Gambar 5. Grafik Tingkat Harga Kopi Arabika Sumatera Utara Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara dan
Asosiasi Eksportir Industri Kopi Indonesia AEKI, 2012
Namun belakangan ini, harga Kopi Arabika Sumatera Utara tingkat provinsi menurun drastis sekitar Rp 29.000kg. Perkembangan harga Kopi Arabika di tingkat
provinsi tergantung dari tingkat harga kopi dunia di pasar Internasional. Oleh karena Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia, maka harga jual dan
harga beli mengikuti harga yang terbentuk di pasar internasional. Tingkat harga kopi di pasar internasional yang memburuk dan terjadi over produksi sehingga harga jual
di pasar domestik menjadi rendah.
4.1.4 Bentuk dan Kualitas Kopi Arabika Sumatera Utara
Pada umumnya bentuk Kopi Arabika yang dieskpor masih dalam bentuk biji kopi kering primer. Hal ini dikarenakan buyer dari negara importir menginginkan
kopi masih dalam bentuk biji kering. Permintaan biji kopi kering memotivasi eksportir lebih teliti dalam penyortiran, karena permintaan buyer terhadap biji kopi
22,635 27,179
27,202 27,961
50,326 28,105
33,444 32,342
30,863 53,331
10 20
30 40
50 60
2007 2008
2009 2010
2011
R pK
g
Tahun
Harga Provinsi Harga Internasional
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda - beda, seperti permintaan biji kopi besar, permintaan kopi specialty, maupun permintaan kopi blending campuran kopi dari berbagai daerah. Realisasi
Ekspor kopi Arabika Indonesia paling banyak terdapat pada grade 1 yang
memiliki nilai cacat 0-11
, sedangkan untuk grade 5 dan grade 6 sangat sedikit dan jarang tergantung permintaan buyer.
Buyer tidak pernah meminta kopi grade 2, grade 3, dan grade 4 karena buyer hanya menginginkan kopi grade 1, tetapi buyer pernah
meminta kopi grade 5 nilai cacat 81-150 dan grade 6 nilai cacat 151-225, walaupun dalam jumlah yang sedikit dan jarang dilakukan tergantung permintaan
buyer karena kopinya dijadikan sebagai pencampur dalam pengolahan kopi di luar negeri. Eksportir hanya memenuhi permintaan buyer.
Kopi khas atau specialty yang dibuat secara eksklusif dari biji Kopi Arabika dimodifikasi sesuai dengan selera
konsumen sehingga Kopi Arabika Sumatera Utara menjadi terkenal di pasar dunia. Penolakan Kopi Arabika Sumatera Utara pernah terjadi di sejumlah negara
karena kualitas kopi yang dikirim lebih rendah dibandingkan sampel yang ditawarkan sebelumnya tidak sesuai. Negara importir Amerika juga memiliki standar cup
testing yaitu SCAA Specialty Coffee Association of America.
4.1.5 Negara Tujuan Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara
Kopi Arabika Sumatera Utara dominan diekspor ke luar negeri karena didorong oleh permintaan yang tinggi. Negara yang mengimpor Kopi Arabika
Sumatera Utara sebanyak 37 negara. Negara tujuan ekspor komoditas Kopi Arabika dapat dilihat dalam Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Realisasi Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara ke Negara Tujuan Berdasarkan SKA Tahun 2012
No Nama Negara
Volume Kg 1
Australia 1.656.005
2 Belgia
2.233.600 3
Kanada 2.014.200
4 Cina
173.480 5
Denmark 79.200
6 Finlandia
199.220 7
Jerman 3.895.440
8 Hongkong
29.447 9
India 108.000
10 Irlandia
294.000 11
Israel 38.400
12 Italia
15.600 13
Jepang 5.700.496
14 Korea
649.033 15
Makedonia 64.800
16 Malaysia
553.805 17
Mexico 316.800
18 Belanda
644.260 19
Selandia Baru 134.400
20 Norwegia
84.600 21
Pakistan 6.000
22 Rumania
37.460 23
Rusia 392.840
24 Samoa
694.000 25
Singapora 2.389.010
26 Slovenia
18.000 27
Afrika Selatan 114.600
28 Korea Selatan
10.020 29
Swedia 163.250
30 Swiss
196.110 31
Taiwan 928.385
32 Thailand
6.010 33
UAE 4.189.800
34 USA
32.178.196 35
Ukraina 88.800
36 Inggris
884.160 37
Vietnam 305.820
Sumber: Asosiasi Eksportir Industri Kopi Indonesia AEKI, 2013 Tabel 10 menunjukkan bahwa Kopi Arabika Sumatera Utara lebih banyak
diekspor ke USA dengan volume ekspor
32.178.196 kg.
USA dan Jepang merupakan pasar utama ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara. Dalam mengekspor
kopi ke pasar dunia, Indonesia berhadapan dengan negara - negara eksportir
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Negara - negara eksportir utama kopi yaitu Brazil, Colombia, Vietnam, dan Indonesia. Di masa mendatang, Indonesia perlu mengembangkan ekspor ke
lebih banyak negara tujuan lainnya sebagai pasar ekspor yang baru.
4.1.6 Sumberdaya Infrastruktur