terjadinya kanker, tingkat pendidikan yang rendah cenderung terjadi keterlambatan dalam upaya diagnosis dini ke pelayanan kesehatan akibat kurangnya paparan informasi Hidayat,
2001. Pada penelitian ini secara keseluruhan pasien kanker serviks yang menjalani
pengobatan di RSUP Sanglah Denpasar telah menggunakan jaminan kesehatan milik pemerintah yang menanggung seluruh biaya pengobatan pada pasien kanker serviks di rumah
sakit. Sehingga pasien tidak perlu merasa khawatir dengan biaya yang cukup besar untuk pengobatan di rumah sakit. Memiliki tanggungan jaminan kesehatan sangat penting dewasa
ini, terutama bagi penderita kanker. Penyakit kanker memerlukan terapi yang sangat mahal dimana berhubungan dengan radioterapi, kemoterapi yang menggunakan obat-obat sitostatika
serta pembedahan. Sebagian besar pasien kanker serviks dalam penelitian ini merupakan wanita yang masih
produktif. Di Indonesia, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita usia produktif. Pada usia produktif 30-50 tahun perempuan yang sudah kontak seksual
akan berisiko tinggi terkena kanker serviks Fitriani dan Ambarini, 2012. Hal ini akan berkaitan erat dengan kehilangan biaya produktivitas pada pasien kanker serviks.
Pasien kanker serviks dalam penelitian ini sebagian besar beragama Hindu. Hal ini terkait dengan alamat asal pasien yang kebanyakan yaitu sejumlah 20 pasien dari 22 pasien,
berasal dari wilayah Bali dimana diketahui bahwa mayoritas penduduk di Bali beragama Hindu dan hanya dua pasien yang berasal dari luar wilayah Bali yaitu NTB dan NTT, hal ini karena
RSUP Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk Indonesia Timur yang berada di Provinsi Bali. Bagi kepercayaan umat Hindu, menghaturkan banten setiap hari adalah
salah satu cara untuk mengucap syukur kepada Yang Kuasa sehingga hal ini akan sangat berkaitan erat dengan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh pasien kanker serviks yang
beragama Hindu selama menjalani pengobatan di rumah sakit khususnya selama menjalani rawat inap di rumah sakit.
5.2 Jenis Biaya
Biaya yang dikeluarkan oleh Pasien selama menjalani Kemoterapi Regimen paklitaksel karboplatin dan regimen BOMP di RSUP Sanglah Denpasar, diperoleh dari melakukan
wawancara mendalam kepada pasien dan dengan menggunakan teknik buku harian kepada pasien maupun keluarganya dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh pasien selama menjalani kemoterapi regimen Paklitaksel Karboplatin di RSUP Sanglah Denpasar adalah:
1. Biaya Medis 2. Biaya Non Medis
3. Biaya Produktivitas. Biaya medis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya obat-obatan dan
alat kesehatan, akomodasi, tindakan keperawatan, laboratorium, kemoterapi,visite dokter, pelayanan gizi dikeluarkan oleh pasien selama pasien menjalani tiga siklus kemoterapi.
Biaya non Medis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pasien maupun keluarga pasien selama menjalani tiga siklus kemoterapi di
RSUP Sanglah Denpasar yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan buku harian. Hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat sepuluh macam biaya non medis yang
harus dikeluarkan oleh pasien maupun keluarganaya selama menunggui pasien menjalani tiga siklus kemoterapi yaitu biaya fotocopy, biaya transport, biaya parkir, biaya makanan minuman,
biaya sembahyang, biaya pembalut, biaya MCK, biaya laundry, biaya telepon dan biaya lain- lain.
Biaya produktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya kehilangan pendapatan dari pasien karena harus menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar maupun
keluarga pasien karena harus menunggui pasien selama menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar.
5.3 Besaran Biaya
Besaran Biaya yang dikeluarkan oleh Pasien selama menjalani Kemoterapi Regimen paklitaksel karboplatin dan regimen BOMP di RSUP Sanglah Denpasar
Berikut di bawah ini adalah penjelasan untuk masing-masing biaya yang dikeluarkan oleh pasien selama menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar baik dengan regimen
Paklitaksel Karboplatin maupun regimen BOMP
5.3.1 Biaya Medis Pasien kanker Serviks
Biaya medis diperoleh dengan cara merekap seluruh biaya yang berkaitan dengan tindakan-tindakan medis dan penunjang medis, dimana data-data tersebut terdapat dalam
rincian biaya yang dikeluarkan oleh bagian Keuangan RSUP Sanglah Denpasar.
5.3.1.1 Biaya Medis Pasien Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin
Diperoleh hasil dari merekap seluruh data biaya medis selama pasien menjalani tiga siklus kemoterapi regimen Paklitaksel karboplatin di RSUP Sanglah. Adapun hasil rekapan
tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 5.3 Biaya Medis Pasien Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin
NO PX
RI I RI II
RI III TOTAL
1 SOKA 4,818,400.00
5,167,900.00 4,944,600.00 14,930,900.00
2 SURYANI 1,321,000.00
4,153,100.00 5,540,400.00 11,014,500.00
3 SUNADI 4,344,700.00
4,063,300.00 3,873,600.00 12,281,600.00
4 NASA 9,578,100.00
3,988,000.00 3,896,200.00 17,462,300.00
5 LUSIA 5,106,500.00
3,613,400.00 15,507,800.00 24,227,700.00 6 MUNJUK
4,396,500.00 3,738,900.00
3,970,100.00 12,105,500.00 7 HAFSAH A.
