Variabel bebas Variabel terikat

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang hubungan peningkatan jumlah leukosit dengan stroke iskemik dapat dijabarkan sebagai berikut: Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan jumlah leukosit darah pada stroke iskemik akut

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang akan diteliti mencakup variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:

3.2.1. Variabel bebas

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000- 9000 selmm 3 , bila jumlahnya lebih dari 12000 selmm 3 , keadaan ini disebut leuko sitosis, bila kurang dari 5000 selmm 3 disebut leukopenia.Junqueira, 2007. Keadaan leukosistosis dipengaruhi oleh: reaksi yang tepat dari sumsum tulang normal terhadap stimulasi eksternal infeksi, inflamasi nekrosis jaringan, infark, luka bakar, artritis, stres over exercise, kejang, kecemasan, anastesi, obat kortikosteroid, lithium, beta agonis, trauma splenektomi, anemia hemolitik dan leukemoid maligna serta, efek dari kelainan surnsum tulang primer leukemia akut, leukemia kronis kelainan mieloproliferatif. Keadaan leukopenia dipengaruhi oleh: stress berkepanjangan, penyakit atau kerusakan sumsum tulang, Peningkatan Leukosit Kejadian Stroke Iskemik akut Universitas Sumatera Utara radiasi, atau kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah, misalnya: lupus eritematosus, leuke mia, penyakit tiroid, dan sindrom cushing Corwin, 2011. Alat ukur yang digunakan untuk menilai adanya peningkatan leukosit didalam darah yaitu dengan pemeriksaan darah lengkap. Hasil dari penilaian terhadap peningkatan leukosit apabila ditemukan gambaran pemeriksaan darah lengkap yang abnormal. Tidak adanya peningkatan leukosit apabila ditemukan gambaran pemeriksaan darah lengkap yang normal. Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai peningkatan leukosit adalah skala pengukuran ordinal.

3.2.2. Variabel terikat

Stroke iskemik merupakan tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak Sjahrir, 2003. Stroke Hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di otak yang terjadi karena tekanan darah ke otak yang tiba-tiba meninggi, sehingga menekan pembuluh darah Sutrisno, 2007. Karakteristik sampel penelitian yang digunakan untuk membandingkan sampel antara stroke iskemik adan hemoragik adalah dengan membandingkan antara jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, lalu dibandingkan juga bedasarkan umur yang diurutkan dari usia 35 – 45 tahun dikategorikan berumur 45 tahun, dan dikategorikan yang berumur 46 – 55 tahun, 56 – 65 tahun, serta diurutkan dari usia 66 – 85 tahun dikategorikan berumur 66 tahun. Kemudian dibandingkan juga bedasarkan pekerjaan, yaitu PNS yang dikategorikan didalamnya adalah semua pekerjaan yang digaji oleh pemerintah, lalu wiraswasta yang dikategorikan didalamnya adalah semua pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pemerintahan, seperti pedagang, pengusaha, pekerja BUMN, pegawai bank swasta, petani, tukang becak, buruh serta pekerjaan lainnya yang tidak digaji oleh pemerintah. Kemudian pensiunan, yang dikategorikan didalamnya adalah semua pegawai negeri maupun pegawai swasta yang sudah tidak bekerja lagi dikarenakan usia yang sudah mengalami penuan dan tidak bisa lagi bekerja maksimal. Dan IRT, yang dikategorikan didalamnya adalah semua wanita yang Universitas Sumatera Utara sudah menikah, menjaga anak, mengatur keperluan suami serta mengurus keperluan rumah tangga, dan tidak kerja mencari nafkah diluar. Cara menilai stroke iskemik pada penelitian ini adalah dengan melihat hasil CT Scan kepala dan menggunakan NIHSS. Alat ukur yang digunakan untuk menilai adanya stroke iskemik adalah dengan mencatat data pada formulir dalam tabel yang sudah dilampirkan pada bagian akhir hasil dari penelitian ini. Hasil dari pengukuran terhadap stroke iskemik berupa ada tidaknya stroke iskemik. Adanya stroke iskemik apabila hasil CT Scan menunjukkan warna otak akan lebih bewarna kehitaman danatau dari skor NIHSS yang menunjukkan adanya stroke iskemik. Tidak adanya stroke iskemik apabila hasil CT Scan menunjukkan gambaran yang normal danatau dari skor NIHSS yang normal. Sutrisno, 2007. Skala pengukuran yang digunakan untuk pasien dengan stroke iskemik adalah skala pengukuran nominal.

3.3. Hipotesis