Uji Autokorelasi Uji Normalitas

33 menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, secara titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastitisas.

3.7.1.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2011 : 110 Uji Autokorelasi ini bertujuan “untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtut waktu time series dimana penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson DW test. Adapun ketentuan dalam pengujian ini sebagai berikut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34 1. Bila nilai Durbin Watson d terletak antara batas atas du dan 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol du d 4 – du artinya tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif. 2. Bila nilai d dl batas bawah maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai d 4-dl maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai d terletak antara du dengan dl atau d terletak diantara 4-du dan 4-dl, maka hasil tidak dapat diputuskan ada autokorelasi atau tidak.

3.7.1.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas Menurut Ghozali 2011 : 160 “bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.” Menurut Ghozali 2011 : 160 “ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35 a. Dalam analisis grafik, untuk melihat normalitas residual adalah melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal dan dapat dilakukan dengan melihat normal probality plot yaitu apabila distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Dalam analisis statistik, Uji statisitk sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Dimana Jika Z hitung Z tabel, maka distribusi tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya 00,5 maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya 00,5 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.7.1.5 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 65 120

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11