5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini diperoleh 52 orang penderita stroke iskemik akut dan 48 orang penderita stroke non iskemik atau bisa dikatakan stroke hemoragik
dengan perbandingan kasus 51.8 dengan 48.2 dimana dapat dilihat stroke iskemik sedikit lebih dominan dibanding stroke hemoragik. Hal yang sama juga
didapat pada penelitian Krisnarta 2007 perbandingan kasus stroke iskemik akut dan hemoragik adalah 82.6 berbanding 17.4. Dan pada penelitian yang
dilakukan oleh Ritarwan 2002 dengan lokasi yang sama bahwa perbandingan stroke iskemik akut dengan stroke hemoragik adalah 68.9 berbanding 31.1.
5.2.1. Karakteristik Sampel terhadap Stroke Iskemik Akut
Berdasarkan jenis kelamin, dijumpai jenis kelamin laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan pada kasus stroke iskemik akut dengan
perbandingan 62.7 berbanding 37.3. Dominasi jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan juga dilaporkan pada beberapa penelitian lain.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Siswonoto 2008 dimana perbandingan laki- laki dan perempuan adalah 69.8 berbanding 30.2. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Feigin, dkk. 1998 di Rusia juga dijumpai dominasi jenis kelamin laki-laki dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 60 berbanding
40. Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian Krisnarta 2007 dengan hasil perbandingan 68.4 dengan 31.6. Dan juga pada hasil penelitian Ritarwan
2002 dengan perbandingan 46.67 dengan 22.2. Dari hasil uji analisis statistik chi – square menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara
jenis kelamin dengan kejadian stroke iskemik akut p 0.243 0.005. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Hamidon 2003 dan Zargar 2009 yang menyatakan
tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stroke iskemik akut p 0.005. Umur rata-rata sampel yang menderita stroke iskemik akut pada penelitian
ini adalah 58.06 ± 9.11 tahun, dimana umur sampel yang paling tua adalah 81 tahun dan yang paling muda adalah 40 tahun. Pada penelitian lain, dijumpai umur
rata-rata sampel yang menderita stroke iskemik lebih tinggi dibandingkan dengan umur rata-rata sampel pada penelitian ini. Seperti pada penelitian yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh Siswonoto 2008, dijumpai umur rata-rata kasus stoke iskemik. 60.5 ± 10.65 tahun. Arboix, dkk. 2001 melaporkan umur rata-rata pada kasus stroke
iskemik 72.7 ± 10.3 tahun sedangkan Feigin,dkk. 1998 melaporkan umur rata- rata pada kasus stroke iskemik adalah 67.8 ± 9.2 tahun. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa stroke iskemik akut bisanya terjadi pada kelompok umur dewasa sampai lansia. Hal tersebut sesuai yang tercantum di Buku Ajar Neurologi Klinis,
edisi pertama dimana dinyatakan, bertambahnya usia menyebabkan terjadinya kemunduran pada organ manusia yang terjadi secara alamiah. Salah satunya
adalah perubahan struktur anatomis pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi pada usia lanjut sehingga memungkinkan
seseorang untuk terkena stroke. Di samping itu, stroke merupakan penyakit sistem saraf yang dapat mengakibatkan cacat tubuh yang berlangsung kronis dan dapat
terjadi pada orang berusia lanjut serta pada orang-orang usia pertengahan yaitu antara 40-50 tahun, dimana pada usia ini orang berada dalam keadaan aktif dan
produktif. Melalui analisa statistik dengan chi-square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan jenis stroke p 0.689 0.005.
Hal yang sama juga dilaporkan oleh Ritarwan 2002, yang menyatakan tidak ada hubungan antara umur dengan stroke iskemik p 0.005.
Berdasarkan pekerjaan pada kelompok stroke iskemik akut didapatkan 32 orang. Diantaranya yang bekerja sebagai PNS ada 14 orang 27.5 menderita
stroke iskemik akut dan 18 orang 38.6 3 bukan menderita stroke iskemik, dari 29 orang yang bekerja sebagai wiraswasta ada 19 orang 37.3 menderita stroke
iskemik akut dan 10 orang 21.3 bukan menderita stroke iskemik, dari 19 orang yang sudah pensiun ada 10 orang 19.6 menderita stroke iskemik akut
dan 9 orang 19.1 bukan menderita stroke iskemik. Dan dari 18 orang yang menjadi IRT ada 8 orang 15.7 yang menderita stroke iskemik akut dan 10
orang 21.3 yang bukan stroke iskemik. Dari hasil uji analisis statistik chi – square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan seseorang
dengan peningkatan kejadian stroke iskemik akut p 0.333 0.005. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Bangun 2008 dan Ardiany 2004, bahwa tidak ada
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan stroke iskemik akut p 0.005.
5.2.2. Hubungan peningkatan jumlah leukosit dengan stroke iskemik akut