3. Memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor swasta khususnya
pengusaha ekonomi lemah dan sektor koperasi. 4.
Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang kesehatan khususnya dan di bidang ekonomi dan
pembangunan umumnya. Misi tersebut dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Menjamin tersedianya obat dari jenis dan jumlah yang cukup, sesuai
dengan kebutuhan nyata masyarakat. -
Meningkatkan penyebaran obat secara merata dan teratur sehingga mudah diperoleh masyarakat pada saat yang tepat dengan harga yang
terjangkau. -
Menjamin kebenaran khasiat, keamanan, mutu dan keabsahan obat yang beredar, serta meningkatkan kerasionalan dan efisiensi penggunaan obat.
- Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE yang berkaitan
dengan farmasi obat, alatbahan medis habis pakai kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan farmasi maupun tenaga medis lainnya.
C. ARAH PENGUSAHAAN
Arah pengusahaan yang akan dituju adalah terwujudnya: “Perusahaan Farmasi yang terkemuka di Indonesia market leader dan mempunyai peranan
besar dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara luas”. Dalam menentukan arah pengusahaan juga diperhatikan kebijksanaan
umum jangka panjang perusahaan yang menjadi dasar pertimbangan utama dalam melaksanakan usaha, yaitu:
a. Mengutamakan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diminati
masyarakat luas. b.
Mempertimbangkan asas pemerataan dan keterjangkauan. c.
Memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
D. BIDANG INDUSTRI
PT. Kimia Farma sampai sat ini didukung oleh 6 unit pabrik farmasi yang tersebar di kota-kota : Jakarta, Bandung, Semarang, Mojokerto dan Tanjung
Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008
Morawa-Medan. Hal ini kemudian menuntut perhatian terhadap masalah Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Teknologi IPAL yang dimiliki oleh PT. Kimia
Farma telah dibuktikan kehandalannya dalam menangani air limbah produksi dari Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur Bandung yang dibuang ke sungai
Cikapundung, sekarang potensi pencemarannya dinyatakan telah dieliminasi. Pada saat ini IPAL di Sub Unit Produksi Manufaktur SUPM Kimia Farma Semarang
dijadikan contoh bagi industri di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Sementara IPAL di Unit Produksi Formulasi dan Manufaktur, Kimia Farma
Bandung telah mendapat perhatian dan dikunjungi serta dijadikan studi banding oleh berbagai instansi dalam dan luar negeri, seperti: LIPI, mahasiswa pelbagai
Perguruan Tinggi dan lainnya. Teknologi IPAL ini merupakan hasil penemuan Sumber Daya Manusia PT. Kimia Farma sendiri.
Salah satu pilar utama Industri Farmasi adalah kemampuan menguasai dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan kemajuan dalam dunia kedokteran dan kefarmasian.
Untuk menumbuh-kembangkan
kemampuan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK, PT. Kimia Farma membangun fasilitas Riset dan Teknologi RISTEK
yang telah diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan RI pada tanggal 19 Juli 1991 di Bandung.
Kegiatan RISTEK berfungsi mengembangkan produk-produk baru dan melaksanakan kegiatan penelitian serta pembudidayaan tanaman obat sesuai
dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN.
E. BIDANG USAHA