10,245,100.00 4,704,100.00
6,460,200.00 21,409,400.00 8 MANTEL
7,959,800.00 4,512,800.00
4,521,600.00 16,994,200.00 9 NIRKI
4,778,800.00 4,142,000.00
4,234,500.00 13,155,300.00 10 JEMPIRING
4,342,800.00 3,847,700.00
3,967,600.00 12,158,100.00 11 SORONADI
3,944,400.00 5,521,900.00
6,141,500.00 15,607,800.00
5.3.1.2 Biaya Medis Pasien Kemoterapi Regimen BOMP
Diperoleh hasil dari merekap seluruh data biaya medis selama pasien menjalani tiga siklus kemoterapi regimen BOMP di RSUP Sanglah. Adapun hasil rekapan tersebut adalah
sebagai berikut : Tabel 5.4 Biaya Medis Pasien Kemoterapi Regimen BOMP
NO PX
RI I RI II
RI III TOTAL
1 SAYUMI
2,153,900.00 2,276,800.00 2,376,800.00 6,807,500.00 2
SUMITI 3,263,700.00 4,381,400.00 1,887,600.00 9,532,700.00
3 JAHMAR
2,881,100.00 1,942,500.00 2,060,400.00 6,884,000.00 4
ROMANA ICE 2,636,600.00 3,301,900.00 4,679,000.00 10,617,500.00
5 KT. SUNARI
2,082,800.00 2,103,600.00 2,683,100.00 6,869,500.00 6
WAHYUNI 2,049,900.00 2,041,500.00 2,058,200.00 6,149,600.00
7 SOARJANI
2,386,400.00 3,479,600.00 2,076,200.00 7,942,200.00 8
RATIP 5,465,000.00 2,841,600.00 3,371,000.00 11,677,600.00
9 NYM. DEWI
1,937,200.00 2,593,500.00 2,561,200.00 7,091,900.00 10
TORPI 2,177,200.00 1,984,100.00 3,179,700.00 7,341,000.00
11 SRINTEG
2,380,700.00 2,862,100.00 3,741,700.00 8,984,500.00
Analisa statistik deskriptif biaya medis
1. Biaya medis Paklitaksel karboplatin
N : 11
Mean : 15577027,27
SD : 4196589,07
2. Biaya medis BOMP
N : 11
Mean : 8172545,45
SD : 1788819,62
3. Biaya medis PC dan BOMP
N : 22
Mean : 11874786,36
SD : 4926397,70
4. Biaya medis PC dan BOMP rawat inap I
N : 22
Mean : 4102300,00
SD : 2441018,03
5. Biaya medis PC dan BOMP rawat inap II
N : 22
Mean : 3511895,45
SD : 1062415,66
6. Biaya medis PC dan BOMP rawat inap III
N : 22
Mean : 4260590,91
SD : 2836213,69
Biaya Non-Medis Pasien Kanker Serviks
Selain biaya produktivitas yang dikeluarkan oleh pasien dan penunggu pasien, terdapat biaya lain yang juga dikeluarkan oleh pasien kanker serviks adalah biaya non-medis. Biaya
non-medis yang diperoleh dalam penelitianbersumber dari buku harian dan wawancara pasien kanker serviks selama kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin dan pasien kanker serviks
selama kemoterapi regimen BOMP di RSUP Sanglah Denpasar. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
5.3.1.3 Biaya Non-Medis Pasien Kanker Serviks Regimen Paklitaksel Karboplatin Tabel 5.5 Biaya Non-Medis Pasien Kanker Serviks Regimen Paklitaksel Karboplatin
5.3.1.4 Biaya Non-Medis Pasien Kanker Serviks Regimen BOMP
Tabel 5.6 Biaya Non-Medis Pasien Kanker Serviks Regimen BOMP
Berdasarkan tabel 5.5 dan tabel 5.6 menunjukkan bahwa biaya makan dan minum merupakan biaya tertinggi yang dikeluarkan oleh pasien kanker serviks. Sementara pada
penelitian ini hanya ada dua pasien yang mengeluarkan biaya cuci pakaian laundry hal ini dikarenakan tempat tinggal kedua pasien tersebut jauh dari RSUP Sanglah Denpasar sehingga
dirasa lebih efektif jika menggunakan jasa laundry untuk mencuci pakaiannya. Seluruh kategori biaya yang termasuk dalam biaya non-medis pasien kanker serviks selama kemoterapi
di RSUP Sanglah sangat dipengaruhi oleh jumlahlama hari rawat inap pasien tersebut. Berikut
NO PX
FOTOCOPY TRANSPORT PARKIR
MAMIN SEMBAHYANG PEMBALUT
MCK LAUNDRY
TELPON LAIN-LAIN
TOTAL PER PASIEN
1 SOKA 21.000,00 75.000,00 5.000,00 200.000,00
- 12.000,00 44.000,00 -
151.000,00 -
508.000,00 2 SURYANI
34.000,00 95.000,00 26.000,00 350.000,00 100.000,00 26.000,00 57.000,00 -
127.000,00 -
815.000,00 3 SUNADI
22.000,00 140.000,00 25.000,00 660.000,00 150.000,00 36.000,00 53.000,00 -
- -
1.086.000,00 4 NASA
32.000,00 125.000,00 8.000,00 400.000,00 12.000,00 25.000,00 40.000,00 -
- 39.000,00 681.000,00
5 LUSIA 28.000,00 60.000,00 12.000,00 500.000,00
- 21.000,00 48.000,00 -
152.000,00 -
821.000,00 6 MUNJUK
34.000,00 125.000,00 18.000,00 380.000,00 130.000,00 19.000,00 34.000,00 -
104.000,00 -
844.000,00 7 HAFSAH A.
