Data sekunder yang digunakan adalah data time series yang bersifat kuantitatif yaitu data volume ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara, harga kopi
provinsi dan internasional, luas areal dan produksi Kopi Arabika Sumatera Utara. Data tersebut diperoleh dari berbagai lembaga dan instansi, antara lain Dinas
Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Asosiasi Eksportir Industri Kopi Indonesia AEKI,
dan dari berbagai sumber seperti buku dan internet.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis identifikasi masalah yaitu bagaimana strategi pengembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara, digunakan analisis
deskriptif, yaitu menggunakan matriks SWOT, yang merupakan analisis yang
menghasilkan strategi. Matriks ini menunjukkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan Kopi Arabika Sumatera Utara dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang juga dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Oleh karena itu, kita akan mengetahui bagaimana strategi pengembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara.
Langkah – langkah pembuatan matriks SWOT : 1.
Mengumpulkan informasi yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara di daerah penelitian.
2. Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor Kopi
Arabika Sumatera Utara. Dengan begitu kita akan menemukan beberapa variabel yang akan menentukan perkembangan ekspor tersebut. Faktor-faktor
ini diperoleh dari penelitian sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor antara lain : 1.
Permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara di luar negeri. 2.
Adanya pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain. 3.
Peranan pemerintah dalam mendukung kegiatan ekspor. 4.
Kondisi fisik dan mutu Kopi Arabika Sumatera Utara. 5.
Waktu pengiriman Kopi Arabika Sumatera Utara. 6.
Adanya konsumen tetap yang mengkonsumsi Kopi Arabika Sumatera Utara.
7. Akses transportasi.
8. Jumlah modal yang dimiliki eksportir.
9. Munculnya produk kopi instan yang semakin banyak dengan merk yang
berbeda. 10.
Indonesia sebagai negara agraris yang memproduksi kopi secara kontiniu 11.
Harga jual Kopi Arabika Sumatera Utara USDkg. 12.
Potensi eksportir dalam menjangkau negara importir. 13.
Promosi Kopi Arabika Sumatera Utara yang dilakukan eksportir. 14.
Adanya surat izin untuk melakukan kegiatan ekspor. 15.
Penetapan tarif ekspor. 16.
Kesulitan eksportir dalam menjangkau negara importir. 3.
Setelah diperoleh faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara, kemudian dipilih faktor - faktor yang lebih
strategis dalam mempengaruhi perkembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pra survei, dapat disimpulkan bahwa faktor - faktor yang paling dominan mempengaruhi perkembangan ekspor adalah :
1. Permintaan Kopi Arabika Sumatera Utara di luar negeri.
2. Adanya pesaing dari negara produsen Kopi Arabika lain.
3. Peranan pemerintah dalam mendukung kegiatan ekspor.
4. Kondisi fisik dan mutu Kopi Arabika Sumatera Utara.
5. Adanya konsumen tetap yang mengkonsumsi Kopi Arabika Sumatera
Utara. 6.
Jumlah modal yang dimiliki eksportir. 7.
Harga jual Kopi Arabika Sumatera Utara USDkg. 8.
Waktu pengiriman Kopi Arabika Sumatera Utara. 9.
Promosi Kopi Arabika Sumatera Utara yang dilakukan eksportir. 10.
Adanya surat izin untuk melakukan kegiatan ekspor. 11.
Penetapan tarif ekspor. 12.
Potensi eksportir dalam menjangkau negara importir. 4.
Setelah diketahui faktor - faktor strategis, kemudian faktor - faktor tersebut diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang dapat dikendalikan oleh eksportir Kopi
Arabika Sumatera Utara. 2.
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh eksportir Kopi Arabika Sumatera Utara.
5. Setelah faktor - faktor intenal dan eksternal diklasifikasi, kemudian
menyusun kuisioner untuk menentukan skor rating setiap faktor. Skor
Universitas Sumatera Utara
tersebut
menentukan apakah faktor tersebut merupakan faktor internal kekuatan dan kelemahan atau faktor eksternal peluang dan ancaman.
1. Menghitung skor pada masing - masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Pemberian nilai skor untuk faktor peluang diberi skor +4 dengan kategori sangat besar sampai dengan skor +1 dengan kategori sangat kecil, serta
sebaliknya untuk nilai skor ancaman. Sementara itu untuk faktor kekuatan diberi skor +1 dengan kategori sangat kecil sampai dengan +4
dengan kategori sangat besar, serta sebaliknya untuk nilai skor kelemahan.
2. Kemudian menghitung rata-rata skor tiap faktor sehingga dapat
ditentukan pada faktor internal, skala 1 dan 2 menunjukkan kelemahan, skala 3 dan 4 menunjukkan kekuatan, sedangkan pada faktor eksternal
skala 1 dan 2 menunjukkan ancaman, skala 3 dan 4 menunjukkan peluang.
6. Setelah diperoleh skor tiap faktor, kemudian dilakukan pembobotan dalam
tiap faktor. Pembobotan ini dilakukan menggunakan teknik komparasi berpasangan pairwise comparison oleh Saaty 1988, yaitu membandingkan
antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam satu tingkat hierarki secara berpasangan sehingga diperoleh tingkat kepentingan dari masing-
masing faktor. Tingkat kepentingan yang digunakan dalam penelitian hanya tingkat kepentingan 1 sampai 3 dapat dilihat dalam Tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Skala Teknik Komparasi Berpasangan Tingkat
Kepentingan Defenisi
Keterangan 1
Kedua faktor sama penting.
Dua faktor yang mempunyai pengaruh yang sama terhadap
tujuan yang akan dicapai.
2 Satu faktor sedikit lebih
penting aripada faktor yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian sedikit mempengaruhi satu
faktor dibandingkan faktor lainnya.
3 Satu faktor sedikit lebih
penting daripada elemen lainnya.
Pengalaman dan penilaian sangat mempengaruhi satu
faktorn dibandingkan dengan faktor lainnya.
Resiprokal Jika nilai di atas dianggap membandingkan antara faktor
I dan J, maka nilai kebalikannya bila digunakan untuk membandingkan kepentingan J terhadap I.
Sumber : Saaty 1988 7.
Setelah diperoleh tingkat kepentingan masing-masing faktor dari tiap sampel, kemudian dibuat matriks penilaian tiap sampel yang akan menjadi bobot dari
tiap faktor. 8.
Setelah diperoleh penilaian tiap faktor dari seluruh sampel, kemudian dicari rata - rata perbandingan dari seluruh sampel yang disebut dengan rata - rata
geometris. Nilai rata - rata geometris dicari dengan menggunakan rumus:
n n
x x
x x
G ∗
∗ ∗
= .......
.
3 2
1
Ket : X
1
X = Nilai sel i untuk sampel 1
2
X = Nilai sel i untuk sampel 2
3
X = Nilai sel i untuk sampel 3
n
= Nilai sel i untuk sampel n
Universitas Sumatera Utara
9. Setelah diketahui nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata - rata tersebut
dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai nilai rata-rata dari masing-masing faktor. Nilai rata-rata ini yang akan menjadi bobot faktor - faktor strategis
ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara. 10.
Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, kemudian dilakukan matriks evaluasi strategi pengembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara dengan
cara mengalikan skor dengan bobot yang diperoleh dari setiap faktor.yang bertujuan untuk memperoleh hasil skor terbobot. Nilai skor terbobot
diperoleh untuk mengetahui bagaimana perkembangan ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara terhadap faktor - faktor strategis eksternal dan faktor - faktor
strategis internalnya. 11.
Kemudian dilakukan penyusunan faktor - faktor strategis dengan menggunakan matriks SWOT, yang menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional