Promosi produk melalui iklan perumahan dan pemukiman

BAB IV UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN ATAS IKLAN YANG DIJANJIKAN

A. Promosi produk melalui iklan perumahan dan pemukiman

Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan promosi. Promosi menurut Pasal 1 angka 6 adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang danatau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang danjasa yang akan dan sedang diperdagangkan. Promosi Produk adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak-pihak lainnya dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilakunya. 50 Promosi adalah kegiatan kampanye bagi sebuah product ataupun business yang selalu ditandai oleh adanya pemberian insentif atau rewards untuk merangsang pasar bergerak dan bertindak membeli product yang di kampanyekan dalam ajang promosi tersebut saat itu juga. Perusahaan mengkoordinasi unsur-unsur dalam promosi produk, kemudian mengkoordinasikan promosi produk dengan unsur-unsur dalam bauran pemasaran agar mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan perusahaan secara keseluruhan. 51 50 McDaniel, Lamb, Hair, Pemasaran, Edisi I, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hal. 46. 51 http:businesswizards.biz20090630apa-bedanya-iklan-promosi-2,diakseskan tanggal 2 Maret 2011. Promosi selalu menggunakan rewards dan limited offers penawaran dalam kondisi terbatas – Universitas Sumatera Utara baik dari sisi waktu atau ketersediaan rewards sebagai stressing, artinya promosi memberikan hadiah bagi semua orang yang mau membeli product yang dipromosikan tersebut saat itu juga atau dalam tenggang waktu masa promosi. Kegiatan promosi merupakan bagian dari pemasaran sebagai sarana komunikasi yang menjebatani produsen dengan sasarannya, melalui gaung promosi promotion, konsumen menyadari adanya kehadiran suatu produk product dengan harga tertentu yang ditetapkan price, serta mendapatkan informasi melalui tempat place dimana produk tersebut dapat diperoleh. Untuk zaman yang serba cepat di era teknologi ini, iklan adalah cara promosi yang dianggap pilihan yang efektif dan efisien. Iklan merupakan salah satu ujung tombak pemasaran, sebab iklan merupakan rangkuman segala bentuk pesan mengenai kehadiran suatu produk atau jasa. Pemasaran tanpa dibarengi dengan kegiatan periklanan adalah mustahil, karena dengan iklanlah masyarakat dapat mengetahui keberadaan suatu barang dengan harga tertentu yang ditetapkan. 52 Iklan atau Advertising, adalah kegiatan untuk mengumumkan keberadaan sebuah product atau business kepada public, media distribusinya bisa banyak medium yang digunakan mulai dari media cetak, selebaran. banner gantung dipinggir jalan, sticker tempel di angkot-angkot ataupun billboard dan baliho- baliho di tempat-tempat strategis, tidak cuma itu saja, iklan juga didistribusikan 52 http:klubdisainer.blogspot.com201001iklan-yang-baik.html diakseskan tanggal 2 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan media electronik juga seperti media radio, televisi dan internet. 53 1. Media komunikasi untuk menyampaikan pesan pemasaran suatu produk kepada masyarakat; Promosi dan iklan sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda, promosi serta iklan adalah salah satu alat dalam kegiatan marketing untuk melakukan kampanye kepada publik agar pasar tahu semua keunggulan-keunggulan tersebut. Sekilas dua hal tersebut terlihat sama tetapi sebetulnya keduanya berbeda.. Bahkan jika kita mengamati lebih dalam sedikit saja akan terlihat sangat berbeda. Namun UUPK tidak memberikan pengertian tentang iklan hanya pengertian tentang promosi meskipun UUPK membedakan anatar perbuatan “mempromosikan” dengan perbuatan “mengiklankan”. Berdasarkan pengertian Promosi dalam UUPK, iklan merupakan bagian dari kegiatan promosi. Iklan mempunyai peran yang sangat penting dibidang pemasaran, terutama dalam hubungan antara pelaku usaha baik produsen maupun distributor, dengan konsumen. Dalam hubungan pelaku usaha dengan konsumen ini, iklan bisa berperan sebagai berikut: 2. Iklan adalah sumber informasi bagi konsumen sebelum mengkonsumsi produk barang atau jasa; 53 http:businesswizards.biz20090630apa-bedanya-iklan-promosi-2,diakseskan tanggal 2 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara 3. Iklan sebagai salah satu unsur penentu konsumen jadi atau tidak untuk membeli produk. Di dalam pembahasan mengenai pengertian dari iklan, banyak ahli-ahli yang memberikan pendapat mereka masing-masing diantaranya adalah menurut Wright yang dikutip oleh Liliweri mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. 