42.000,00 -
- 760.000,00 - 62.000,00 59.000,00 15.000,00 55.000,00
- 993.000,00
8 MANTEL 28.000,00 120.000,00 7.000,00 300.000,00 70.000,00 26.000,00 36.000,00
- -
- 587.000,00
9 NIRKI 23.000,00 90.000,00 11.000,00 360.000,00 90.000,00 16.000,00 46.000,00
- 33.000,00
- 669.000,00
10 JEMPIRING 21.000,00 90.000,00 5.000,00 200.000,00 55.000,00 16.000,00 45.000,00
- 81.000,00
- 513.000,00
11 SORONADI 22.000,00 345.000,00 18.000,00 210.000,00 70.000,00 12.000,00 43.000,00
- 120.000,00 45.000,00 885.000,00
NO PX
FOTOCOPY TRANSPORT
PARKIR MAMIN
SEMBAHYANG PEMBALUT
MCK LAUNDRY
TELPON LAIN-LAIN
TOTAL PER PASIEN
1 SAYUMI
41.000,00 75.000,00 6.000,00 620.000,00 150.000,00 14.000,00 57.000,00 -
70.000,00 -
1.033.000,00 2
SUMITI 57.000,00 430.000,00 17.000,00 1.060.000,00 210.000,00 48.000,00 84.000,00
- 202.000,00
- 2.108.000,00
3 JAHMAR
43.000,00 -
- 685.000,00
- 24.000,00 206.000,00
- 102.000,00 40.000,00 1.100.000,00
4 ROMANA ICE
54.000,00 135.000,00 36.000,00 910.000,00 -
36.000,00 251.000,00 -
78.000,00 40.000,00 1.540.000,00 5
KT. SUNARI 39.000,00 155.000,00 4.000,00 485.000,00 100.000,00 24.000,00 52.000,00
- 95.000,00
- 954.000,00
6 WAHYUNI
37.000,00 255.000,00 15.000,00 610.000,00 125.000,00 24.000,00 56.000,00 -
156.000,00 -
1.278.000,00 7
SOARJANI 26.000,00 115.000,00 7.000,00 620.000,00 120.000,00 48.000,00 48.000,00 50.000,00 64.000,00
- 1.098.000,00
8 RATIP
34.000,00 115.000,00 14.000,00 800.000,00 170.000,00 35.000,00 38.000,00 -
- -
1.206.000,00 9
NYM. DEWI 43.000,00 270.000,00 6.000,00 740.000,00 155.000,00 21.000,00 59.000,00
- 79.000,00 40.000,00 1.413.000,00
10 TORPI 33.000,00 135.000,00 13.000,00 770.000,00 200.000,00 48.000,00 42.000,00
- 48.000,00
- 1.289.000,00
11 SRINTEG 30.000,00 100.000,00 32.000,00 580.000,00 90.000,00 32.000,00 29.000,00
- 64.000,00
- 957.000,00
adalah penjelasan untuk masing – masing kategori biaya yang dikeluarkan oleh pasien kanker serviks.
Biaya fotocopy merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan pasien maupun keluarga dan penunggunya untuk fotocopy kelengkapan administrasi yang meliputi kartu keluarga, kartu
tanda penduduk, kartu jaminan kesehatan serta surat-surat lainnya yang terkait jaminan kesehatan pasien. Fotocopy kelengkapan administrasi merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi bagi pasien kanker serviks sebelum menjalani rawat inap untuk kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar.
