persahabatan, lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif dibandingkan situasi yang kompetitif.
Beberapa prediksi yang didukung dengan baik bisa dibuat berdasarkan hubungan antara kebutuhan pencapaian dan prestasi kerja. Individu dengan
kebutuhan pencapaian yang tinggi lebih menyukai situasi-situasi pekerjaan yang memiliki tanggungjawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat menengah. Ketika
karekteristik-karakteristik ini merata, individu yang berprestasi tinggi akan sangat termotivasi.
2.2.3. Model Motivasi
Handoko 2001, membagi model motivasi menjadi dua, yaitu: 1 motivasi intrinsik, yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar, karena dalam diri individu
tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan, dan 2 motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena disebabkan oleh adanya faktor pendorong dari
luar individu. Model motivasi berkembang dari teori klasik tradisional menjadi teori
modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model- model motivasi ada 3: Winardi, 2007
1. Model tradisonal yaitu mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar bergairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan system insentif semakin besar
produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan berprestasi.
16
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Model hubungan manusia mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar bergairah dalam pekerjaannya dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. 3. Model sumber daya manusia mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh
banyak faktor, bukan hanya uangbarang atau keinginan terhadap pencapaian kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.
2.2.4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi
Faktor motivasi dibedakan menjadi dua, yang pertama dinamakan situasi motivasi yang “subjective” atau faktor intrinsik dan yang kedua adalah faktor
“objective”atau faktor ekstrinsik. Faktor-faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul dari individu petugas
dengan pekerjaannya yang sering disebut pula sebagai “job content factor”. Faktor tersebut diantaranya meliputi keberhasilan dalam melaksanakan tugas, memperoleh
pengakuan atas prestasinya, memperoleh tanggungjawab yang lebih besar dan memperoleh kemajuan kedudukan melalui promosi jabatan. Sejauh mana semuanya
itu dapat terpenuhi secara positif bagi petugas, maka sejauh itu pula dorongandaya motivasinya untuk bekerja bagi tercapainya tujuan organisasi.
Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seorang karyawan ada yang bersifat internal dan eksternal.
Faktor yang bersifat internal motivation factor, antara lain:
17
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1 Tanggung jawab responsibility.
Setiap orang ingin diikursertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul
tanggung jawab yang lebih besar. 2 Prestasi yang diraih achievment
Setiap orang menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan. Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang
bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya. 3 Pengakuan orang lain recognition
Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi.
4 Pekerjaan itu sendiri the work it self Pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma
tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai,
merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi dan peningkatkan kualitas kerja itu sendiri.
5 Kemungkinan pengembangan the possibility of growth Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya
misalnya melalui pelatihan-pelatihan kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh
18
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja.
6 Kemajuan advancement Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri seorang pegawai
dalam melakukan pekerjaan, karena setiap pegawai menginginkan adanya promosi kejenjang yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan
pengalaman dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik.
Sedangkan yang berhubungan dengan faktor ketidakpuasan dalam bekerja menurut Herzberg dalam Luthans 2003, dihubungkan oleh faktor ekstrinsik antara
lain: 1 Gaji
Tidak ada satu organisasipun yang dapat memberikan kekuatan baru kepada tenaga kerjanya atau meningkatkan produktivitasnya, jika tidak memiliki
sistem kompensasi yang realitis dan gaji bila digunakan dengan benar akan memotivasi pegawai. Gaji yang sesuai dengan kinerja maka mendorong
peningkatan produktivitas perusahaan. 2 Keamanan dan keselamatan kerja
Kebutuhan akan keamanan dapat diperoleh memalui kelangsungan kerja. Jika lingkungan kerja yang aman dan keselamatan kerja yang utama bagi
karyawan maka akan memotivasi pekerja dalam meningkatkan kualitas kerjanya.
19
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3 Kondisi kerja Dengan kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didikung oleh
perlatan yang memadai, karyawan akan merasa betah dan produktif dalam bekerja sehari-hari
4 Hubungan kerja Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik haruslah didukung oleh
suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama pegawai maupun atasan dan bawahan.
5 Prosedur perusahaan Keadilan dan kebijaksanaan dalam menghadapi pekerja, serta pemberian
evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan pengaruh terhadap motivasi pekerja.
6 Status Merupakan posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan
kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain. Status pekerja mempengaruhi motivasinya dalam bekerja. Status pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya antara lain ditunjukkan oleh klasifikasi jabatan hak-hak istimewa yang diberikan serta peralatan dan lokasi kerja yang dapat
menunjukkan statusnya. Gibson 2006, menyatakan penting diketahui bahwa manusia termotivasi
untuk bekerja dengan bergairah ataupun bersemangat tinggi, apabila ia memiliki keyakinan akan terpenuhinya harapan-harapan yang didambakan serta tingkat
20
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
manfaat yang akan diperolehnya. Motivasi yang timbul karena adanya usaha secara sadar dari manusia dan dilakukan untuk menimbulkan dayakekuatandorongan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu perilaku bagi tercapainya tujuan organisasi di tempat bekerja. Faktor-faktor tersebut meliputi gaji atau upah yang meningkat,
adanya atasan atau pimpinan yang bijak, hubungan rekan kerja yang baik, kebijaksanaan organisasiinstansi yang tepat, lingkungan kerja fisik yang baik dan
terjaminnya keselamatan kerja. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi terpenuhinya akan harapan-harapan dan hasil kongkrit yang akan diperolehnya, maka semakin
tinggi pula motivasi positif yang akan ditunjukkan olehnya.
2.2.5. Manfaat Motivasi