Menurut Belloc Breslow 1972, yang termasuk gaya hidup sehat adalah: 1. Pola makan yang baik
2. Aktivitas fisik 3. Olahraga
4. Istirahattidur 7 – 8 jam perhari 5. Tidak merokok
6. Tidak minum-minuman keras 7. Tidak mengonsumsi obat-obatan Watson, 2003.
2.2.2. Pola Makan
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi,
budaya dan sosial. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya Sediaoetama, 2000.
Menurut Sri 2007 yang mengutip pendapat Khumaidi dan Suhardjo menyatakan bahwa pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah tingkah laku
manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan
adalah berbagai informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai jumlah, jenis dan frekwensi bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan
merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu Supariasa dkk, 2002. Pola makan individu meliputi bahan makanan pokok sumber karbohidrat,
lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, sayur dan buah. Susunan makanan
Universitas Sumatera Utara
lansia harus mengandung semua unsur gizi yaitu: karbohidrat, protein, lemak, mineral, air dan serat dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan serta
seimbang dalam komposisinya. Menurut Sediaoetama 2000 pola makanan yang tidak baik akan menimbulkan beberapa gangguan seperti kolesterol tinggi, tekanan
darah meningkat dan kadar gula yang meningkat Maryam, 2008; Sediaoetama, 2004.
Belum ada standard menu untuk lansia di Indonesia. Tetapi sebagai bahan acuan dapat dibuat menu makanan lansia dalam sehari berdasarkan konsep “empat
sehat lima sempurna” atau konsep “gizi seimbang”. Sebagai contoh menu berdasarkan “empat sehat lima sempurna” terdiri atas kelompok makanan pangan
pokok utama = sumber karbohidrat yaitu nasi 1 porsi, kelompok lauk pauk protein nabati atau protein hewani misalnya daging 1 potong atau tahu 1 potong,
kelompok sayuran misalnya sayur bayam 1 mangkok, kelompok buah-buahan misalnya pepaya 1 potong dan susu 1 gelas. Menu seimbang untuk lansia adalah
susunan makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang dibutuhan lansia Denysantoso, 2011; Nugroho, 2008.
Kebutuhan akan serat yang dapat larut dalam air seperti apel, jeruk, pir, kacang merah dan kedelai juga perlu untuk lansia. Selain sebagai sumber serat, buah
dan sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral. Mengonsumsi Serat dan buah sangat penting untuk lansia untuk mencegah sulit buang air besar. Selain itu
konsumsi susu dapat menambah kebutuhan air yang kurang pada lansia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan makan untuk lansia adalah: porsi
Universitas Sumatera Utara
makan jangan terlalu kenyang akan lebih baik jika porsi makannya sedikit tapi sering, banyak minum air putih sekitar 7-8 gelashari dan batasi minum kopi dan teh, kurangi
garam, makanan hendaknya mudah dicerna lembek tidak keras, hindari makanan yang terlalu manis, terlalu asin dan yang terlalu gurihgorengan Nugroho, 2008;
Rimbana, 2004; Sunita, 2003; Supariasa, 2002. Berdasarkan konsep “gizi seimbang”, seperti tersebut di atas sebagai contoh
menu lansia dalam sehari disajikan pada Tabel 2.1. berikut:
Tabel 2.1. Pola Susunan Makanan Lansia dalam Sehari Berdasarkan Menu Seimbang
No. Kelompok Makanan
Jenis Pangan per Porsi
Jumlah Porsi per Hari Laki-
Laki
Perempuan
1. Bahan Pokok Sumber
Karbohidrat Nasi 1 piring
3 2
2. Lauk pauksumber
protein hewaninabati Daging 1 potong
Tahu 1potong 1,5
5 2
4 3.
Sayuran Bayam 1
mangkok 1,5
1,5 4.
Buah-buahan Pepaya 1 potong
2 2
5. Susu
Skim 1 gelas 1
1 Sumber : Ditjen Binkesmas, Depkes RI 1992; Leaflet Depkes RI2008
Menu ini disusun berdasarkan kecukupan energi dan gizi bagi lansia dalam sehari, 3 kali makanan pokokutama dan 2 kali makanan selingan. Makanan selingan
dikonsumsi untuk menunggu jadwal makanan pokok. Hal ini perlu dilakukan supaya jangan samapi perut kosong yang dapat menyebabkan peningkatan asam lambung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Menu untuk Lansia dalam Sehari No.