Besar kecilnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien sangat dipengaruhi oleh jenis kendaraan yang digunakan dan jarak pasien dari alamat tempat tinggal pasien menuju rumah
sakit dan juga dipengaruhi oleh jarak alamat pekerjaan penunggu pasien dengan rumah sakit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hampir seluruh pasien kanker serviks yang
mendapat kemoterapi menggunakan kendaraan roda dua untuk menuju rumah sakit, namun adanya biaya transportasi sebesar Rp 0,00 pada tabel 4.6 disebabkan karena terdapat pasien
dan penunggu pasien yang berjalan kaki menuju rumah sakit, contohnya pada pasien 3BOMP. Hal ini terjadi karena pasien tersebut merupakan pasien rujukan dari rumah sakit yang berada
di luar Provinsi Bali. Pasien dan penunggunya terlebih dahulu menyewa tempat tinggal yang lokasinya tidak jauh dari RSUP Sanglah. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan biaya
ekonomi dan tidak adanya keluarga terdekat atau yang dikenal tinggal di Bali.Begitu juga pada biaya parkir sebesar Rp 0,00 disebabkan karena pasien tersebut diantar oleh penunggunya
dengan berjalan kaki untuk sampai di rumah sakit. Biaya makan dan minum yang dikeluarkan oleh pasien maupun keluarga dan
penunggunya dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pasien maupun keluarganya khususnya penunggu pasien. Walapun konsumsi untuk pasien rawat inap di RSUP Sanglah telah disiapkan
oleh pihak rumah sakit, namun beberapa pasien merasa enggan untuk memakan makanan yang telah disediakan. Hal ini disebabkan karena adanya efek samping dari kemoterapi seperti rasa
mual, sehingga pasien lebih memilih untuk membeli makanan diluar yang telah disediakan yang dianggap lebih enak. Pasien dan penunggu pasien sebagaian besar membeli makan dan
minum yang dijual di lingkungan RSUP Sanglah Denpasar. Pasien maupun penunggu pasien rata-rata makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Adapun biaya makan dan minum yang
dikeluarkan oleh pasien mapun penunggu pasien meliputi biaya untuk pembelian nasi, camilan, buah, sayur maupun beverage.
Biaya persembahyangan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya untuk pembelian sarana dan prasarana sembahyang khususnya persembahyangan umat Hindu
yang meliputi bantencanang, dupa, sesajen, dan korek api. RSUP Sanglah Denpasar merupakan pusat rumah sakit rujukan yang berada di Provinsi Bali, dan secara kebetulan pasien
dalam penelitian ini sebagian besar beragama Hindu. Bagi umat Hindu khususnya di RSUP Sanglah Denpasar menghaturkan banten merupakan salah satu rangkaian dalam mengawali
persembahyangan.Banten merupakan persembahan sebagai tanda bakti dan rasa syukurumat Hindu dan permohonan kepada Sang Hyang Widi Wasa agar beliau senantiasa selalu
memberikan kesehatan lahir dan batin serta senantiasa memberikan kesembuhan pada seluruh pasien. Sehingga biaya persembahyangan merupakan biaya ekstra yang harus dikeluarkan oleh
pasien yang beragama Hindu selama menjalani rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar. Biaya pembalut wanita yang dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya sangat
dipengaruhi oleh lama hari rawat inap dan intensitas penggunaan pembalut dalam sehari oleh pasien kanker serviks selama di rawat inap. Intensitas penggunaan pembalut oleh pasien
dipengaruhi oleh intensitas dan jumlah perdarahan yang dialami oleh pasien tersebut. Secara keseluruhan pasien kanker serviks sebelum mendapat kemoterapi baik yang mendapat
kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin maupun BOMP akan mengalami perdarahan secara spontan. Peredarahan secara spontan merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan
akibat penyakit kanker serviks Mardjikoen, 2007. Selama rawat inap di rumah sakit untuk kemoterapi seri I, pasien kanker serviks masih mengalami perdarahan. Namun intensitas dan
jumlah perdarahan yang terjadi setelah mendapat kemoterapi seri I menjadi lebih menurun. Pada saat rawat inap untuk kemoterapi seri II perdarahan terjadi dengan intensitas dan jumlah
yang lebih rendah. Sementara pada saat kemoterapi seri III, pasien sudah tidak lagi mengalami perdarahan.
Biaya perlengkapan MCK yang dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya meliputi biaya pembelian sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, sikat gigi, handuk, ember baik sedang
maupun kecil, shampo, hand and body lotion dan tissue. Besar kecilnya biaya perlengkapan MCK yang dikeluarkan oleh pasien kanker serviks dipengaruhi oleh lama hari rawat inap
pasien. Selain itu, juga dipengaruhi oleh intensitas pasien maupun penunggu pasien untuk melakukan mandi, cuci dan kakus di rumah sakit sehingga hal ini akan berpengaruh pada
perlengkapan MCK habis pakai seperti sabun mandi, pasta gigi, sabun cuci dan tissue. Biaya cuci pakaian laundry merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk
membayar jasa cuci pakaian laundry, namun pada pasien kanker serviks yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini, sebgaian besar lebih memilih untuk mencuci
pakaiannya sendiri atau dibantu oleh keluarga dibandingkan dengan menggunakan jasa cuci pakaian laundry.
