. Ukur sektiar 80 cm dari ujung bagian panjang. Pastikan lipatan itu menciptakan hiasan drum. Bila obi memiliki disain drum maka disain akan telirhat dan terpusat di bagian belakang. Hiasan drum pada saat ini biasanya berukuran 20 cm di bawah ikatan sementara. 8. Bagian tengah alas obi obi makura di bawah hiasan drum. Kemudian sementara memegangobi makura dengan tangan kiri anda, luruskan dan datarkan lipatan bagian dalam. 9. Naikkan bagian drum dari haluan bagian belakang. 10. Tarik pengikat dari obi makura ke depan dan kemudian ke bawah. Ikatkan di depan dan kemudian masukkan pada bagian atas obi. 11. Naikkan bagian panjang ke bahu kanan anda dan haluskan obi di bawah alas obi. Tarik dan luruskan bagian segitiga bagian pendek yang menggantung di bawah Universitas Sumatera Utara alas atau pad obi. Tutup pad obi dengan rangka ikat obi age dan ikatkan sementara di bagian depan. 12. Turunkan bagian tali. Tentukan ukuran drum, cakupan lengan ke bawah dan pegang bagian panjang dimana jari anda menyentuhnya. 13. Naikkan dan lipat bagian panjang seperti diperlihatkan dalam lampiran gambar. 14. Sekarang ukuran drum telah diatur, sesuaikan ujung bagian panjang sehingga menggantung pada panjang jari telunjuk 7 cm di bawah obi itu sendiri. 15. Dengan tangan kiri anda melewati bagian pendek melalui drum itu sendiri. Untuk mempertahankan bentuk drum, selipkan tangan kanan anda ke dalam drum untuk menahannya. 16. Ratakan bagian pendek dan lipat dengan rapi ke dalam drum. 17. Lewatkan tali obi obi jime melalui drum dan ikat di bagian depan, menurut petunjuk yang diberikan di bawah ini. Langkah terakhir adalah mengikat rangka ikat obi age dengan benar, instruksi dimana akan diberikan seperti ilustrasi lampiran gambar. 18. Wanita yang sudah menikah biasanya mengatur drum dengan lapisan yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang belum menikah dan obi makura yang mereka gunakan adalah lebih kecil dari yang digunakan oleh wanita yang belum menikah. Universitas Sumatera Utara

3.1.9 Tali Obi

Cara untuk mengikat tali obi obi jimeLampiran Gambar 3.10: 1. Dengan ujung tali obi di depan, pastikan bahwa kedua ujung ini memiliki panjang yang sama. Silangkan ujung kiri ke arah ujung kanan. 2. Ikatkan dan jaga keketatan simpul dengan jari anda. 3. Buat simpulan dengan ujung tali bagian atas. 4. Tekukkan ujung lain sambil sementara menahan simpulan pertama agar tetap ketat, lewatkan tali melalui putaran. 5. Tarik kedua ujungnya dan ketatkan simpulan akhir. 6. Lipatkan tali kiri ke atas dari bawah dan tali kanan ke bawah dari atas, tarik ujung sampingnya. 7. Wanita yang sudah menikah biasanya mengikat tali obi tepat di bawah garis tengah obi. Wanita yang belum menikah mengikatkannya langsung di sepanjang garis tengah.

3.1.10 Rangka ikat Cara untuk mengikat rangka ikat obi age Lampiran Gambar 3.11:

1. Setelah melepaskan ikatan simpul temporer ikatan sementara, pastikan lebar dari obi age sepertiga dari lebar awal dengan melipat sepertiga dari sisi terluar ke arah dan ke dalam seperti terlihat dalam ilustrasi pada lampiran gambar. Lipatkan di bagian atas. Universitas Sumatera Utara 2. Pastikan bahwa kedua ujung memiliki panjang yang sama dan melintasi ujung kiri di atas ujung kanan. 3. Tarik ujung kiri ke bahu kiri anda 4. Turunkan ujung kiri dan ratakan kerutan yang ada. 5. Lipat ujung kanan ke dalam bentuk huruf L dan dengan ujung kiri yang diikatkan pada ikatan simpul seperti dalam ilustrasi lampiran gambar. 6. Letakkan jari telunjuk kiri anda di dalam putaran dan tarik ujung kiri. 7. Lipat ujung yang longgar ke dalam obi age. 8. Lipat obi age ke dalam obi sehingga memperlihatkan garis atas dari obi. Wanita yang belum menikah secara tradisional lebih baik memperlihatkan obi age, sementra wanita yang menikah umumnya melipatkannya ke bagian dalam pada obi.

