Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Perumahan Dan Pemukiman Atas Iklan Yang Dijanjikan.”
B. Permasalahan
Permasalahan adalah merupakan kenyataan yang dihadapi dan harus diselesaikan oleh peneliti dalam penelitian. Dengan adanya rumusan masalah
maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-hal diluar permasalahan.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana aspek hukum perlindungan konsumen dalam bidang
perumahan dan pemukiman? 2.
Bagaimana perlindungan konsumen dalam perjanjian jual beli rumah?
3. Bagaimana upaya
perlindungan hukum terhadap konsumen perumahan dan pemukiman atas iklan yang dijanjikan
?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui aspek hukum perlindungan konsumen dalam bidang perumahan dan pemukiman atas iklan yang dijanjikan.
b. Untuk mengetahui perlindungan konsumen dalam perjanjian jual beli
rumah.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui upaya
perlindungan hukum terhadap konsumen perumahan dan pemukiman atas iklan yang dijanjikan
.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah:
a. Secara Teoritis Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan perlindungan hukum
terhadap konsumen, khususnya mengenai perlindungan konsumen dalam bidang perumahan dan pemukiman atas iklan yang dijanjikan.
b. Secara Praktis 1
Agar masyarakat mengetahui perlindungan terhadap konsumen di bidang perumahan dan pemukiman atas iklan yang dijanjikan.
2 Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang
bagaimana upaya perlindungan konsumen terhadap perumahan dan
pemukiman atas iklan yang dijanjikan .
D. Keaslian Penulisan Adapun judul tulisan ini adalah Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Perumahan dan Pemukiman Atas Iklan yang Dijanjikan, judul
skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan
Istilah “hukum konsumen” dan “hukum perlindungann konsumen” sudah sangat sering terdengar. Namun, belum jelas benar apa saja yang masuk ke dalam
materi keduanya. Juga, apakah kedua “cabang” hukum itu identik.
10
Ada juga yang berpendapat, hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang lebih luas itu. Az. Nasution, misalnya,
berpendapat hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur, dan
juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan atau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
Karena posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah memberikan
perlindungan pengayoman kepada masyarakat. Jadi, sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang hukum yang
sulit dipisahkan dan ditarik batasnya.
11
1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen Berikut ini Undang-undang Perlindungan Konsumen dalam ketentuan
umum. Pasal 1 yakni :
10
Sudaryatmo. Masalah Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1996, hal 19.
11
Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan ketiga, Jakarta : Diapit Media, 2002, hal 64-65. selanjutnya disebut Az. Nasution I
Universitas Sumatera Utara
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain yang tidak untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud baik
bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh konsumen. 5.
Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan oleh masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu
barang dan atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang danatau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan.
7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah
pabean. 8.
Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
9. Lembaga perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga
non-pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.
10. Klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang
telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen danatau perjanjian
yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. 11.
Badan penyelesaian sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan
konsumen. 12.
Badan perlindungan Konsumen nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen.
Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangan.
12
Di samping itu pembangunan perumahan merupakan salah satu instrumen terpenting dalam strategi pengembangan wilayah yang menyangkut aspekaspek
yang luas dibidang kependudukan dan berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial dalam rangka pemantapan ketahanan nasional.
Salah satu unsur pokok kesejahteraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi
setiap Warga Negara Indonesia dan keluarganya, sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
13
12
Sentosa Sembiring, Himpunan Undang-undang Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait, Bandung : Nuansa Aulia, 2006, hal. 84.
13
Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berkelanjutan, Medan : Pustaka Bangsa Press, 2003, hal. 22.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 bahwa rumah adalah bangunan
yang berfungsi sebagai tempat tinggal, atau hunian dan sarana pembinaan keluarga sedangkan pada Pasal 1 angka 2 diyatakan bahwa perumahan adalah
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Dapat diketahui bahwa rumah adalah bangunan di mana manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya, di samping itu rumah juga merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seseorang diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, maka tidaklah
mengherankan bila masalah perumahan menjadi masalah yang penting bagi individu.
14
Salah satu faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran akan haknya memang masih sangat rendah, hal ini terutama disebabkan
oleh kurangnya kesadaran dari pihak konsumen itu sendiri dan rendahnya pendidikan konsumen yang ada. Oleh karena itu Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen yang ada, dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.
15
14
Renie, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Bisnis Perumahan, Yogyakarta: UGM, 2003, hal. 16.
15
Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Jakarta : Visimedia, 2008, hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
Upaya pemberdayaan konsumen melalui pembentukan undang-undang yang dapat melindungi kepentingan konsumen secara integrative dan
komprehensif, tetapi perlu juga tentang peraturan pelaksanaan, pembinaan aparat, pranata dan perangkat-perangkat yudikatif, administratif dan edukatif, serta sarana
dan prasarana lainnya, agar nantinya undang-undang tersebut dapat diterapkan secara efektif di masyarakat.
Bertitik tolak dari pemahaman akan perlindungan konsumen perumahan, maka dapat dikatakan bahwa perlindungan konsumen perumahan adalah
serangkaian upaya yang dibingkai secara hukum, untuk melindungi konsumen perumahan sebagai pengguna fasilitas perumahan, yang meliputi fasilitas
bangunan konstruksi yang sesuai standar, fasilitas lingkungan, fasilitias sosial, fasilitas umum dan memenuhi standar kesehatan, serta mempu memberi rasa
aman kepada penghuninya, baik itu untuk kepentingan pribadi, keluarga, institusi ataupun pihak lain, tetapi tidak untuk diperdagangkan kembali.
16
Dalam hal ini, apa yang dikemukakan dalam skripsi ini merupakan pengambilan bahan tidak terlepas dari media cetak dan media elektronik
Mengenai hal ini Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, memberikan pengertian tentang perlindungan konsumen
secara cukup luas, perlindungan konsumen di definisikan sebagai segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen.
F. Metode Penelitian