Biaya telepon merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk pembelian pulsa agar dapat berkomunikasi. Biaya telepon yang diperoleh pada penelitian ini hanya dibatasi pada
pembelian pulsa pasien saja. Secara keseluruhan pasien menggunakan alat komunikasi berupa handphone untuk memudahkan komunikasi dengan keluarga maupun tenaga medis yang
merawat. Adanya biaya telepon sebesar Rp 0,00 pada tabel 4.5 disebabkan karena terdapat pasien yang tidak menggunakan handphone selama rawat inap di rumah sakit.Keterbatasan
ekonomi dan pengetahuan tentang penggunaan handphonemerupakan alasan bagi pasien tersebut tidak dapat menggunakan handphonesebagai alat bantu dalam berkomunikasi.
Biaya lain-lain yang dimaksud merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pasien dan keluarganya untuk keperluan selain yang telah disebutkan, namun biaya tersebut ada akibat
kemoterapi pasien di RSUP Sanglah Denpasar. Biaya tersebut sebagian besar digunakan untuk pembelian alas tidur penunggu pasien selama di rumah sakit berupa tikar kecil. Namun
sebagian penunggu pasien yang tidak menggunakan alas tidur selama menemani pasien. Pada biaya lain-lain diperoleh biaya sebesar Rp 0,00 yang disebabkan karena sebagian dari
penunggu pasien menggunakan tempat duduk yang disediakan oleh rumah sakit sebagai tempat untuk berisitirahat. Pada tabel 4.6, biaya lain-lain diperoleh cukup besar disebabkan karena
adanya kehilangan jumlah uang yang cukup besar pada pasien 3BOMP. Penunggu pasien tersebut menderita penyakit demam berdarah setelah menemani pasien selama di rawat inap
sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit dengan biaya yang cukup besar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi nosokomial pada penunggu pasien tersebut.
Infeksi nosokomialadalah suatu infeksiyang diperoleh atau dialami oleh pasien selama dia dirawat di rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada di
rumah sakit serta infeksi itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah sakit Olmsted, 1996; Ducelet al.,2002. Infeksi nosokomial selain meningkatkan kesakitan
pada seseorang juga dapat membebani biaya perawatan kesehatan secara signifikan, lamanya masa perawatan, meningkatnya ketidakmampuan,peningkatan biaya pengobatan dan
masapenyembuhan yang memanjang menambah pengeluaran pasien menjadi semakin banyak Smeltzer and Bare, 2002.
Analisis statistik deskriptif biaya non medis 1. Biaya non medis PC
N : 11
Mean : 763818,18
SD : 189419,02
2. Biaya non medis BOMP
N : 11
Mean : 1270545,45
SD : 333554,90
3. Biaya non medis PC dan BOMP
N : 22
Mean : 1017181,82
SD : 79003,99
Analisis statistik deskriptif untuk masing-masing rincian biaya non medis
1. Biaya foto copy PC
N : 11
Mean : 27909,09
SD : 6920,33
2. Biaya foto copy BOMP
N : 11
Mean : 39727,27
SD : 9456,12
3. Biaya parkir PC
N : 11
Mean : 12272,73
SD : 8486,35
4. Biaya parkir BOMP
N : 11
Mean : 13636,36
SD : 11360,22
5. Biaya Ma-Min PC
N : 11
Mean : 392727,27
SD : 183635,01
6. Biaya Ma-Min BOMP
N : 11
Mean : 716363,64
SD : 164013,58
7. Biaya sembahyang PC
N : 11
Mean : 61545,45
SD : 53668,17
8. Biaya sembahyang BOMP
N : 11
Mean : 120000,00
SD : 70178,34
9. Biaya telepon PC
N : 11
Mean : 74818,18
SD : 60290,66
10. Biaya telepon BOMP
N : 11
Mean : 87090,91
SD : 53718,63
11. Biaya transport PC
N : 11
Mean : 115000
SD : 85586,214
12. Biaya transport BOMP
N : 11
Mean : 162272,73
SD : 116498,15
13. Biaya pembalut PC
N : 11
Mean : 24636,36
SD : 14291,77
14. Biaya pembalut BOMP
N : 11
Mean : 32181,82
SD : 11956,74
15. Biaya MCK PC
N : 11
Mean : 45909,09
SD : 7980,66
16. Biaya MCK BOMP
N : 11
Mean : 83818,18
SD : 73576,92
17. Biaya laundry PC
N : 11
Mean : 1363,64
SD : 4522,67
18. Biaya laundry BOMP
N : 11
Mean : 10909,09
SD : 18683,98
19. Biaya lain-lain PC
N : 11
Mean : 7636,36
SD : 17042,73
20. Biaya lain-lain BOMP
N : 11
Mean : 10909,09
SD : 18683,98
21. Biaya total per pasien PC
N : 11
Mean : 763818,18
SD : 189419,016
22. Biaya total per pasien BOMP
N : 11
Mean : 1270545,45
SD : 333554,90
5.3.2 Biaya Produktivitas Pasien Kanker Serviks
Biaya produktivitas diperoleh dengan pendekatan yang didasarkan pada income approach, pendapatan dianggap sebagai indikator atau sebagai representasi tingkat
produktivitas seseorang pasien Sailendra, 1995. Biaya pendapatan yang hilang akibat waktu produktif yang hilang sangat dipengaruhi oleh lama hari rawat inap. Data biaya
produktivitas pasien kanker serviks selama kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin dan pasien kanker serviks selama kemoterapi regimen BOMP hingga 3 seri adalah sebagai berikut
dibawah ini :
5.3.2.1 Biaya Produktivitas Pasien Pasien Kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin
Pasien yang terdiagnosa penyakit kanker serviks pada stadium IIB-IIIB di RSUP Sanglah diberikan kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin oleh dokter. Berdasarkan
prosedur tetap RSUP Sanglah Denpasar, kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin merupakan salah satu regimen kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan pasien kanker
serviks Komite Medik, 2004. Paklitaksel – Karboplatin merupakan pengobatan lini pertama
untuk pasien dengan kanker serviks yangmengalami kekambuhan dantidak bisa menjalankan radioterapi ataupun kemoradioterapi Cornes et al., 2011. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui besar biaya produktivitas pasien kanker serviks selama kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin di RSUP Sanglah Denpasar.
