area penelitian yang telah mapan. Farmakoekonomi berhubungan dengan ekonomi kesehatan dan penelitian klinik yang terkait dengan keluaran klinik dan humanistik. Ekonomi kesehatan
mencakup berbagai topik, termasuk permintaan dan kebutuhan dari sumber daya kesehatan, pengaruh dari asuransi kesehatan, dan kebutuhan tenaga. Penelitian outcome klinik dan
humanistik didefinisikan sebagai cara untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengevaluasi hasil akhir dari suatu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini tidak hanya konsekuensi klinik dan
humanistik, tetapi juga outcome seperti keadaan kesehatan pasien dan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diterima. Farmakoekonomi merupakan salah satu tipe penelitian
outcome, tetapi tidak semua penelitian outcome adalah penelitian farmakoekonomi. Jika penelitian dilakukan dengan mengevaluasi dan membandingkan outcome ekonomi dan klinik
dari suatu produk atau pelayanan farmasi maka termasuk dalam penelitian farmakoekonomi.
2.3.2. Tipe Studi Farmakoekonomi
Tipe studi Farmakoekonomi meliputi cost-minimization analysis, cost-effectiveness analysis, cost-utility analysis, cost-benefit analysis, cost of illness, cost-consequence, dan
teknik analisis ekonomi lain yang memberikan informasi yang penting bagi pembuat keputusan dalam sistim pelayanan kesehatan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Setiap
metode mengukur biaya dalam rupiah tetapi berbeda dalam mengukur dan membandingkan outcome kesehatan.
Tabel 2.1. Empat Tipe Dasar Analisis Farmakoekonomi Vogenberg, 2001 Metodologi
Unit biaya Unit Outcome
Cost-minimization analysis CMA
Rupiah atau unit moneter
Kelompok yang dibandingkan diasumsikan ekuivalen
Cost-effectiveness analysis CEA
Rupiah atau unit moneter
Unit natural life years gained, tekanan darah mmHg, kadar
glukosa darah mMolL
Cost-benefit analysis CBA
Rupiah atau unit moneter
Rupiah atau unit moneter Cost-utility analysis CUA Rupiah atau unit
moneter Quality-adjusted life year
QALY atau utility yang lain
2.4. Cost of Illness COI
Analisis cost-of-illness COI merupakan bentuk evaluasi ekonomi yang paling awal di sektor pelayanan kesehatan. Tujuan utama COI adalah untuk mengevaluasi beban ekonomi
dari suatu penyakit pada masyarakat, meliputi seluruh sumber daya pelayanan kesehatan yang dikonsumsi. Studi COI dapat menggambarkan penyakit mana yang membutuhkan peningkatan
alokasi sumber daya untuk pencegahan atau terapi, tetapi mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan bagaimana sumber daya dialokasikan, karena tidak dilakukan pengukuran benefit.
Selain itu, dalam studi ini dikembangkan berbagai metode, yang dapat membatasi perbandingan dari hasil studi. Studi dapat bervariasi berdasarkan sudut pandang, sumber data
yang digunakan, kriteria biaya tidak langsung, dan kerangka waktu untuk menghitung biaya. Studi COI yang komprehensif meliputi baik biaya langsung maupun tidak langsung.
Biaya langsung mengukur opportunity cost dari sumber daya yang digunakan untuk mengatasi penyakit tertentu, sedangkan biaya tidak langsung mengukur nilai sumber daya yang hilang
karena penyakit tertentu. Meskipun beberapa studi juga memasukkan intangible cost dari nyeri atau sakit, biasanya pada pengukuran kualitas hidup, kategori biaya tidak dihitung karena
kesulitan menghitung biaya secara tepat. Biaya medik langsung meliputi pengeluaran pelayanan kesehatan untuk diagnosis, terapi, terapi pemeliharaan, dan rehabilitasi, sedangkan
biaya non-medik langsung adalah sumber daya yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kesehatan, misalnya transportasi dari atau ke tempat pelayanan kesehatan, pengeluaran untuk
keluarga, dan waktu dari anggota keluarga untuk merawat pasien. Istilah biaya tidak langsung digunakan untuk menilai produktivitas yang hilang terkait dengan penyakit atau kematian.
Istilah ini tidak sama artinya jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Dalam akuntansi, biaya tidak langsung mengacu pada aktivitas tambahan atau pendukung yang dibutuhkan unit
pengguna, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan istilah biaya produktivitas yang terkait dengan morbiditas dan mortalitas.
Studi COI dapat dilakukan dari beberapa sudut pandang yang berbeda, dimana masing- masing sudut pandang biaya yang dihitung berbeda. Berdasarkan sudut pandang perspektif
tersebut dapat diukur biaya masyarakat, sistim pelayanan kesehatan, pihak ketiga, pemerintah, atau pasien.
2.4.1. Tipe Cost-of Illness
Studi cost-of-illness dapat dilakukan berdasarkan data epidemiologi, yaitu pendekatan prevalensi atau insidensi, metode yang dipilih untuk menghitung biaya, yaitu top down atau
bottom up, dan hubungan antara awal penelitian dan pengumpulan data, yaitu studi retrospektif dan prospektif.
a. Pendekatan Prevalensi vsInsidensi