Karakteristik Pedagang Kaki Lima

18

2.3.1. Asal Mula Pedagang Kaki Lima

Istilah pedagang kaki lima konon berasal dari jaman pemerintahan Rafles, Gubernur Jenderal pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu dari kata ”five feet” yang berarti jalur pejalan kaki di pinggir jalan selebar lima kaki. Ruang tersebut digunakan untuk kegiatan berjualan pedagang kecil sehingga disebut dengan pedagang kaki lima dalam Widjajanti, 2000:28. Kemudian muncul beberapa ahli yang mengemukakan defenisi dari pedagang kaki lima diantaranya menurut McGee 1977:28 menyebutkan PKL sebagai hawkers adalah orang-orang yang menawarkan barang-barang atau jasa untuk dijual di tempat umum, terutama jalan-jalan trotoar.

2.3.2. Karakteristik Pedagang Kaki Lima

Berdasarkan tipe komoditas yang dijual PKL, MCGee dan Yeung 1977:81 mengelompokkan PKL menjadi empat kategori, yaitu : a. Makanan yang tidak diproses dan semi olahan. Makanan yang tidak diproses, termasuk makanan mentah seperti daging, buah-buahan atau sayuran. Sedangkan makanan yang semi olahan seperti beras. b. Makanan siap saji, yakni penjual makanan yang sudah dimasak. c. Barang bukan makanan , kategori ini terdiri dari barang-barang dalam skala yang luas, mulai dari tekstil hingga obat-obatan. d. Jasa , yang terdiri dari beragam aktivitas seperti jasa perbaikan sol sepatu dan tukang cukur. Universitas Sumatera Utara 19 Berdasarkan sifat layanannya, MCGee Yeung 1977:82-83 mengelompokkan PKL ke dalam tiga tipe, yaitu : a. Pedagang keliling mobile, pedagang yang dengan mudah dapat membawa barang daganngannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari menggunakan sepeda, gerobak atau keranjang. b. Pedagang semi menetap semistatic, pedagang ini mempunyai sifat menetap sementara, dimana kios dan tempat usahanya akan berpindah setelah beberapa waktu berjualan di tempat tersebut. c. Pedagang Menetap static, sifat layanan pedagang ini memiliki frekuensi menetap yang paling tinggi, dimana lokasi tempat usahanya permanen di suatu tempat seperti di jalan atau ruang-ruang publik dengan membangun kios, maupun jongko. Berdasarkan pola penyebaran aktivitas PKL, Mc.Gee dan Yeung 1977:37-38 mengelompokkan PKL menjadi dua kategori, yaitu: a. Pola penyebaran mengelompok focus aglomeration, biasa terjadi pada mulut jalan, disekitar pinggiran pasar umum atau ruang terbuka. Pengelompokkan ini terjadi merupakan suatu pemusatan atau pengelompokan pedagang yang memiliki sifat sama berkaitan. Pengelompokan pedagang yang sejenis dan saling mempunyai kaitan, akan menguntungkan pedagang, karena mempunyai daya tarik besar terhadap calon pembeli. Aktivitas pedagang dengan pola ini dijumpai Universitas Sumatera Utara 20 pada ruang-ruang terbuka taman, lapangan, dan lainnya. Biasanya dijumpai pada para pedagang makanan dan minuman. b. Pola penyebaran memanjang linier aglomeration, pola penyebaran ini dipengaruhi oleh pola jaringan jalan. Pola penyebaran memanjang ini terjadi di sepanjangpinggiran jalan utama atau jalan penghubung. Pola ini terjadi ber-dasarkan pertimbangan kemudahan pencapaian, sehingga mempunyai kesempatan besar untuk mendapatkan konsumen. Jenis komoditi yang biasa diperdagangkan adalah sandang pakaian, kelontong, jasa reparasi, buah-buahan, rokokobat-obatan, dan lain-lain.

2.3.3. Pengendalian dan Pengaturan Pedagang Kaki Lima