Waktu makan Menu
Porsi
1. Pagi
Sumber karbohidrat Protein
Susu 1piring
1 potong 1 gelas
2. Selingan
Makanan jajajan 1 potong
3. Siang
Karbohidrat Protein nabatihewani
Sayuran Buah-buahan
1piring 1 potong
1 mangkok 1 buah
4. Selingan
Makanan jajanan 1 potong
5. Malam
Karbohidrat Protein nabatihewani
Sayuran Buah-buahan
1piring 1 potong
1 mangkok 1 buah
Sumber : Amini Nasoetion dan Dodik Briawan 1993
Menurut Nugroho 2008 untuk menjaga agar menu harian tidak monoton, tetapi bervariasi maka perlu menyajikan berbagai bahan makanan pengganti atau
penukar bagi kelompok makanan yang akan disajikan pada Tabel 2.3. Variasi dalam menu harian sangat diperlukan karena dapat menghindari rasa bosan dan baik bagi
kelengkapan zat gizi komplementasi zat gizi. Pola makanan yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun jenis makanannya, seperti makan makanan tinggi lemak, kurang mengonsumsi sayuran, buah dan sebagainya juga makan makanan yang melebihi
kebutuhan tubuh bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Berbagai Kelompok Makanan PenggantiPenukar Kelompok Makanan
Jenis Makanan
Sumber Karbohidrat Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie
instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni
Sumber Protein Hewani Daging ayam, daging sapi, hati ayam atau sapi,
telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging
Sumber Protein Nabati Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah,
kacang tolo, tahu, tempe, oncom Buah-buahan
Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang ambon, sawo, semangka,
sirsak, tomat
Sayuran Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun
singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan Jajanan Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem,
kroket, kue pia, kue putu, risoles Susu
Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim
Sumber : Amini Nasoetion dan Dodik Briawan 1993 Kejadian penyakit infeksi dan kekurangan gizi dapat diturunkan jika pola
makan seimbang sebaliknya penyakit degeneratif dan penyakit kanker meningkat jika pola makan tidak seimbang. Di beberapa daerah masalah penyakit infeksi masih
menonjol sehingga dalam transisi epidemiologi kita menghadapi beban ganda Double Burden, peningkatan kemakmuran diikuti oleh perubahan gaya hidup
karena pola makan, di kota-kota besar berubah dari pola makanan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, serat dan sayuran, ke pola makanan masyarakat
barat yang komposisinya terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula dan garam tetapi rendah serat Mien, 1998; Darmojo, 1999; Depkes RI, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut WHO 2003 meningkatnya industrialisasi, urbanisasi, mekanisasi yang terjadi di sebagian besar negara di dunia, berhubungan dengan
perubahan makanan dan perilaku, termasuk ke dalamnya makanan yang tinggi lemak dan tinggi energi serta gaya hidup yang lebih santai, melakukan aktivitas bisa dibantu
dengan peralatan yang tidak banyak mengeluarkan energi. Tingginya kandungan sukrosa dalam makanan meningkatkan tekanan arteri pada beberapa orang dengan
tensi normal yang kemudian memberikan efek meningkatkan penyerapan NaCl natrium klorida pada orang yang memiliki tekanan darah normal dan hipertensi
Kotchen dan Jane,1995. Sukrosa mungkin dapat menurunkan kadar lemak darah dan memiliki efek merugikan pada toleransi glukosa Willet, 1990. Konsumsi lemak
mempunyai pengaruh kuat pada resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner dan stroke, efek lain pada lipid darah, trombosis, tekanan darah
tinggi Tamher, 2009. Sedangkan menurut Willet 1990 efek dari protein dan jenis protein pada
manusia belum jelas dan hubungan jenis protein dengan resiko PJK Penyakit Jantung Koroner diterima dengan sedikit perhatian pada studi-studi epidemiologi
Wirakusumah, 2002. Konsumsi natrium dari berbagai sumber makanan memengaruhi tekanan
darah dan seharusnya membatasi konsumsi Natrium untuk mengurangi resiko hipertensi yang dapat berakibat pada Penyakit Jantung Koroner PJK dan stroke,
dianjurkan komsumsi tidak lebih dari 1,7 gr Natrium per hari. Konsumsi Serat,
Universitas Sumatera Utara
sayuran dan buah setiap hari akan memberi perlindungan terhadap PJK dan juga menurunkan tekanan darah dan stroke Maryam, 2008.
Menurut Depkes RI 2008, dengan bertambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal
ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istirahat, misalnya: untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya
Gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan kalengan, sambal botolan,
minuman kaleng, buah dan sayur yang memakai bahan pengawet, makanan kaya lemak, makanan kaya kolesterol. Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk tubuh dan
kesehatan karena tubuh kita menjadi rusak karena makan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit Depkes RI, 2008.
Pada lansia akan tejadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan
kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi secara adekuat dan lengkap. Untuk itu perlu mengonsumsi suplemen makanan tetapi harus sesuai
dengan anjuran dokter Depkes RI, 2008.
2.2.3. Aktifitas fisik