Kriteria Perancangan Pasar tradisional

25

2.4.3. Kriteria Perancangan Pasar tradisional

Meskipun dewasa ini banyak pasar tradisional yang dibangun kembali, upaya revitalisasi ini belum menunjukkan keberhasilan secara signifikan. Hal ini ditandai dengan tidak bertambah ramainya pasar tradisional. Kekurangberhasilan revitalisasi pasar tradisional ini pada beberapa kasus akibat kegagalan dari perancangan bangunan. Keberhasilan perancangan tersebut terlihat pada kenyamanan, aksesibilitas, dan ruang sosial. Kenyamanan pada ruang pasar ditandai dengan pasar yang terlihat bersih, tertata, lapang, tidak pengap dan sumpek, serta terang. Aksesibilitas pasar tradisional ditandai dengan mudah dijangkaunya kios-kios di dalam pasar oleh pengunjung. Ruang sosial di dalam pasar terlihat dengan adanya ruang untuk berinteraksi sosial antara pengunjung, pedagang, dan pelaku lainnya. Sebuah kriteria perancangan pasar diungkapkan oleh Duerk 1993 dengan model perancangan pasar berbasis isu. Salah satu aspek terpenting perancangan pasar adalah dari segi aspek arsitektur kota. Permasalahan perancangan pasar tradisional yang termasuk di dalam aspek arsitektur kota menyangkut keberadaan pasar ini didalam kota. Keberadaan pasar tradisional dipengaruhi dan mempengaruhi konteks perkotaan tempat pasar ini akan dibangun. Isu-isu yang termasuk dalam aspek arsitektur kota adalah keterkaitan dengan fungsi sekitar, aksesibilitas dan sistem sirkulasi eksternal, dan respon terhadap bentuk dan ruang kota. Isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar tradisional dalam aspek arsitektur kota tersaji dalam tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara 26 Isu Tujuan Kriteria Keterkaitan dengan fungsi sekitar Menentukan fasilitas di dalam pasar yang merespon fungsi-fungsi yang ada di sekitarnya Fasilitas yang disediakan harus sesuai dengan skala pelayanan pasar Beberapa fungsi harus disediakan berdasarkan analisis potensi kebutuhan pasar untuk menarik pengunjung Aksesibilitas dan sistem sirkulasi eksternal Mengatur jalur sirkulasi eksternal yang efektif dan tidak menyebabkan gangguan sekitar Aksesibilitas dan sistem sirkulasi eksternal harus jelas, efisien, dan tidak menyebabkan kemacetan. Menyediakan luas area parkir yang cukup untuk menampung kendaraan pengunjung Luas area parkir harus menampung kendaraan pengunjung Menjadikan area parkir sebagai “generator” Area parkir harus diletakkan berkaitan dengan pintu masuk Menempatkan area loading- unloading barang yang tidak menganggu aktivitas perdagangan Area loading-unloading barang sebaiknya ditempatkan di area yang tidak menganggu sirkulasi pengunjung. Jalur pembuangan sampah harus dirancang untuk memudahkan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sampah Respon terhadap bentuk dan ruang Mendapatkan gubahan bentuk bangunan pasar yang sesuai dengan konteks arsitekttur kota Gubahan bentuk pasar harus merespon struktur morfologi Wajah pasar harus selaras dengan karakter arsitektur setempat. Tabel 2.2. Isu, tujuan, dan kriteria perancangan pasar tradisional dalam aspek arsitektur kota Sumber : Ekomadyo A., Hidayatsyah S. 2012. Isu, tujuan, dan kriteria perancangan Pasar Tradisional. Universitas Sumatera Utara 27

2.5. Kesimpulan

Ruang merupakan salah satu elemen arsitektur terpenting yang berfungsi untuk mewadahi aktivitas manusia. Pasar adalah salah satu contoh ruang luar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Setiap individu memiliki kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Sebagian besar masyarakat Medan masih menganggap pasar tradisional sebagai tempat yang paling cocok untuk membeli kebutuhan pokok mereka dengan pertimbangan harga, jangkauan, dan kebiasaan. Meskipun berbagai upaya revitalisasi sudah dilakukan pada sejumlah pasar tradisional di Indonesia, masih belum ditemukan keberhasihan yang signifikan. Kegagalan dari perencanaan pasar merupakan salah satu sebabnya dimana pengunjung merasa tidak nyaman berada disana. Sebuah perencanaan ruang publik dapat dikatakan berhasil apabila dapat menampung aktivitas publik secara fungsional, memiliki aksesibilitas yang mudah, nyaman dan terjadi interaksi sosial yang baik didalamnya. Salah satu kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan pasar adalah perancangan berbasis isu oleh Deurk 1993 terkait aspek arsitektur kota. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, perilaku manusia semakin dijadikan tolak ukur dalam perencanaan yang disebut dengan pendekatan arsitektur perilaku behavioral architecture. Manusia membangun sebuah bangunan atau ruang luar untuk memenuhi kebutuhan manusia dimana setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap lingkungan tersebut. Universitas Sumatera Utara