permintaan kopi. Namun, setelah beredarnya isu krisis global yang melanda Amerika, permintaan luar negeri menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan terjadi
over produksi di dalam negeri dan tertumpuk di tangan petani.
4.1.2 Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara
Data realisasi ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara berdasarkan surat keterangan asal SKA menunjukkan data volume ekspor Kopi Arabika Sumatera
Utara dan nilainya dalam Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011 Sumber: Asosiasi Eksportir Industri Kopi Indonesia AEKI, 2012
Dari grafik terlihat bahwa dalam 5 tahun belakangan ini, volume ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara mengalami fluktuasi. Tahun 2011, volume ekspor
Kopi Arabika Sumatera Utara meningkat diikuti dengan nilai ekspornya. Nilai ekspor kopi meningkat secara signifikan, berbeda dengan volume ekspornya.
Namun, peningkatan volume ekspor tidak selalu sejalan dengan peningkatan nilai ekspor karena nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh perubahan harga kopi
Volume ribu tontahun
Nilai Ekspor ribu USD
50 100
150 200
250 300
350 400
2007 2008
2009 2010
2011
T a h u n
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan volume ekspornya. Tetapi, belakangan ini volume ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara mulai menurun.
Salah satu penyebabnya adalah
isu krisis global melanda Amerika
sehingga Amerika beralih mengimpor kopi dari Brazil dimana harga kopinya lebih murah, akibatnya ekspor Kopi Arabika Sumatera
Utara mulai menurun.
Volume ekspor Kopi Arabika Sumatera Utara lebih tinggi dibandingkan jumlah produksi yang dihasilkan di Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Kopi
Arabika Sumatera Utara yang diekspor tidak hanya berasal dari Sumatera Utara saja, melainkan dari berbagai daerah yaitu Aceh, Mandailing, Lampung, Bengkulu
Mangkuraja, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bali Kintamani, Jawa Timur Malang, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jombang, dan Jember, Sulawesi
Toraja, dan Nusa Tenggara Timur. Kopi Arabika ini diekspor hanya melalui Pelabuhan Belawan, Provinsi Sumatera Utara, sehingga dikenal dengan Kopi
Arabika Sumatera Utara Panggabean, 2011.
4.1.3 Tingkat Harga Kopi Arabika Sumatera Utara
Harga Kopi Arabika Sumatera Utara tingkat provinsi cenderung lebih tinggi dari Kopi Robusta. Hal ini terjadi karena sebagian besar konsumen lebih menyukai
Kopi Arabika. Pada tahun 2011, harga Kopi Arabika tingkat provinsi dan internasional berturut - turut sebesar Rp 50.326kg dan Rp
53.331
kg. Perkembangan harga Kopi Arabika tingkat provinsi dan internasional meningkat signifikan.
Peningkatan harga provinsi yang paling signifikan terjadi pada tahun 2011sebesar Rp 22.365kg dan harga internasional sebesar 22.468, dapat dilihat dalam Gambar 5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Grafik Tingkat Harga Kopi Arabika Sumatera Utara Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara dan
Asosiasi Eksportir Industri Kopi Indonesia AEKI, 2012
Namun belakangan ini, harga Kopi Arabika Sumatera Utara tingkat provinsi menurun drastis sekitar Rp 29.000kg. Perkembangan harga Kopi Arabika di tingkat
provinsi tergantung dari tingkat harga kopi dunia di pasar Internasional. Oleh karena Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia, maka harga jual dan
harga beli mengikuti harga yang terbentuk di pasar internasional. Tingkat harga kopi di pasar internasional yang memburuk dan terjadi over produksi sehingga harga jual
di pasar domestik menjadi rendah.
4.1.4 Bentuk dan Kualitas Kopi Arabika Sumatera Utara