Tabel 5.7 Biaya Produktivitas Pasien Pasien Kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin
Keterangan: RI Rawat Inap
PC Paklitaksel-Karboplatin nPC Pasien ke n kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin
5.3.2.2 Biaya Produktivitas Pasien Pasien Kemoterapi BOMP
Sebagian pasien yang terdiagnosa dengan penyakit kanker serviks pada stadium IIB- IIIB di RSUP Sanglah yang tidak mendapatkan kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin
akan diberikan kemoterapi regimen BOMP oleh dokter. Berdasarkan prosedur tetap RSUP Sanglah Denpasar, kemoterapi regimen BOMP juga merupakan salah satu regimen kemoterapi
yang digunakan untuk pengobatan pasien kanker serviks Komite Medik, 2004.Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui besar biaya produktivitas pasien kanker serviks selama
kemoterapi regimen BOMP di RSUP Sanglah Denpasar. Tabel 5.8 Biaya Produktivitas Pasien Pasien Kemoterapi BOMP
No Responden
Pekerjaan Responden
Pendapatan Hari Rp
Biaya Produktivitas
Hari Rp Status
Penunggu Pekerjaan
Penungu Pendapatan
Hari Rp Biaya
Produktivitas Hari Rp
Lama RI Hari
Total Biaya Produktivitas
Rp
1 Soka G.A
Karyawan Hotel 70.000
0 Menantu Karyawan Hotel
50.000 50000
15 750.000
2 Suryani
IRT 0 Menantu
PNS 60.000
11 3
Sunadi Buruh Bangunan
45.000 45.000 Suami
Buruh Bangunan 55.000
13 585.000
4 Nasa
IRT 0 Menantu
Swasta 50.000
15 5
Lusia Petani
40.000 40.000 Anak
Swasta 50.000
50000 12
1.080.000 6
Munjuk Pedagang
40.000 40.000 Suami
Guru Spiritual 70.000
70000 6
660.000 7
Hafsah Arsyah Petani
40.000 40.000 Suami
Buruh Bangunan 50.000
50000 7
630.000 8
Mantel IRT
0 Anak PNS
90.000 7
9 Nirki
Swasta 60.000
60.000 Anak Mahasiswa
13 780.000
10 Jempiring
Petani 45.000
45.000 Adik Swasta
40.000 40000
11 935.000
11 Soronadi
Pedagang 50.000
50.000 Anak Honorer
50.000 6
300.000
Keterangan: RI Rawat Inap
BOMP Bleomisin - Oncovin
®
- Mitomisin – Sisplatin nBOMP Pasien ke n kemoterapi BOMP
Dari tabel 5.7 dan 5.8 dapat dijelaskan bahwa biaya produktivitas sebesar Rp 0,00 nol artinya adalah terdapat beberapa pasien maupun penunggu pasien tidak memiliki biaya
produktivitas atau tidak ada sejumlah uangpendapatan yang hilang selama pasien menjalani rawat inap. Hal ini disebabkan karena pada pasien-pasien tersebut merupakan ibu rumah tangga
yang tidak memilki pekerjaan apapun sehingga tidak akan kehilangan biaya produktivitas. Sementara pada penunggu pasien – pasien tersebut, sebagian besar merupakan pegawai dengan
pendapatan tetap per bulan sehingga pada penunggu pasien – pasien tersebut juga tidak akan ada kehilangan biaya produktivitas.