3.1.11 Penampilan Kimono yang Tepat

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diamati untuk memakai kimono dengan benar dan baik. Untuk wanita yang belum menikah: 1. Kurang lebih 2 cm dari kerah kimono bagian bawah harus memperlihatkan bagian dari kerah kimono pada garis leher bagian depan. Universitas Sumatera Utara 2. Sembunyikan kerah di bawah kimono pada bagian tengkuk kurang lebih 5 mm di bawah kerah kimono. 3. Sesuaikan bagian leher kimono untuk menyembunyikan tulang kerah. 4. Leher kimono pada bagian tengkuk harus ditarik ke belakang dengan lebar tiga jari dan terbentuk seperti huruf V. 5. Angkat keliman dari panel kimono bagian dalam kurang lebih 15 cm dari lantai 6. Panel kimono bagian luar harus dinaikkan 6 – 6.5 cm dari lantai 7. Lipatan kimono di bawah obi harus kurang lebih sama panjangnya dengan jari telunjuk. Pastikan bagian lipatan dasar dari lipatan lurus. 8. Obi dipakai lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang belum menikah. 9. Dalam melipat obi age ke dalam bagian atas obi, buat lebih ketat. 10. Pastikan simpul ikatan obi berada di bagian tengah obi. 11. Wanita yang belum menikah menggunakan pad obi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menikah dan posisi garis puncak obi lebih tinggi 12. Sisi dari bagian panjang obi haruslah kurang lebih sepanjang jari telunjuk di bawah obi itu sendiri. Untuk wanita yang sudah menikah: 1. Kurang lebih 1.5 – 2 cm dari kerah dari kimono bagian bawah harus terlihat pada bagian garis leher pada kerah kimono. 2. Bagian pembukaan pada leher harus memiliki lebar tiga jari Universitas Sumatera Utara 3. Pembukaan kerah pada bagian tengkuk harus memiliki bentuk yang bulat dari huruf U. 4. Angkat keliman dari panel kimono bagian dalam kruang lebih 15 cm dari lantai 5. Panel kimono bagian terluar harus dinaikkan 6 – 6.5 cm dari lantai belum 6. Posisi obi lebih rendah dari pada wanita yang belum menikah. 7. Jangan membiarkan obi age terlhat lebih menonjol. 8. Tali obi harus diikastkan dengan lebar tali di bawah garis tengah obi. 9. Dibandingkan dengan wanita yang belum menikah, obi makura lebih kecil dan garis puncak obi adalah lebih rendah. Ketika memakai yukata, lihat beberapa hal berikut : 1. Tutup garis leher depan sebanyak mungkin. 2. Jangan biarkan kerah pada bagian tengkuk terbuka terlalu lebar. 3. Perhatikan untuk tidak membuat lipatan di bawah obi terlalu panjang dan pastikan lipatan dasar dari lipatan itu adalah rapi dan lurus. 4. Angkat keliman dari panel kimono terluar separuh tinggi 4-5 cm ketika keliman dari panel kimono bagian dalam 8 cm. 5. Biarkan keliman turun secara alami dan dieprtahankan pada pergelangan kaki. Universitas Sumatera Utara

3.2 Peraturan dan Sikap Saat Memakai Kimono

Wanita harus memilih warna yang tepat dan desain yang sesuai dengan usia dan status perkawinan. Ada perbedaan yang jelas antara warna, desain, dan panjang lengan antara wanita yang sudah menikah dan wanita yang belum menikah.Sebagai contoh hanya wanita yang belum menikah biasanya lebih muda mengenakan kimono dengan lengan panjang yang melambai furisode. Dengan kata lain wanita yang sudah menikah tidak seharusnya mengenakan furisode di depan umum. Wanita muda dapat mengenakan warna yang lebih cerah dan ikat pinggang lebar atau obi yang dapat di ikat dengan cara yang lebih mencolok. Ikat kecil yang menjaga obi di tempat, di ikat dengan cara yang berbeda tergantung pada apakah kesempatan itu saat sedih atau senang. Perempuan yang sudah menikah harus mengenakan kimono berlengan pendek, desain dan wana yang lebih konservatif Tomesode.Begitu juga perbedaan antara situasi formal dan informal harus diperhatikan. Mengenakan kimono bukan hanya permasalahan teknik pemakaiannya, tetapi juga bagaimana cara pemakai yang memakai kimono agar bisa terlihat elegan atau malah menjadi hambar biasa saja. Sikap badan sangat perlu untuk diperhatikan.Ini harus terlihat alami, dengan punggung lurus, dagu ditarik sedikit dan bahu yang rileks. Gerakan tiba-tiba dan kasar harus dihindari, karena akan Universitas Sumatera Utara memperlihatkanlengan dan terutama kaki dan bahkan kaki yang dapat dilihat secara sekilas dirasa cukup buruk. Pergerakan tangan harus diatur agar tidak menyeret ataupun berayun sembarangan.Pada saat berjalan, berjalanlah dengan anggun. Langkah yang besar yang terburu-buru dapat merusak lipatan depan kimono. Kesimpulannya, ketika sedang memakai kimono pergerakan harus dibatasi, lebih lambat, dan lebih seimbang daripada pakaian ala barat yang memungkinkan untuk bergerak bebas.

3.3 Perawatan Kimono