LATAR BELAKANG Kampanye Dan Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2010 (Studi terhadap Efektifitas Kampanye DR. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. di Kelurahan Pematang Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, para politisi atau pejabat publik sebagai wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Sebab, pertama, dalam kacamata “mandat,” pilkada yang dilakukan secara reguler dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyeleksi kebijakan-kebijakan politik yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat luas. Selama kampanye pilkada dan pemilu misalnya, para calon guberbur, para calon bupati maupun para calon walikota menawarkan berbagai isu dan program untuk mensejahterakan masyarakat, sehingga hal ini menjadi daya tarik bagi pemilih untuk memilihnya. Kedua, dalam kacamata akuntabilitas, pilkada dan pemilu merupakan sarana bagi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai keputusan dan tindakannya di masa lalu. Konsekuensinya, pemerintahan dan politisi akan selalu memperhitungkan penilaian masyarakat, sehingga akan memilih kebijakan atau program yang berdampak pada penilaian positif pemilih terhadap dirinya, agar terpilih kembali pada pilkada atau pemilu berikutnya. 1 Ada beberapa argumen bagi pilkada langsung terkait dengan kedaulatan rakyat, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut: 2 Pertama, rakyat secara langsung dapat menggunakan hak-haknya secara utuh. Menjadi kewajiban negara memberikan perlindungan terhadap hak pilih rakyat. Salah satu hak politik rakyat adalah hak memilih calon pemimpin. Penundaan atau peniadaan hak pilih 1 Ahmad Nadir, Pilkada Langsung, dan Masa Depan Demokrasi, Malang: Averroes Press, 2005, hlm. viii. 2 Joko Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 128-129. Universitas Sumatera Utara tidak hanya mengurangi signifikansi nilai-nilai demokrasi dalam pilkada langsung tetapi juga mangancam legitimasi pemimpin daerah. Kedua, wujud nyata asas pertanggungjawaban dan akuntabilitas accountability publik seorang pemimpin merupakan landasan amat penting guna menjaga kelangsungan sebuah kepemimpinan politik. Melalui pilkada langsung, maka seorang Kepala Daerah harus dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinan kepada rakyat yang memilih. Tingkat penerimaan rakyat kepada Kepala Daerah merupakan jaminan bagi peningkatan partisipasi politik rakyat yang akan menjaga kelanggengan sebuah kepemimpinan. Ketiga, menciptakan suasana kondisif bagi terciptanya hubungan senergis antara pemerintahan dan rakyat. Pemerintahan akan melaksanakan kehendaknya sesuai dengan kehendak rakyat. Keserasian dan keseimbangan hubungan antara keduanya membawa pengaruh yang sangat menentukan bagi tegaknya suatu pemerintahan yang demokratis. Pemilihan langsung telah mendekatkan antara kandidat dengan masyarakat. Seleksi kepemimpinan lokal di laksanakan langsung dan pemilih akan menjatuhkan pilihannya kepada sang idola saat sudah dibilik suara. Rakyat memilih langsung siapa yang pantas menjadi kepala daerah di wilayahnya. Bupati, walikota dan gubernur adalah jabatan-jabatan publik untuk siapa saja yang ingin maju tampil menjadi kontestan. Bursa pencalonan lebih terbuka, kompetitif, dan partisipatif. Sementara siklus dan rotasi kepemimpinan dipastikan berjalan dinamis sambil memberi ruang-ruang kebebasan sepanjang proses transisi demokratik yang tak mungkin lagi terhindarkan. 