3. Kain dicelupkan pada bak pewarna yang berisi larutan indigosol setelah itu
dijemur di bawah terik matahari sekitar 2 menit sambil sesekali di balik agar warna muncul dan rata.
4. Tahap selanjutnya adalah menetralisir warna dengan mencelupkan pada air
yang bersih. Setelah itu mengulangi proses yang sama sebanyak tiga sampai empat kali sesuai dengan kepekatan warna yang diinginkan.
5. Seletah itu adalah proses fiksasi atau penguncian warna dengan cara membuat
larutan HCl dengan perbandingan 10 cc HCl + 10 liter air. Kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan HCl. Pastikan seluruh kain tercelup rata agar
tidak belang. Fungsi dari penguncian warna sekaligus untuk memunculkan warna. Setelah proses fiksasi selesai kemudian kain batikan dibilas
menggunakan air bersih sampai tidak tercium lagi bau HCl, karena sifat HCl seperti air keras sehingga apabila dalam proses pembilasan tidak bersih maka
kain akan gampang sobek.
e. Pelorodan
Pelorodan adalah proses menghilangkan lapisan malam pada kain. Cara menghilangkan malam adalah dengan merebus kain batik ke dalam air mendidih
dengan menggunakan soda abu atau waterglass. Yang berfungsi untuk mempercepat proses penghilangan malam pada kain. Sebelum kain direbus
terlebih dahulu kain dicelupkan dalam air biasa. Agar perpindahan panas pada air mendidih dapat dinetralisir dengan keadaan kain yang basah. Setelah direbus
sisa-sisa malam yang masih menempel dibersihkan dengan air bersih sambil dikucek perlahan sampai kain batikan benarbenar bersih dari malam.
Gambar 98. Proses pelorodan
Dalam proses pelorodan biasanya sisa dari rebusan air masih bercampur dengan malam yang telah meleleh. Air sisa pelorodan sebenarnya masih dapat
digunakan jika tidak sangat keruh dan endapan malam tidak terlalu banyak agar lebih menghemat air. Proses ini dapat dilakukan dengan menambahkan debit air
pada sisa rebusan. Malam akan membeku dan menjadi lapisan pada atas tempat pelorodan. Kemudian lapisan malam tersebut diambil dan disaring untuk
memisahkan dengan air sisa rebusan. Air tersebut dapat difungsikan lagi untuk proses pelorodan selanjutnya.
f. Proses Menggranit
Menggranit adalah membatik kembali pada bagian garis klowong atau motif utama dengan cara memberi isen titik-titik nyeceki pada garis klowong
tersebut. Teknik menggranit merupakan teknik yang dilakukan setelah proses pembatikan, pewarnaan, dan pelorodan pertama selesai lalu dibatik kembali
dengan cara membatik cecekan pada garis atau outline motif utama.
Gambar 99. Proses menggranit a dan hasil granitan b g.
Proses Mbironi
Mbironi merupakan proses menutup sebagian motif yang dikehendaki untuk ditutup dan sebagian lagi untuk dibiarkan agar terkena warna saat proses
menyoga. Pada saat proses mbironi dibutuhkan ketelitian dan kecermatan agar pada saat proses penutupan dengan menggunakan malam tidak terkena bagian
motif yang telah digranit.
Gambar 100. Proses mbironi h.
Proses Menyoga dan Gebasan
Menyoga adalah proses memberi warna pada kain pada garis klowongan atau garis motif tertentu setelah proses pelorodan pertama dengan cara dicelup.
Warna yang digunakan adalah warna sogan atau coklat kunir. Sedangkan warna gebasan adalah pengunaan warna-warna tipis pada garis klowongan seperti
penggunaan warna biru muda, merah muda, biru abu, hijau abu, hijau muda, violet muda, dan warna-warna muda lainnya. Digunakan warna muda karena agar
garis masih tetap terlihat. Dan fungsi dari sogan dan gebasan yaitu agar warna putih pada klowongan tidak terlalu dominan.
Gambar 101. Hasil warna sogan a dan hasil warna gebasan b
BAB IV PEMBAHASAN KARYA
Penciptaan tugas akhir karya seni yang berjudul “Penerapan Topeng Panji
Bobung sebagai Motif Batik untuk Elemen Estetis Working Space” mengangkat topeng Panji dari Bobung Gunungkidul sebagai objek dalam membuat motif
batik yang difungsikan sebagai aksesoris Working Space. Topeng Panji merupakan salah satu topeng klasik yang memiliki karakter beragam yang dahulu
memiliki fungsi untuk ritual keagamaan dan sekarang menjadi benda seni sebagai perlengkapan dalam tari topeng Panji. Topeng merupakan muka atau wajah
berupa gambaran utama dalam figur yang berkaitan dengan sifat manusia. Hakekat penggunaan topeng adalah tindak penyamaran, yang dimaksud
adalah penyembunyian jati diri dan mengekspresikan suatu karakter. working space merupakan ruang personal sebagai tempat menuangkan ide gagasan dan
pemikiran. Diharapkan pemakaian motif Topeng Panji untuk elemen estetis working space sebagai identitas karakter personal yang mencerminkan kekuatan
diri yang nampak dan dapat menciptakan aura positif dalam pekerjaan yang dilakukan. Panji dalam konteks Cerita Panji dan budaya Panji merupakan
folklor atau sastra klasik yang murni berasal dari Indonesia, khususnya dari Jawa Timur bersumber dari kerajaan Kadiri dan Jenggala berkisah tentang Panji
Asmoro Bangun dan Galuh Candra Kirana. Karya yang akan dipamerkan berjumlah 11 karya. Satu set aksesoris diantaranya cover up kursi kerja Mandala
Kuda Gadingan, Panji Semirang table lamp, Inu Kertapati standing lamp, taplak coffee table otentik Anggraeni, taplak meja kerja Lembu Hamijoyo, bantal lereng