Adanya variasi biaya pada biaya produktivitas, disebabkan karena lama hari rawat inap pasien di rumah sakit, jenis penyakit, dan jenis pekerjaan pasien maupun penunggu Sailendra,
1995; Davis et al., 2005. Semakin lama hari rawat inap, maka semakin besar pula pendapatan yang hilang atau kerugian yang ditimbulkan oleh suatu penyakit Hajrah dkk., 2012. Adanya
perbedaan jumlahlama hari rawat inap antar pasien kanker serviks baik yang menjalani kemoterapi regimen Paklitaksel – Karboplatin maupun BOMP di RSUP Sanglah Denpasar
disebabkan karena adanya perbedaan perbaikan keadaan umum pasien, pengurusan administrasi yang terlalu lama, serta jumlah beddi RSUP Sanglah yang terbatas untuk rawat
inap pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi. Perbedaan keadaan umum pasien dapat terjadi karena berdasarkan prosedur tetap
RSUP Sanglah Denpasar, pasien khususnya pasien kanker serviks dapat diberikan kemoterapi jika syarat yang ditentukan telah terpenuhi seperti normalitas status hematologi Hb 10 g,
No Responden
Pekerjaan Responden
Pendapatan Hari Rp
Biaya Produktivitas
Hari Rp Status
Penunggu Pekerjaan Penungu
Pendapatan Hari Rp
Biaya Produktivitas
Hari Rp Lama RI
Hari Total Biaya
Produktivitas Rp
1 Sayumi
Pedagang 50.000
50.000 Anak Tidak Bekerja
32 1.600.000
2 Sumiti
IRT 0 Anak
Tidak Bekerja 23
3 Jahmar
Pedagang 40.000
40.000 Suami Karyaman Coca Cola
70.000 27
1.080.000 4
Romana IRT
0 Suami Petani
35.000 35.000
21 735.000
5 Sunari
Buruh Bangunan 45.000
45.000 Suami Karyawan Hotel
65.000 65.000
35 3.850.000
6 Wahyuni
Buruh 25.000
25.000 Suami Buruh
25.000 25.000
29 1.450.000
7 Soarjani
Pedagang 65.000
65.000 Adik Pedagang
70.000 70.000
25 3.375.000
8 Ratip
Petani 40.000
40.000 Suami Petani
45.000 45.000
15 1.275.000
9 Dewi
Pedagang 40.000
40.000 Suami Sopir Pariwisata
100.000 17
680.000 10 Torpi
Pedagang 50.000
50.000 Anak Swasta
60.000 60.000
19 2.090.000
11 Srinteg Pedagang
40.000 40.000 Suami
Swasta 50.000
21 840.000
leukosit 3,0 x 10
3
µL atau 12,0 x 10
3
µL, trombosit 100.000 dan normalitas fungsi ginjal dan hepar Komite Medik, 2004. Jika syarat belum terpenuhi, maka akan dilakukan perbaikan
keadaan umum pada pasien tersebut. Perbaikan keadaan umum antar pasien akan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung dari kebutuhan pasien tersebut hingga syarat kemoterapi dapat
terpenuhi. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan lama hari rawat inap pasien satu dengan pasien lainnya khususnya bagi pasien kanker serviks.
Pengurusan administrasi pasien kanker serviks sebelum menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah meliputi pengurusan administrasi untuk permintaan rawat inap, pengurusan
administrasi untuk permintaan obat premedikasi, dan pengurusan administrasi untuk permintaan obat kemoterapi. Pengurusan ketiga hal tersebut dilakukan oleh pasien dan
keluarganya yang dibantu oleh tenaga medis – tenaga medis yang bertugas pada saat itu, sementara tenaga medis – tenaga medis tersebut juga memiliki tanggung jawab untuk
melakukan perawatan dan pemeriksaan pasien – pasien yang lain sehingga hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Ditambah pula dengan
kondisi, terbatasnya jumlah tenaga medis pada setiap shiftyang ada, maka pengurusan administrasi akan menjadi lebih lama. Pasien – pasien yang menjadi sampel dalam penelitian
ini secara keseluruhan menggunakan tanggungan JKBM Jaminan Kesehatan Bali Mandara dan BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, dimana dalam prakteknya sebelum
pasien dapat ditangani harus melakukan proses administratif terlebih dahulu, terlebih lagi bila pasien ditanggung oleh BPJS. Berdasarkan pengalaman pasien, proses administrasi rawat inap
memerlukan kelengkapan surat - surat yang lebih banyak dan sangat prosedural dan sebagian besar pasien maupun keluarganya tidak mengetahui prosedur tersebut dengan jelas. Sementara
jika pasien belum memenuhi kelengkapan administrasi yang ditentukan, maka perawatan maupun pemeriksaan pasien akan tertunda, sehingga hal tersebut juga dapat menjadi hambatan
bagi pasien. Terbatasnya jumlah bed yang ada di RUSP Sanglah Denpasar khususnya di ruang kelas
3 tiga yang digunakan untuk rawat inap pasien kanker serviks selama kemoterapi relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasien kanker serviks yang akan menjalani
kemoterapi di RSUP Sanglah Denpasar. Hal ini juga menyebabkan beberapa pasien tidak mendapat ruangan untuk rawat inap, sehingga menyebabkan terjadinya penundaan pemberian
obat kemoterapi pada pasien kanker serviks. Kanker serviks dikatakan sebagai salah satu jenis penyakit kronis yang menyebabkan
