Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

2.1.2 Kata Negasi atau Pengingkaran

Negasi atau pengingkaran adalah proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat Alwi, 2010:388 Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang termasuk kata negasi, yaitu : - tidak, tak - tiada - bukan - tanpa - jangan - belum Dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata yang termasuk dalam kata penyangkal. Diantaranya 不 bù、弗 fú、毋 wú、勿 wù、未 wèi、非 fēi、否 f ǒu,没 méi,莫 mò,靡 mí,罔 wǎng,别 bié,不要 bù yào,dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, kata negasi yang dipakai saat ini adalah 不 bù,没 méi,无 wú,别 bié,非 fēi,否 fǒu dan 不要 bù yào.

2.2 Landasan Teori

Dalam skripsi ini, landasan teori yang digunakan adalah teori tatabahasa dan teori analisis kesalahan dalam berbahasa error analysis. Dalam bahasa Mandarin tata bahasa adalah peraturan penggabungan kata, gabungan kata, atau kalimat Suprapto, 2003:17. Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pengajaran bahasa hendaknya lebih difokuskan pada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa pembelajar. Penelusuran faktor-faktor penyebab kesalahan serta jenis-jenis UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar jauh lebih penting karena dapat dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kesalahan belajar dan kesalahan berbahasa pembelajar. Ada dua macam kesalahan yang dibuat oleh peserta didik, yaitu : 1 bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang menunjukkan adanya transitional competence yang disebut error dan 2 kesalahan-kesalahan yang sifatnya random, tidak sistematis yang disebut mistake S.P.Corder, 1981:10 Selanjutnya, Corder menyebutkan bahwa kesalahan dalam kategori error mempunyai arti yang penting, yaitu: 1 bagi instruktur dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa banyak penguasaan bahasa peserta didik dan aspek apa yang belum dikuasai 2 bagi peneliti, sebagai petunjuk bagaimana peserta didik menguasai aspek-aspek tertentu dan strategi apa yang digunakan dalam pemerolehan bahasa 3 bagi peserta didik sendiri, kesalahan itu merupakan bagian penting dari proses belajarnya, karena kesalahan dapat dipakai sebagai alat untuk belajar S. P. Corder, 1981:10-11. Menurut Marina Burt 1975 dikatakan bahwa kesalahan yang dikoreksi perlu diseleksi karena jika semua kesalahan dikoreksi akan dapat mengganggu komunikasi mereka. Di samping itu, koreksi yang berlebihan seperti yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dikemukakan oleh Harmer 1983 dapat menimbulkan rasa frustasi atau kehilangan motivasi belajar. Gower 1988 seperti yang dikutip oleh Chaudron menyarankan bahwa yang perlu segera diperbaiki adalah kesalahan yang dapat menimbulkan salah pengertian dan koreksi dilakukan setelah mereka selesai mengucapkan kalimat . Corder juga membedakan kesalahan dalam beberapa pengertian kesalahan berbahasa berdasarkan sebab-sebabnya, yaitu: Mistakes keliru lapses selip dan errors salah. Mistakes adalah penyimpangan pemakaian bahasa penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak menetukan pilihan penggunaan ungkapan secara tepat dan sesuai dengan situasi yang ada. Lapses adalah penyimpangan pemakaian bahasa struktur lahir yang terjadi karena beralihnya pusat perhatian terhadap topik pembicaraan secara sesaat, dan errors adalah penyimpangan pemakaian bahasa struktur lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa Corder, 1981:18 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007 ; 43 ”Analisis adalah: 1, penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan, perbuatan, dsb untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab musabab, duduk perkaranya 2. Penjabaran sesudah dikaji sebaik baiknya. 3. Pemecahan persoalaan yg di mulai dgn dugaan akan kebenaranya” Rod Ellis 1986:296 ”... analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meluputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”

2.3 Tinjauan Pustaka