3 Sebagai bagian dari konstitusi demokrasi yang bebas, maka pemilu harus didahului oleh kampanye pemilu. Menurut Arnold Steinberg, kampanye politik modern adalah cara yang digunakan para warga negara dalam demokrasi untuk menentukan siapa yang akan 3 Agung Wibawanto, dkk, Memenangkan Hati dan Pikiran Rakyat, Yogyakarta: Pembaruan, 2005, hlm 6. Universitas Sumatera Utara memerintah mereka. Kampanye politik adalah suatu usaha yang terkelola, terorganisir untuk mengikhtarkan orang dicalonkan, dipilih, atau dipilih kembali dalam suatu jabatan resmi. Setiap kampanye adalah suatu usaha hubungan masyarakat, yakni membujuk sejumlah pemberi suara yang sudah terdaftar untuk mendukung calon. Kampanye yang berorientasi hubungan masyarakat, berusaha menarik perhatian orang kepada sang calon. Ia mencoba meningkatkan identifikasi dan citra sang calon di antara kelompok pemberi suara, menyebarluaskan pandangan sang calon tentang berbagai masalah penting, dan mendorong para pemberi suara menuju ke tempat pemilihan umum untuk memberi suara kepada sang calon. Kampanye politik juga berikhtar membujuk orang-orang yang masih bimbang dan malah kadang menjurusbalikkan orang-orang yang cenderung untuk mendukung calon lain pihak penentang. 4 Dari konteks aktivitas politik, pemasaran politik dimaksudkan adalah penyebaran informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh aktor-aktor politik komunikator melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan kepada segmen sasaran tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap, dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi. Dalam kampanye politik terdapat pemasaran politik. Pemasaran politik didefinisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu, organisasi, prosedur-prosedur, dan melibatkan analisis, pengembangan, eksekusi, dan strategi manajemen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk mengarahkan opini publik terhadap ideologi mereka. 5 4 Toni Andrianus Pito, dkk, Mengenal Teori-Teori Politik dari Sistem Politik Sampai Korupsi, Bandung: Nuansa, 2006, hlm.186. 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hlm. 276. Universitas Sumatera Utara Platform program juga dibutuhkan para calon kandidat untuk menarik simpati dari masyarakat pada saat pemilihan Kepala Daerah. Adapun medium penyampaian program dilakukan melalui agen orang atau institusi, event kegiatan atau pertunjukan tertentu dan objek media audia visual, atribut, poster, spanduk, billboard, posko, brosur, pamlet, pernak- pernik, selebaran, balon udara, bendera, dll. Pentingnya pengolahan kreatif media-media tadi adalah untuk merangsang gairah minat orang mencari informasi sebagai input mengambil keputusan. Hal ini mengingat kebanyakan masyarakat awam di kalangan para pemilih kurang memiliki perhatian penuh terhadap tawaran-tawaran kandidat politik. 6 Berikut ini adalah Nomor Urut Calon Bupati dan Wakil Bupati Simalungun Pada Pilkada Simalungun 2010: Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2010-2015 yang dilaksanakan pada 26 Agustus 2010 merupakan salah satu wujud demokrasi di mana semua masyarakat di Kabupaten Simalungun memiliki hak untuk memilih sendiri pemimpinnya secara langsung. Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun diikuti oleh lima pasangan calon bupati dan wakil bupati. Kelima pasangan itu masing-masing tiga pasangan berdasarkan dukungan partai politik dan dua pasangan lain merupakan dari jalur perseorangan independent. Mereka adalah pasangan Drs. T. Zulkarnain Damanik, MM - Marsiaman Saragih, SH, Dr. J.R. Saragih, SH, MM - Hj. Nuriaty Damanik, SH, pasangan Samsudin Siregar, SH - Kusdiyanto, SH, ketiga pasangan ini dukungan partai politik. Sedangkan pasangan Ir. H. Muknir Damanik - Miko dan pasangan Kabel Saragih, SH – Ir. Mulyno dari jalur independent. 7 6 Agung Wibawanto, dkk, Op. Cit., hlm 19. 