hilangnya produktivitas seseorang Davis et al., 2005. Hal ini tidak terlepas dari adanya penurunan fungsional pasien akibat masalah kesehatan yang dihadapi Meerding et al., 2005.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davis et al. 2005, masalah kesehatan pekerja dan keluarga mereka merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi hilangnya produktivitas
dalam beberapa hari absen dari pekerjaan.Selain itu, sejumlah besar pekerja dengan kesehatan yang baik, harus merawat anggota keluarga yang sakit atau cacat sehingga hal ini sering
menyebabkan pekerja tersebut mengambil cuti dari pekerjaan mereka Davis et al., 2005. Contohnya pada penunggu pasien 5PC, dengan terpaksa harus kehilangan pendapatannya per
hari selama perawatan pasien akibat cuti yang sering diambilnya. Jenis pekerjaan pasien maupun penunggu pasien seperti penunggu pasien yang bekerja
sebagai pegawai dengan upah per bulan, tidak akan kehilangan biaya produktivitas. Sementara bagi pasien maupun penunggu pasien yang bekerja dengan mendapatkan upah per hari seperti
buruh dan pedagang. Analisis statistik deskriptif biaya produktivitas
1. Biaya produktivitas PC
N : 11
Mean : 520000
SD : 387537,09
2. Biaya produktivitas BOMP
N : 11
Mean : 1338386,82
SD : 1353945,334
3. Biaya produktivitas PC dan BOMP
N : 22
Mean : 929193,41
SD : 1058237,34
5.4 Efektivitas Biaya dari Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin dan regimen
BOMP
5.4.1 Ditinjau dari biaya medis
Tabel 5.9 Hasil Analisis Efektivitas Biaya Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin dan regimen BOMP ditinjau dari biaya medis
n Rerata biaya
medis SD
P PC
11 15577027,27
4196589,017 0,000
BOMP 11
8172545,45 1788819,62
5.4.2 Ditinjau dari biaya non medis
Tabel 5.10 Hasil Analisis Efektivitas Biaya Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin dan regimen BOMP ditinjau dari biaya non medis
n Rerata biaya
non medis SD
P PC
11 763818,18
189419,016 0,000
BOMP 11
1270545,45 333554,902
5.4.3 Ditinjau dari biaya produktivitas
Tabel 5.11 Hasil Analisis Efektivitas Biaya Kemoterapi Regimen Paklitaksel Karboplatin dan regimen BOMP ditinjau dari biaya produktivitas
n Rerata biaya
produktivitas SD
P PC
11 520000,00
387537,095 0,068
BOMP 11
1338386,82 1353945,334
Dilihat dari hasil analisa statistik uji t berpasangan menunjukkan bahwa Kemoterapi dengan regimen BOMP dikatakan lebih efektif daripada regimen Paklitaksel carboplatin
karena rata-rata biaya medis yang dikeluarkan oleh pasien BOMP yaitu 8172545.45 adalah lebih kecil daripada biaya yang dihabiskan oleh pasien paklitaksel carboplatin yaitu sebesar
15577027.27. Efektivitas biaya ditinjau dari perbedaan biaya medis regimen BOMP terhadap regimen
Paklitaksel karboplatin menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pengeluaran biaya medis oleh pasien dengan regimen BOMP dan regimen Paklitaksel Karboplatin dimana
nilai t= 5.383; p= 0.00 yang mana p 0.05 Seluruh pasien dalam sampel penelitian ini adalah pasien dengan asuransi artinya
seluruh biaya medis dalam penelitian ini telah ditanggung oleh pemerintah, hanya saja yang membedakan adalah penggunaan obat-obatan yang secara langsung berpengaruh terhadap
biaya obat. Bagi pasien dengan regimen paklitaksel karboplatin digunakan obat-obat dengan harga lebih mahal daripada obat-obatan untuk regimen BOMP.
Efektivitas biaya ditinjau dari biaya non medis, dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t=4.38; p=0.00 dimana p 0.05 artinya terdapat perbedaan bermakna antara biaya non medis
pasien BOMP dengan Paklitaksel Karboplatin.yang berarti bahwa rata-rata penegluaran pada pasien BOMP lebih besar daripada pasien Paklitaksel karboplatin. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan lama rawat inap. Semakin lama rawat inap pasien maka semakin besar pula biaya non medis yang harus dikeluarkan oleh pasien. Pasien dengan regimen BOMP di RSUP
Sanglah memiliki rawat inap lebih lama 3 sampai 4 hari daripada regimen Paklitaksel Karboplatin
Efektivitas biaya dilihat dari biaya produktivitas menunjukkan nilai t = 1.93;p=0.068, artinya adalah tidak terdapat perbedaan bermakna karena nilai p 0.05, namun dilihat dari
biaya produktivitas diatas terlihat bahwa biaya produktivitas pasien maupun keluraganya dengan regimen BOMP lebih tinggi daripada regimen Paklitaksel karboplatin, hali ini
dikarenakan pada kelompok dengan regimen BOMP, banyak pasien maupun keluarganya yang meninggalkan pekerjaannya karena harus menunggui pasien lebih lama di RS, sedangan pada
kelompok dengan regimen Paklitaksel Karboplatin lebih banyak pasien yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan bagi penunggu pasien, tidak memerlukan waktu tunggu yang
lebih lama di RS.
5.5 Uji Validasi Kuesioner EORTC QLQ C30