54 Sejalan dengan hal tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa iklan merupakan salah satu sarana penunjang bagi perusahaan di dalam mencapai tujuannya yaitu meraih lebih banyak calon pembeli dan pelanggan dengan biaya yang rendah, di dalam waktu yang lebih singkat. Bahkan iklan yang baik tidak hanya mampu menggugah atau menarik minat masyarakat sehingga terdorong ke arah tindakan pembelian, namun juga dapat memberikan keuntungan-keuntungan yang lain kepada perusahaan. Sebagaimana yang dikatakan oleh William Spriegel seperti yang dikutip Astrid S. Susanto bahwa kegiatan periklanan yang baik dengan kalkulasi dalam proporsi yang sebenarnya, dapat menghasilkan adanya penurunan dari harga penjualan. Hal ini terjadi karena berkurangnya kegiatan berupa pengeluaran biaya usaha penjualan dan penurunan harga satuan produk. 54 Alo Liliwweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan, Bandung : PT Citra Aditya Bakti 1982, hal. 20. Universitas Sumatera Utara Justru karena itu, kegiatan periklanan yang baik telah menghasilkan bahwa calon konsumen sendiri mencari barang atau jasa yang dibutuhkannya itu 55 Beriklan yang baik menurut Perusahaan Persatuan Periklanan Indonesia menyebutkan harus mengikuti peraturan-peraturan berikut ini: Penyalahgunaan iklan yang efeknya bisa dirasakan langsung oleh konsumen adalah yang dilakukan oleh pelaku usaha, terkait dengan produk yang mereka jual. Untuk melindungi konsumen dari perilaku nakal pelaku usaha ini, maka negara memberlakukan beberapa peraturan perundang-undangan untuk mengawasi bidang periklanan di Indonesia. 56 1. Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 tahun 1999, Pasal 17 Ayat a yang berbunyi: Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan harga barang danatau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang danatau jasa. 2. UU No.32 tahun 2002 tentang periklanan yakni Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, bab II B No. 1 Ayat a yang berbunyi: Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar, mengelabui dan memberikan janji yang berlebihan. Sebuah iklan yang baik setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu: 55 Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1988, hal. 207. 56 http:kerockan.blogspot.com201005kriteria-iklan-yang-menarik.html, diakseskan tanggal 2 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara 1. Attention : mengandung daya tarik 2. Interest : mengandung perhatian dan minat 3. Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki 4. Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk 5. Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk 6. Action : mengarah tindakan untuk membeli 57 Berdasarkan konsep AIDCDA, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Konsep tersebut diharapkan konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi, yang tidak memperdulikan status sosialnya. Iklan perumahan dan pemukiman adalah salah satu bentuk penawaran pengembang secara langsung kepada konsumen yang dilakukan oleh petugas- petugas pemasaran pada waktu peyelenggaraan pameran. Iklan perumahan dan pemukiman yang ditawarkan merupakan bagian dari perjanjian pembelian perumahan dan pemukiman seperti fasilitas sosial maupun umum, kualitas bangunan. 58 Sebagai salah satu bentuk media informasi, iklan perumahan dan pemukiman keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat guna menentukan dan mempertimbangkan di dalam memiliki sebuah rumah di lokasi perumahan dan pemukiman. Kewajiban produsen pengembangan di dalam menerbitkan iklan 57 http:vivaiklan.comketentuan diakseskan tanggal 2 Maret 2011. 58 Rhenald Khasali, Manajemen Periklanan, Konsep, dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : Gramedia, 1995, hal. 11. Universitas Sumatera Utara perumahan dan pemukiman adalah memberikan informasi yang benarbaik dan jujur mengenai segala sesuatu yang tercantum di dalam iklan tersebut antara lain : 1. Adanya fasilitas sosial dan fasilitas umum seperti : tempat peribadatan, jalan praving, lapangan untuk bermain taman, fasilitas olah raga, pasar, sekolahan, fasilitas kesehatan. 2. Kualitas bahan bangunan yang dipakai, seperti: fundasi, genteng, tembok, pintu dan jendela, lantai. 