8
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang
luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama-sama dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain Allport: dalam Muslimin, 2000: 9. c. Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
2.3 Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran kolaborasi dalam kelompok-kelompok kecil, diamana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam pembelajaran kooperatif menunjukkan siswa untuk mampu bekerjasama dalam kelompoknya untuk belajar bertanggung jawab terhadap
hasil belajar yang diperolehnya baik untuk individu maupun dalam kelompoknya. Ada lima ciri utama belajar secara kooperatif yang dikemukakan oleh Johnson dalam
Ardana 2006: 16 antara lain: a. Tujuan masing-masing kelompok adalah memaksimalkan kemampuan belajar setiap
anggotanya dan bila mungkin sampai batas kemampuannya. b. Masing-masing anggota kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk tetap utuh
dalam satu ikatan kelompok fanatic group. c. Masing-masing anggota kelompok bekerjasama saling berhadapan untuk
menghasilkan prestasi akademika maupun personal bersama. d. Setiap kelompok diajarkan keterampilan sosial untuk digunakan mengkordinasikan
upaya mereka bersama-sama, dan kerja kelompok sangat ditekankan. e. Setiap kelompok diwajibkan melakukan evaluasi diri tentang keberhasilan belajar
mereka sendiri. Sedangkan Muslimin 2000:6 menyatakan ada empat ciri pembelajaran kooperatif,
yaitu: 1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya. 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
9
3 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
4 Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
2.4 Keunggulan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Budiadnyana dalam Armika: 2004 model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
a. Meningkatkan hubungan antar individu siswa dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk terlibat
aktif, memiliki rasa tanggung jawab, meningkatkan interaksi dalam pencapaian sasaran belajar.
b. Siswa dapat memberikan dukungan pada interaksi sosial, karena akan tertanam sikap saling menghargai pendapat teman yang merupakan cermin dari sikap ilmiah,
meningkatkan ketekunan, ketabahan dan keterlibatan dalam mengerjakan tugas-tugas. c. Memupuk rasa percaya diri dan peningkatan aktualitas konsep diri masing-masing.
d. Meningkatkan pencapaian atau produktivitas akademik karena adanya rasa keterkaitan antar anggota dalam kelompok, peningkatan pola-pola interaksi, rasa tanggung jawab,
dorongan untuk kreatif, hal ini akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Menurut Loundgren dalam Muslimin, 2000: 18 menyatakan manfaat pembelajaran
kooperatif berdasarkan hasil penelitian pada siswa terhadap hasil belajarnya antara lain: 1 Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas, 2 Rasa harga diri menjadi lebih tinggi,
3 Memperbaiki sikap terhadap hasil belajar, 4 memperbaiki kehadiran dan angka putus sekolah menjadi rendah, 5 Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih
besarnnya, 6 Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil dan konflik antarpribadi berkurang, 7 Pemahaman lebih mendalam karena para siswa memiliki motivasi belajar
lebih besar, 8 meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, dan toleransi.
2.5 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin 1993: 63 mengatakan bahwa ada tujuh model pembelajaran kooperatif yang biasa diterapkan oleh guru yaitu:
a. Divisi tim Siswa Berprestasi Student Teams-Achievement Divisions Dalam model ini siswa disusun dalam kelompok-kelompok yang anggotanya terdiri
atas 4 empat orang siswa yang berbeda heterogen, dan siswa belajar sebagai sebuah tim dan memberi kontribusi kepada tim lainnya untuk dapat berprestasi secara optimal.