7 Data diperoleh dari SK KPU Kabupaten Simalungun, 15-04-2011, 10:15. Universitas Sumatera Utara • Nomor Urut 1 : Samsudin Siregar, SH. berpasangan dengan Kusdianto, SH. • Nomor Urut 2 : Kabel Saragih, SH. berpasangan dengan Ir. Mulyono. • Nomor Urut 3 : Ir. H. Muknir Damanik berpasangan dengan Miko. • Nomor Urut 4 : Dr. J.R. Jopinus Ramli Saragih, SH, MM. berpasangan dengan Hj. Nuriaty Damanik, SH. • Nomor Urut 5 : Drs. T. Zulkarnain Damanik, MM. berpasangan dengan Marsiaman Saragih, SH. Para calon bupati dan calon wakil yang tersebut di atas saling bersaing untuk mendapatkan perhatian dan dukungan dari masyarakat agar dapat memperoleh suara terbanyak pada saat dilaksanakannya Pemilihan Umum Kepala Daerah. Dari kelima calon bupati dan calon wakil bupati tersebut pasangan dengan Nomor Urut 4 Dr. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. berhasil memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2010-2015, yaitu dengan rincian suara: Pasangan Dr. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriati Damanik, SH. Nomor Urut 4 meraih suara sebanyak 150.076 suara 38,62 persen disusul Calon Incumbent, Drs. T. Zulkarnain Damanik, MM. - Marsiaman Saragih, SH. Nomor Urut 5 mendapat 110.943 suara 28,55 persen, serta urutan ke tiga Samsudin Siregar, SH. – Kusdianto, SH. Nomor Urut 1 dengan 103.843 26,72 persen. Selanjutnya, pasangan Ir. H. Muknir Damanik - Miko Nomor Urut 3 memperoleh 17.716 suara 4,50 persen, dan urutan terakhir Kabel Saragih, SH. – Ir. Mulyono Nomor Urut 2 dengan mendapatkan 5.931 suara 1,52 persen. Secara keseluruhan jumlah suara yang terkumpul sesuai versi Panwaslu Kabupaten Simalungun sebanyak 388.509 suara. Sementara itu, jumlah Daftar Pemilih Tetap DPT pada Pemilukada kali ini sebanyak 608.552 jiwa. Dari total jumlah suara yang terkumpul tersebut, maka pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Simalungun satu putaran. Universitas Sumatera Utara Untuk tingkat kehadiran para pemilih yang menggunakan hak suaranya pada setiap Tempat Pemungutan Suara TPS dengan jumlah 1.494 yang tersebar di 31 Kecamatan, maka diperkirakan mencapai 67 persen. 8 Untuk hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun di Kelurahan Nagori Pematang Raya, Kecamatan Raya, pasangan DR. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. memperoleh kemenangan mutlak daripada pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang lain. Adapun rincian perolehan suara di Kelurahan Pematang Raya yaitu dari 2.750 jumlah pemilih di Kelurahan Pematang Raya jumlah laki-laki 1.408 jiwa dan jumlah perempuan 1.342 jiwa, terdapat 2.088 masyarakat yang memilih DR. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. Adapun rincian perolehan suara di Kelurahan Pematang Raya adalah: 9 Dari studi-studi yang telah dilakukan oleh para mahasiswa Departemen Ilmu Politik sebelumnya ditemukan adanya hubungan kampanye calon kandidat dengan perilaku pemilih. Berangkat dari hasil penelitian terdahulu dan juga data-data yang telah saya kemukakan di atas maka saya tertarik untuk meneliti kembali pengaruh ataupun hubungan kampanye dengan perilaku pemilih, yaitu efektifitas kampanye yang dilakukan DR. J.R. Saragih, SH, Samsudin Siregar, SH. – Kusdianto, SH. : 53 suara. Kabel Saragih, SH. – Ir. Mulyono, SH. : 21 suara. Ir. H. Muknir Damanik - Miko : 4 suara. Dr. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. : 2.088 suara. Drs. T. Zulkarnain Damanik, MM. - Marsiaman Saragih, SH. : 553 suara. 8 http:eksposnews.comview1715618Versi-Panwaslu--JR-Nur-Unggul-di-Pemilukada-Simalungun.htmlakses 19 Februari 2011. 20:45. 9 Data diperoleh dari Ketua KPPS Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Kelurahan Pematang Raya, Sabar Damanik. Universitas Sumatera Utara MM. dan Hj. Nuriaty Damanik, SH. dalam menarik perhatian dan memperoleh dukungan dari masyarakat. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Kampanye dan Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2010 Studi Efektifitas Kampanye Dr. J.R. Saragih, SH, MM. – Hj. Nuriaty Damanik, SH. di Kelurahan Pematang Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.”

I.2. PERUMUSAN MASALAH