FRAME Frame Data Transmisi Sinkron Biner BiSynch Frame HDLC High Level Data Link

30 Penentuan bit kode Hamming untuk pengganti x adalah nilai 1 atau nilai 0, yaitu dilakukan dengan menandai posisi bit 1 pada data dan nilai biner ditambahkan pada masing-masing posisi dengan prinsip modulo-2. Perlu diketahui jika modulo-2 dengan penambahan bit 1 untuk paritas genap hasilnya sama dengan 0 nol dan untuk paritas ganjil hasilnya sama dengan 1 satu. Dari susunan pesan, logika satu pada data terletak pada bit ke 6, 10, 11, 13, 18 dan 19. Dengan mengikuti aturan pengkodean Humming akan diperoleh pesan sebagai berikut:

1.5 FRAME

DATA

a. Frame Data Transmisi Sinkron Biner BiSynch

Frame inimerupakan bingkai data yang terdiri block check character BCC yaitu karakter penguji blok data, end of transmission block ETB yaitu batas akhir blok data yang ditransmisikan, pesan atau blok data yang akan dikirimkan, start of text STX yaitu awal pesan yang dikirimkan, end of header EOH yaitu batas akhir sebuah header pesan, header berisi informasi stasiun kendali dan prioritas, start of header SOH merupakan batas awal sebuah header, sinkronisasi SYN sebagai karakter sinkronisasi pengiriman data. Secara blok diagram frame data untuk transmisi sinkron biner BiSynch dapat digambarkan sebagai berikut: B C C E T B blok data pesan S T X E O H header S O H S Y N S Y N Gambar 1.16. Frame data untuk transmisi sinkron biner 31 Format ini hanya dapat diaplikasikan pada sistem transmisi half duplex, koneksi dari titik ke titik point to point dengan media 2 kawat atau 4 kawat. Pada prinsipnya setelah penerima data maka pesan akan diuji berdasarkan struktur frame data, jika ada kesalahan akan diminta pengirim untuk mengirim kembali melalui NAK dan jika data diuji ternyata tidak kesalahan maka penerima akan mengirim ACK.

b. Frame HDLC High Level Data Link

Berbagai kelemahan yang dimiliki frame sikron biner dapat diatasi dengan frame HDLC, oleh karena itu pemakaian HDLC sangat luas termasuk untuk sistem jaringan luas WAN. Frame data HDLC dapat diaplikasikan baik pada sistem transmisi half duplex maupun full duplex, artinya terdapat dua jalur komunikasi antara pengirim dan penerima yang kedua jalur terpisah sama sekali. Gambar 1.17. Prinsip dasar half duplex Gambar 1.18.Prinsip dasar full-duplex. Pada saat pengirim mengirimkan pesan, maka penerima dapat mengirimkan ACK ataupun NAK melalui jalur yang lain. Gambar 1.19. Frame pesan HDLC 32 Gambar 1.19 merupakan frame pesan HDLC yang terdiri dari Byte Start; Byte Address, Byte control, Data code, Serial check dan diakhiri dengan Byte Stop.Frame terkirim berupa framesupervisor digunakan sebagai sinyal konfirmasi bahwa frame diterima dengan baik dan benar, dan sebagai informasi kondisi terminal sibuk atau terminal siap terima data berikutnya serta informasi hasil penerimaan frame terjadi sederetan kesalahan.

1.6 KECEPATAN