merokok yaitu sebanyak 49 orang 45,8 dan yang tidak memiliki riwayat merokok sebanyak 58 orang 54,2. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
No. Riwayat Merokok
Frekuensi Persentase
1. Iya
49 45,8
2. Tidak
58 54,2
Jumlah 107
100,0
4.3.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar lansia memiliki status kesehatan buruk yaitu sebanyak 62 orang 57,9 dan selebihnya memiliki
status kesehatan baik yaitu 45 orang 42,1, dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
No. Status Kesehatan
Frekuensi Persentase
1. Baik
45 42,1
2. Buruk
62 57,9
Jumlah 107
100,0
4.4. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dalam penelitian ini untuk melihat hubungan variabel independen pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan istirahat dan riwayat merokok
dengan variabel dependen status kesehatan lansia dengan menggunakan chi-square test X dengan taraf kemaknaan 95 = 0,05. Berikut disajikan uraiannya.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1. Hubungan Pola Makan dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
Hasil analisis bivariat antara pola makan dengan status kesehatan lansia diperoleh dari 44 orang lansia yang pola makannya baik 31 orang 70,5 status
kesehatannya baik, 13 orang 29,5 status kesehatannya buruk, sedangkan dari 63 orang lansia yang memiliki pola makan tidak baik, 14 orang 22,2 status
kesehatannya baik dan 49 orang 77,8 status kesehatannya buruk. Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p value 0,000 p 0,005, terbukti Ho ditolak sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan lansia dengan status kesehatan lansia. Dari hasil analisis ini diperoleh juga nilai PR
Prevalens Ratio =
8,346
PR 1 artinya lansia yang memiliki pola` makan tidak baik mempunyai risiko memiliki status kesehatan buruk
8,346
kali lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang pola makannya baik Sudigdo, 2008. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Bivariat antara Pola Makan dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan
Tahun 2011
Status Kesehatan Pola Makan
Baik Buruk
Total PR
95CI Nilai p
N N
n
Baik Tidak Baik
31 14
70,5 22,2
13 49
29,5 77,8
44 63
100 100
8,346 0,000
Jumlah 45
62 107
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
Hasil analisis bivariat antara aktivitas fisik dengan status kesehatan lansia diperoleh dari dari 33 orang lansia yang aktivitas fisiknya cukup 26 orang 78,8
status kesehatannya baik, 7 orang 21,2 status kesehatannya buruk. Dari 74 orang lansia yang aktivitas fisiknya tidak cukup, 19 orang 25,7 status kesehatannya baik
dan 55 orang 74,3 status kesehatannya buruk. Hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p value 0,000 p 0,05, terbukti Ho ditolak, artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik lansia dengan status kesehatan lansia. Dari analisis ini diperoleh juga nilai PR Prevalens Ratio = 10,752 PR 1 artinya
lansia yang aktivitas fisiknya tidak cukup memiliki risiko status kesehatan buruk 10,752 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang memiliki aktivitas fisik
cukup Sudigdo, 2008. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Bivariat antara Aktivitas Fisik dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Darusalam Medan Tahun 2011 Status Kesehatan
Aktivitas Fisik
Baik Buruk
Total
PR 95CI
Nilai p N
N n
Cukup Tidak Cukup
26 19
78,8 25,7
7 55
21,2 74,3
33 74
100 100
10,752 0,000
Jumlah 45
62 107
Universitas Sumatera Utara
4.4.3. Hubungan Kebiasaan Istirahat dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
Hasil analisis bivariat antara kebiasaan istirahat dengan status kesehatan
lansia diperoleh dari 50 orang lansia yang kebiasaan istirahatnya cukup 35 orang 70,0 status kesehatannya baik, 15 orang 30,0 status kesehatannya buruk. Dari
57 orang lansia yang memiliki kebiasaan istirahat tidak cukup, 10 orang 17,5 status kesehatannya baik dan 47 orang 82,5 status kesehatannya buruk. Hasil uji
statistik chi-square didapatkan nilai p value 0,000 p 0,05, terbukti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan istirahat lansia dengan
status kesehatan lansia. Dari analisis ini diperoleh juga nilai PR Prevalens Ratio = 10,967 PR 1 artinya lansia yang memiliki kebiasaan istirahat tidak cukup
memiliki risiko status kesehatan buruk 10,967 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang memiliki kebiasaan istirahat cukup Sudigdo, 2008. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Analisis Bivariat antara Kebiasaan Istirahat dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Darusalam Medan Tahun 2011
Status Kesehatan Kebiasaan
Istirahat Baik
Buruk Total
PR
95
CI Nilai p
N N
n
Cukup Tidak Cukup
35 10
70,0 17,5
15 47
30,0 82,5
50 57
100 100
10,967 0,000
Jumlah 45
62 107
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Hubungan Riwayat Merokok dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan Tahun 2011
Hasil analisis bivariat antara riwayat merokok dengan status kesehatan lansia
diperoleh dari 49 orang lansia yang memiliki riwayat merokok, 8 orang 16,3 status kesehatannya baik, 41 orang 83,7 status kesehatannya buruk. Dari 58 orang
lansia yang tidak memiliki riwayat merokok, 37 orang 63,8 status kesehatannya baik dan 21 orang 36,2 status kesehatannya buruk. Hasil uji statistik chi-square
didapatkan nilai p value 0,000 p 0,005, terbukti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat merokok lansia dengan status kesehatan
lansia. Dari analisis ini diperoleh juga nilai PR Prevalens Ratio = 9,030 PR 1 artinya lansia yang memiliki riwayat merokok memiliki risiko status kesehatan buruk
9,030 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak memiliki riwayat merokok Sudigdo, 2008. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Analisis Bivariat antara Riwayat Merokok dengan Status Kesehatan Lanjut Usia Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Darusalam Medan Tahun 2011 Status kesehatan
Riwayat Merokok
Baik Buruk
Total PR
95 CI Nilai p
N n
N
Ya Tidak
8 37
16,3 63,8
41 21
83,7 36,2
49 58
100 100
9,030 0,000
Jumlah 45
62 107
Universitas Sumatera Utara
4.5. Analisis Multivariat Analisis Multivariat adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel