8
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memahami faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap dividend payout ratio khususnya pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi Perusahaan Emiten, Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dividen. Faktor-faktor yang
diteliti tersebut diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang
dibayarkan.
c. Bagi Investor, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di
pasar modal sehubungan dengan harapan pemegang saham untuk
memperoleh dividen atas sejumlah saham yang diinvestasikan.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan atau perbandingan bagi
penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis dan ingin melakukan
penelitian mengenai dividend payout ratio.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Dividen
Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen
tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba ditahan
atau Retained Earning adalah “laba yang tidak dibagikan sebagai dividen, pemegang saham juga secara tidak langsung menyumbangkan modal baru
kepada perusahaan jika laba yang bisa dibayarkan sebagai dividen diinvestasikan kembali kedalam perusahaan” Brealey, Myers, dan Marcus,
2008 : 388. Rasio pembayaran dividen dividend payout ratio adalah dividen
tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. “Rasio tersebut menunjukkan
persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai
sumber pendanaan” Van Horne dan Machowicz, 2007 : 270. Menurut Kamaludin dan Rini Indriani, 2012 : 341 dalam melakukan
pembayaran dividen ada beberapa langkah yang harus ditempuh, hal ini bertujuan untuk menentukan siapa sebenarnya yang berhak atas dividen. Jika
tidak ada prosedur yang baku, maka akan menjadi masalah pada saat dividen akan dibayar. Perlu anda ingat pemegang saham selalu berpindah dari hari
kehari, permasalahan akan terjadi pada saat tanggal pencatatan dan tanggal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
ex-dividen. prosedur pembagian dividen adalah dimulai langkah-langkah seperti berikut :
1. Tanggal deklarasi, yaitu tanggal saat dividen secara resmi diumumkan dewan direksi. Misalkan tanggal 5 November dewan
direksi mengadakan pertemuan, hasil pertemuan tersebut memutuskan bahwa “dividen akan dibagikan pada tanggal 2 Januari
2008” kepada pemegang saham yang tercatat sampai tanggal 12 Desember 2007.
2. Tanggal pencatatan, yaitu menunjukkan kapan buku transfer saham ditutup. perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai
pemilik pada tanggal tertentu, dan berhak atas dividen. Jika terjadi penjualan saham sampai jam sebelum ditutup bursa pada tanggal 11
Desember 2007, maka pemilik baru berhak atas dividen. Akan tetapi jika pemberitahuan transfer baru diterima tanggal pada atau di atas
tanggal 12 desember 2007, maka pemilik lama berhak atas cek dividen.
3. Ex-dividen, yaitu tanggal pada saat hak atas dividen periode befialan tidak lagi menyertai saham tersebut, atau penghilangan hak atas
dividen. Biasanya penghilangan hak ini selama hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham. Masalah akan terjadi jika tidak ada
jeda waktu penghilangan hak, misalkan jika saham dijual tanggal 10 Desember, 1 hari sebelum pencatatan. Untuk menghindari hal ini,
perusahaan pialang serempak menghilanglian hak kepemilikan dividen 4 hari kerja seberum tanggar pencatatan disebut Ex-dividen.
4. Tanggal pembayaran, yaitu tanggal pada saat perusahaan benar- benar mengirim cek dividen kepada setiap pemegang saham.
Laba ditahan retained earning merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan
deviden merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut
selalu bertentangan. Sebab jika makin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan, berarti akan semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai
akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan rate of growth dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
besar dari pendapatan yang tersedia maka pembayaran dividen akan semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan di bayarkan kepada pemegang
saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio.
2.1.2 Menentukan Kebijakan Dividen
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa dalam menentukan kebijakan dividen perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut dalam Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2012 : 305 : 1 Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen
sebesar-besarnya. Apabila dana yang diperoleh dari operasi perusahaan bisa dipergunakan dengan menguntungkan, dividen tidak
perlu dibagikan terlalu besar bahkan secara teoretis tidak perlu membagi dividen.
2 Karena ada keenganan untuk menurunkan pembayaran dividen per lembar saham, ada baiknya kalau perusahaan menentukan dividen
dalam jumlah dan rasio payout yang tidak terlalu besar. Dengan demikian memudahkan perusahaan untuk meningkatkan pembayaran
dividen kalau laba perusahaan meningkat, dan tidak perlu segera rnenurunkan pembayaran dividen kalau laba menurun.
3 Apabila memang perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang rnenguntungkan, lebih baik perusahaan mengurangi pernbayaran
dividen daripada menerbitkan saham baru. Penurunan pembayaran dividen mungkin akan diikuti dengan penurunan harga saham, tetapi
apabila pasar modal efisien harga akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang sebenarnya yaitu adanya investasi yang
menguntungkan.
4 Dalam keadaan tidak terdapat biaya transaksi, tambahan kekayaan karena kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan
kekayaan karena pembayaran dividen. Masalahnya adalah bahwa untuk merealisir uang kas, pemegang saham perlu menjual
sebagian saham, sedangkan pembayaran dividen berarti menerima kas yang tidak perlu menjual saham. Sayangnya kalau pemodal
menjual saham, mereka akan terkena biaya transaksi. Dengan demikian, kalau tidak ada faktor pajak, menerima dividen akan lebih
menguntungkan daripada memperoleh capital gains. Karena itulah sekelompok pemodal mungkin memilih saham yang membagikan
dividen secara teratur.
5 Karena pemodal juga membayar pajak penghasilan, maka bagi pemodal yang sudah berada dalam tax bracket yang tinggi di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Indonesia tax bracket tertinggi adalah 35, mungkin akan lebih menyukai untuk tidak menerima dividen karena harus segera
membayar pajak dan memilih menikmati capital gains. Kalau sebagian besar pemegang saham merupakan pemodal yang
mempunyai tax brackef tinggi, pembagian dividen akan cenderung tidak terlalu besar.
2.1.3 Teori Preferensi Investor
Beberapa pandangan tentang dividend relevance theory yang lain seperti Bird in the Hand Theory, Tax Preference Theory dan Kebijakan Tidak
Relevan. Teori akan dijelaskan seperti berikut ini dalam Kamaludin dan Rini
Indriani, 2012 : 333: a. Teori Bird in the Hand
Teori ini terinspirasi bahwa investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen dibandingkan
menunggu capital gains yang belum pasti. Ingat pepatah lama mengharap burung terbang tinggi punai di tangan dilepaskan,
artinya kita hendaknya lebih realistis apa yang ada di depan mata itu lebih pasti. Menurut Myrton Gordon dan John Linter bahwa biaya
ekuitas k
e
akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap capital gains
dibandingkan seandainya menerima deviden yang lebih pasti. Myfton Gordon dan John Linter juga berpendapat bahwa investor
jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan capital gains, karena pendapatan dividen D
1
Po risiko lebih kecil dibandingkan komponen
ɡ dalam total
pengembalian yang diharapkan sebesar, k
e
= D
1
Po +
ɡ.
b. Teori Preferensi Pajak Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan yang relevan
baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak. Sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan juga adalah pendapatan setelah pajak.
Karena dividen dikenakan pajak, maka tentunya keuntungan akan lebih rendah sehingga investor lebih suka menahan laba mereka ke
dalam perusahaan, dapat berupa stock dividend. Ada beberapa alasan investor lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah; pertama,
di beberapa negara seperti di AS capital gain stidak dikenakan pajak atau hanya 40 dari capital gains yang dikenakan pajak, jika surat
berharga ditahan lebih 6 bulan. sementara itu dividen dikenakan pajak saat ini. Jadi investor lebih senang rasio pembayaran dividen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
yang rendah, karena dividen dikenakan pajak. Kedua, pajak atas capital gains tidak mesti dibayar sebelum saham benar terjual.
c. Kebijakan Tidak Relevan Menurut MM rasio pembayaran D tidak akan mempengaruhi
kekayaan pemegang saham. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh daya laba earning powers, atau kebijakan investasi. MM
mengasumsikan pasar modal sempurna. Ingat dalam pasar sempurna dilusi dan ketidakseimbangan di pasar termasuk harga saham hanya
bersifat jangka pendek dalam jangka panjang mekanisme pasar membuat saham yang over value atau under value akan kembali ke
harga keseimbangan MM mengemukakan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan
diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam situasi keputusan investasi given,
maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai
pengganti sejumlah pembayaran-dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi
dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh sebab itu, iika dividen dibagi atau ditahan tidak
mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Sjahrial 2007 : 260, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
a. Posisi likuiditas perusahaan; makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
b. Kebutuhan dana untuk membayar hutang; apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang
digunakan untuk membayar dividen makin kecil. c. Rencana perluasan usaha; makin besar perluasan usaha perusahaan,
makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. d. Pengawasan terhadap perusahaan.
Menurut Van Horne dan M. Machowicz 2007 : 278, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:
a. Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi kebangkrutan, dan penahanan laba yang tidak
dibenarkan. b. Kebutuhan pendanaan perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
c. Likuiditas. d. Kemampuan untuk meminjam.
e. Batasan-batasan dalam kontrak utang. f. Pengendalian.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
2.1.5.1 Return On Assets profitability
Perusahaan besar yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya dengan
harapan yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang besar. Besar atau kecilnya ROA menunjukkan baik atau buruk kinerja sebuah
perusahaan. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen karena dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila
perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu deviden yang diambilkan dari keuntungan bersih akan
mempengaruhi dividend payout ratio. Menurut Hanafi 2004 : 375 “perusahaan yang mempunyai
aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden”. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika jika
aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
mempunyai kas yang berlebihan sering kali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa
membayarkan deviden, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.
2.1.5.2 Firm Size
Ukuran perusahaan firm size mencerminkan bahwa perusahaan yang mapan dan besar akan memiliki akses yang lebih mudah ke pasar
modal, dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru ataupun perusahaan yang kecil. Perusahaan yang masih baru ataupun
perusahaan yang kecil karena keterbatasan aksesnya ke pasar modal sehingga kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh
pinjaman dari pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna membiayai operasinya di masa
mendatang, dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang saham akan semakin kecil. Semakin besar ukuran perusahaan firm size
maka kemungkinan dividen yang dibagikan juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. “Ukuran perusahaan diwakili oleh logaritma natural dari total assets” Zulkifli,
2008 : 33.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
2.1.5.3 Debt To Equity Ratio
Debt To Equity Ratio DER merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa besarkah perusahaan dibayarkan
oleh hutang untuk terus berjalan, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan
hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima karena kewajiban untuk membayar hutang akan lebih diutamakan daripada pembagian dividen yang dianggap kurang
mendesak sehingga Debt To Equity Ratio mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio.
2.1.5.4 Cash Ratio
Posisi kas perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dimana harus dipertimbangkan dengan baik, sebelum membuat
keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas
keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen sehingga cash ratio
mempunyai hubungan positif dengan dividend payout ratio. “Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan
laba bersih setelah pajak” Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003 : 10.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah :
Atok Risaptoko 2007 melakukan analisis pengaruh cash ratio, debt to total asset, asset growth, firm size dan return on asset terhadap dividend payout ratio,
studi komparatif pada perusahaan listed di BEJ yang sahamnya ikut dimiliki manajemen dan yang sahamnya tidak dimiliki manajemen periode tahun 2002-
2005. Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio dan DTA berpengaruh positif signifikan terhadap
DPR. Sedangkan variabel growth, size, dan ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.