3. Fasiltas kredit pemilikan rumah melalui bank 4. Fasilitas air dari PDAM, fasilitas telepon dan listrik 5. Lokasi dekat kota, bebas banjir, jauh dari kawasan industri 6. Status tanah tidak dalam sengketa, bersetifikat, adanya IMB, SIPPT 59 Apa yang tercantum dalam iklan perumahan dan pemukiman yang diterbitkan oleh pengembang seperti yang tersebut diatas, merupakan kewajiban pelaku usaha Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen, antara lain memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang, menjamin mutu barang yang diproduksi berdasarkan ketentuan standar mutu barang, memberikan kompensasi ganti rugi atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan barang yang diperdagangkan, member kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian. Kemudian di dalam Pasal 8 UUPK antara lain butir f disebutkan pelaku usaha dilarang memproduksi barang dan atau jasa yang tidak sesuai 59 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi ke 5. Diterjemahkan oleh Revyani Sjahrial, Dyah Anikasi. Jakarta : Erlangga,2003, hal 34. Universitas Sumatera Utara dengan janji yang dinyatakan dalam iklan atau promosi penjualan barang atau jasa tersebut. Selain itu dalam Pasal 9 ayat 1 huruh k UUPK juga disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti. Melihat masih maraknya iklan-iklan yang memuat informasi menyesatkan konsumen, Masyarakat Ekonomi Eropa MEE menyebutkan ada 2 dua pihak yang akan merasakan dampak iklan menyesatkan tersebut, yaitu konsumen sebagai sasaran utama pembuatan iklan, dan pelaku usaha lain sebagai kompetitor dari produk yang diiklankan yang akan mengalami kerugian. Dalam jangka panjang konsumen akan kehilangan seluruh kepercayaannya terhadap setiap pesan iklan yang disampaikan pelaku usaha, walaupun sebenarnya pesan iklan tersebut disampaikan dengan jujur. 60 Tampaknya, apa yang dirumuskan dalam Pasal 10 UUPK yakni pelaku usaha dalam menawarkan barang danatau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai : harga atau tarif barang atau jasa, kegunaan suatu barang atu jasa, kondisi, tanggapan, jaminan hak atau ganti rugi atas suatu barang atau jasa, tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan dan bahaya penggunaan barang atau jasa. UU tersebut berkaitan dengan adanya “fakta material” dalam suatu iklan, di mana pernyataan menyesatkan mengenai harga, kegunaan, kondisi, tanggungan, jaminan, tawaran potongan harga, hadiah, maupun bahaya penggunaan barang 60 Bakti Subakti, 2000, Tanggungjawab kalangan periklananan terhadap iklan yang disiarkan berkaitan dengan Perlindungan Konsumen, Makalah Seminar, Komisi Periklanan Indonesia, Semarang. Universitas Sumatera Utara danatau jasa dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih atau membeli produk yang diiklankan. Mengenai iklan yang menyesatkan, seorang ahli bernama Milton Handler berpendapat bahwa Iklan Menyesatkan False Advertising adalah “jika representasi tentang fakta dalam iklan adalah salah, yang diharapkan untuk membujuk pembelian barang yang diiklankan, dan bujukan pembelian tersebut merugikan pembeli, serta dibuat atas dasar tindakan kecurangan atau penipuan”. Dalam praktek bisnis kerap akan timbul pernyataan palsu yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang sebenarnya, yang menyesatkan Mislead Statement atas suatu produk yang dijual atau iklan yang membohongi konsumen dengan cara mengungkapkan hal-hal yang tidak benar False statement, serta mempergunakan opini subyektif yang berlebihan tanpa didukung fakta Puffery. Selain terdapatnya unsur penyesatan misleading, untuk menentukan standar informasi iklan yang menyesatkan juga didasarkan adanya fakta material yang dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian. Terdapat beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagai standar penentuan terdapatnya informasi iklan menyesatkan, yaitu adanya Penyesatan Informasi Misleading, fakta material, konsumen rasional, dan pembenaran terhadap klaim- klaim iklan. Keseluruhan kriteria tersebut sangat membantu pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dengan dunia Universitas Sumatera Utara periklanan untuk mengawasi berbagai tayangan iklan yang terdapat di media cetak maupun media elektronik, sehingga potensi kerugian yang kemungkinan dialami oleh konsumen dapat dihindarkan. 61

B. Hak Konsumen terhadap promosi produk melalui iklan perumahan dan pemukiman