106
BAB III.
SISTEM PROTOKOL
JARINGAN
3.1 SISTEM
PROTOKOL
Protokol dapat didefinisikan sebagai serangkaian aturan yang mempengaruhi pertukaran data antara pengirim transmitter dan penerima receiver pada
sebuah hubungan komunikasi atau jaringan network. Standar hubungan fisik seperti EIA-232 bukanlah protok
ol; di mana „mulaistart‟, „berhentistop‟ dan parity bits hanya merupakan karakter sandi encoding characters saja.
Di dalam Open Systems Interconection OSI terdapat protokol untuk menjalankan fungsinya, dan sistem komunikasi data mengikuti acuan model
OSI yang tersusun dari beberapa lapisan layer bertingkat. Setiap lapisan terdiri dari perangkat lunak software kerja atau elemen perangkat keras
hardware yang merupakan suatu kesatuan. Salah satu elemen pada setiap lapisan adalah kesatuan protokol yang memiliki spesifikasi tersendiri dan yang
secara luas dikenal sebagai sebuah protokol tersendiri. Tujuan dari kesatuan protokol ini adalah untuk menentukan bagaimana pesan-pesan dipindahkan
dari suatu jaringan network ke kesatuan sejenis pada simpul lainya. Transfer aktual pada jaringan fisik ditentukan oleh protokol lapisan hubungan
data, dan protokol jenis inilah yang akan dibicarakan pada bagian ini, dalam sebuah protokol diawali dengan Inisialisasi dan untuk memulai transmisi data
perlu dilakukan hal-hal sebagai kerikut: Penyusunan kerangka framing dan penyelarasan kerangka frame
synchronization- didefinisikan sebagi permulaan dan penyelesaian dari suatu kerangkasusunan untuk memastikan bahwa penerima receiver
dapat diselaraskan dengan kerangka frame. Kontrol alur Flow control, untuk memastikan bahwa penerima tidak
dibanjiri data. Kontrol lintasan Line control, digunakan pada hubungan rangkap
dimana pengirim memberi tanda pada penerima untuk memulai transmisi.
107 Kontrol Kesalahan Error control, seperti telah dibicarakan pada bab I.
Kontrol Jeda Timeout control, sehingga tindakan dapat dilakukan jika tidak ada tandapesan diterima dalam suatu waktu tertentu.
3.2 PROTOKOL KONTROL