lainnya. Pendidikan kesehatan akan terlakasna dengan baik jika sesuai dengan kebutuhan.
4 Peran Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5
Peran Sebagai Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar dalam penentuan bentuk pelanyanan selanjutnya. 6
Peran Sebagai Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan.
7 Peran Sebagai Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan Nursalam, 2001.
2.4.3. Tugas Perawat
1. Tugas Perawat di Rumah Sakit
33
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Seorang perawat mempunyai tugas dan bertanggungjawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. 2. Tugas Perawat di Ruangan
Pelaksana perawatan diruangan adalah tenaga perawat professional yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan di ruangan
dengan persyaratan berizasah pendidikan formal keperawatan, semua jenjang yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang. Pelaksana perawatan
bertanggungjawab secara administrasi fungsional kepada kepala ruangan, sedangkan secara teknis medis operasional bertanggungjawab kepada dokter
ruang rawatdokter penanggungjawab ruangan Depkes RI, 2004.
2.4.4. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan menggunakan metode proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien sebagai taraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan
khusus pasien. Kualitas pelayanan asuhan keperawatan sebenarnya merujuk kepada penampilan performance dari pelayanan asuhan keperawatan. Secara umum
disebutkan bahwa makin sempurna penampilan pelayanan, maka sempurna pula mutukualitasnya.
Schuller menyatakan bahwa saat mendefenisikan kualitas asuhan keperawatan perlu dipertimbangkan nilai-nilai dasar dan keyakinan para perawat serta cara mereka
34
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
mengorganisasi asuhan keperawatan tersebut. Intinya, latar belakang pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefenisikan cukup
berbeda dengan keperawatan yang berlatar belakang pemberian keperawatan primer Marr, 2001.
2.4.5. Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
Adapun tahap dalam asuhan keperawatan yang digunakan sebagai standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PPNI yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang meliputi: 1. Pengkajian Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan Gaffar, 1999. Data dikumpulkan dan diorganisir secara
sistematis, serta dianalisa untuk menentukan masalah keperawatan pasien. Data pada pengkajian diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan fisik, observasi,
pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan laboratorium, maupun pemeriksaan diagnostik lain.
Kriteria pengkajian keperawatan,meliputi Nursalam, 2002 : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan
fisik, serta dari pemeriksaan penunjang. 2. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis, dam catatan lain. 3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: status kesehatan
klien masa lalu, status kesehatan klien masa kini, status biologis-psikologis-
35
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
sosial-spiritual, respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan dan risiko-risiko tinggi masalah.
4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB lengkap, akurat, dan baru.
2. Diagnosa Asuhan Keperawatan Diagnosa asuahan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
atau masalah kesehatan aktual atau potensial serta penyebab Gaffar, 1999. Tahap diagnosa ini adalah tahap pengambilan keputusan pada proses keperawatan, yang
meliputi identifikasi apakah masalah klien dapat dihilangkan, dikurangi atau dirubah masalahnya melalui tindakan keperawatan.
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan Nursalam, 2007, kriteria proses meliputi:
a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosis keperawatan.
b. Diagnosis keperawatan terdiri atas masalah, penyebab, dan tanda atau gejala atau terdiri atas masalah dan penyebab.
c. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain untuk Pada langkah ini, perawat melakukan diagnosis berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis
memvalidasi diagnosis keperawatan. d. Melaukan pengakajian ulang, dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
36
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Setelah merumuskan diagnosa asuahan keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan perencanaan
adalah untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan klien Gaffar, 1999.
Perawat membuat rencana tindakan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien Nursalam, 2007, kriteria proses
meliputi: a. Perencanaan terdiri atas penerapan prioritas masalah, tujuan, rencana tindakan
keperawatan. b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien. d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
4. Pelaksanaan Implementasi Asuhan Keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan Nursalam, 2007, kriteria proses meliputi:
a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien. d. Memberikan pendidikan kepada klien dan keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakan.
37
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien.
5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Evaluasi asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses keperawatan
yaitu terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, dan
pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan Gaffar, 1999. Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan Nursalam, 2007. Kriteria proses meliputi:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan manganalisis data baru dengan teman sejawat. d. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan. e. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Adapun macam-macam evaluasi diantaranya: a. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang merupakan hasil observasi dan analisa
perawat terahadap respon klien segera pada saat dan setelah intervensi
38
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
keperawatan dilaksanakan. Evaluasi ini dapat dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi saat itu.
b. Evaluasi somatif, yaitu yang merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang
telah ditetapkan pada tujuan keperawatan.
2.5. Rumah Sakit