Efendi 2007 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta Periode 2002-2004”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Insider Ownership, Shareholder dispersion, Profitability,
Growth, Size, Market Risk, Debt to Equity Ratio dan Cash Position. Hasil Uji Serempak Uji F menunjukkan bahwa Insider Ownership, Shareholder
dispersion, Profitability, Growth, Size, Market Risk, Debt to Equity Ratio dan Cash Position mempunyai pengaruh bersama-sama secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Parsial Uji t menunjukkan bahwa Shareholder dispersion, Size, Debt to Equity Ratio, Market Risk, dan Cash
Position mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Insider Ownership, Profitability, dan Growth tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Zulkifli 2008 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta selama periode 2004-2006”. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain Cash Position CP,
Debt to Equity Ratio DER, Return on Asset ROA, Growth Potential GP dan Firm Size FS. Hasil Uji Serempak Uji F menunjukkan bahwa semua variabel,
yaitu Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Growth Potential dan Firm Size mempunyai pengaruh bersama-sama secara signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio. Sedangkan Uji Secara Parsial Uji t menunjukkan bahwa variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Firm Size
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu Growth Potential tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Fira Puspita 2009 menguji pengaruh variabel cash ratio, growth, firm size,
return on asset, debt to total asset, debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio dengan menggunakan sampel sebanyak 26 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Teknik analisis menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio, firm
size, ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Sedangkan growth berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Dua variabel lainnya yaitu DTA
dan DER berpengaruh negatif namun tidak signifikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Dyah Handayani 2010 yang melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 yang
berjumlah 22 perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah ROA, DER, CR, dan firm size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ROA dan
firm size yang berpengaruh signifikan positif terhadap DPR.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No .
Nama Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
Periode Penelitian
1. Atok
Risaptoko 2007
Cash ratio, DTA, growth, ROA,
firm size,DPR terhadap
dividend payout ratio
Hasilnya variabel cash ratio dan DTA
berpengaruh postif terhadap DPR. Variabel
lain tidak berpengaruh signifikan
2002-2005
2. Efendi
2007 Insider
Ownership, Shareholder
dispersion, Profitability,
Growth,
Size, Market Risk,
Debt to Equity Ratio dan Cash
Position terhadap
dividend payout ratio
Uji Parsial Uji t menunjukkan bahwa
Shareholder dispersion, Size, Debt to Equity Ratio,
Market Risk, dan Cash Position
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel
bebas lainnya, yaitu Insider Ownership,
Profitability, dan Growth tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio. 2002-2004
3. Zulkifli
2008 Cash Position
CP, Debt to Equity Ratio
DER,
Return on Asset ROA,
Growth Potential
GP dan Firm Size
Uji Secara Parsial Uji t menunjukkan bahwa
variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio,
Return on Asset dan Firm Size mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2004-2006
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
FS terhadap Dividend Payout
Ratio DPR Sedangkan variabel bebas
lainnya, yaitu Growth Potential
tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
4. Fira
Puspita 2009
cash ratio, growth, firm
size, return on asset, debt to
total asset, debt to equity ratio
terhadap dividend payout
ratio Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa cash ratio, firm size, ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.
Sedangkan
growth berpengaruh
negatif signifikan terhadap DPR.
Dua variabel lainnya yaitu DTA dan DER
berpengaruh negatif namun tidak signifikan.
2005-2007
5 Dyah
Handayani 2010
Return On Asset, Debt to Equity
Ratio, Current Ratio, dan Firm
Size
terhadap dividend payout
ratio. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hanya ROA dan firm
size yang berpengaruh signifikan positif
terhadap DPR 2005-2007
Sumber: Data diolah oleh penulis 2012
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitian perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2008 hingga 2011 yang
memiliki jarak waktu yaitu empat tahun terakhir. Penelitian ini juga lebih terfokus menggunakan data populasi dan jumlah sampel perusahaan dari perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sedangkan tidak semua penelitian terdahulu meneliti perusahaan manufaktur. Dengan perbedaan tersebut
diharapkan dengan hasil penelitian yang akan dilakukan ini memberikan manfaat kepada peneliti selanjutnya dan pihak-pihak yang membutuhkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
2.3 Kerangka Konseptual