PEMILIHAN UMUM KERANGKA TEORI 1. PARTISIPASI POLITIK

negara yang heterogen sifatnya, potensi pertentangan lebih besar dan dengan mudah mengundang konflik. Di sini peran partai politik diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang- kurangnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, elite partai dapat menumbuhkan pengertian di antara mereka dan bersamaan dengan itu juga meyakinkan pendukungya.

I.5.5. PEMILIHAN UMUM

Pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial perjanjian masyarakat antara peserta pemilihan umum partai politik dengan pemilih rakyat yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye, propoganda, iklan politik melalui media massa cetak, audio radio maupun audio visual televisi serta media lainnya seperti, spanduk, pamflet, selebaran bahkan komunikasi antara pribadi yang berbentuk face to face tatap muka atau lobby yang berisi penyampaian pesan mengenai program, platform, asas, ideologi serta janji-janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga pada waktu dilaksanakannya pemilihan umum dapat menentukan pilihannya terhadap salah satu partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan legislatif maupun eksekutif. 23 23 A. Rahman H. I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, hlm 147. Universitas Sumatera Utara

I.5.5.1. Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Pemilihan kepala daerah langsung pilkada langsung juga merupakan jalan keluar terbaik untuk mencairkan kebekuan demokrasi. Kekuatan pilkada langsung terletak pada pembentukan dan implikasi legistimasi tersendiri sehingga harus dipilih sendiri oleh rakyat. Mereka juga wajib bertanggung jawab kepada rakyat. Dengan pemilihan terpisah dari DPRD, kepala daerah memiliki kekuatan yang seimbang dengan DPRD sehingga mekanisme check and balances niscaya akan bekerja. Kepala daerah dituntut mengoptimalkan fungsi pemerintahan daerah protective, public service, development. Pilkada langsung tidak dengan sendirinya menjamin taken for granted peningkatan kualitas demokrasi itu sendiri tetapi jelas membuka akses terhadap peningkatan kualitas demokrasi tersebut. Akses itu berarti berfungsinya mekanisme check and balances. Dimensi check and balances meliputi hubungan kepala daerah dengan rakyat; DPRD dengan rakyat; kepala daerah dengan DPRD; DPRD dengan kepala daerah tetapi juga kepala daerah dan DPRD dengan lembaga yudikatif dan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat. 24 Pemilihan kepala daerah langsung merupakan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh masyarakat yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil melalui pemungutan suara. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokratis, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten, serta Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota. 24 Joko J. Prihatmoko, Loc. Cit., hlm. 164-165. Universitas Sumatera Utara memelihara hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 25 David Easton menyatakan bahwa suatu sistem selalu memiliki sekurangnya tiga sifat. Ketiga sifat itu adalah 1 terdiri dari banyak bagian-bagian; 2 bagian-bagian itu saling berinteraksi dan saling tergantung; dan 3 mampunyai perbatasan boundaries yang memisahkannya dari lingkungannya yang juga terdiri dari sistem-sistem lain.

I.5.5.2. Sistem Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung

26 Sistem pemilihan adalah suatu mekanisme atau tata cara untuk menentukan pasangan calon yang berhak menduduki jabatan kepala daerahwakil kepala daerah. Kualitas kompetisi Sebagai suatu sistem, sistem pilkada langsung mempunyai bagian-bagian yang merupakan sistem sekunder secondary system atau sub-sub sistem subsystems. Bagian- bagian tersebut adalah electoral regulation, electoral process, dan electoral law enforcement. Electoral regulation adalah segala ketentuan atau aturan mengenai pilkada langsung yang berlaku, bersifat mengikat dan menjadi pedoman bagi penyelenggara, calon dan pemilih dalam menunaikan peran dan fungsi masing-masing. Electoral process dimaksudkan seluruh kegiatan yang terkait secara langsung dengan pilkada yang merujuk pada ketentuan perundang-undangan baik yang bersifat legal maupun teknikal. Electoral law enforcement yaitu penegakan hukum terhadap aturan-aturan pilkada baik politis, administratif atau pidana. Ketiga bagian pilkada langsung tersebut sangat menentukan sejauh mana kapasitas sistem dapat menjembatani pencapaian tujuan dari proses awalnya. Masing-masing bagian tidak dapat dipisah-pisahkan karena merupakan suatu kesatuan utuh yang komplementer. 25 Dikutip dari Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 26 Mohtar Mas’oed Colin Mac Andrews, Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008, hlm. xiii. Universitas Sumatera Utara dalam pilkada langsung dapat dilihat dari sistem pemilihan yang digunakan. Ada 5 lima sistem dalam pemilihan kepala daerah langsung, yaitu: 27

a. First Past The Post System

Sistem first past the post ini dikenal sebagai sistem yang sederhana dan efisien. Calon Kepala Daerah yang memperoleh suara terbanyak otomatis memenangkan pilkada dan menduduki kursi Kepala Daerah. Karenanya sistem ini dikenal juga dengan sistem mayoritas sederhana simple majority. Konsekuensinya, calon Kepala Daerah dapat memenangkan pilkada walaupun hanya meraih kurang dari separoh suara jumlah pemilih sehingga legitimasinya sering dipersoalkan.

b. Preferantial Voting System atau Aprroval Voting System

Cara kerja sistem preferential voting atau aprroval voting adalah pemilih memberikan peringkat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya terhadap calon-calon Kepala Daerah yang ada pada saat pemilihan. Seorang calon akan otomatis memenangkan pilkada langsung dan terpilih menjadi Kepala Daerah jika perolehan suaranya mencapai peringkat pertama terbesar. Sistem ini dikenal sebagai mengakomodasi sistem mayoritas sederhana simple majority namun dapat membingungkan proses penghitungan suara di setiap tempat pemungutan suara TPS sehingga perhitungan suara di tempat pemungutan suara mungkin harus dilakukan secara terpusat. 27 Joko J. Prihatmoko, Op. Cit., hlm 284, 115-120. Universitas Sumatera Utara