Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan

sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan sekolah, hari valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yangt harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko Inside the Store

Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kwalitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan.

5. Kekuatan warna

Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.

3.4. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

3.4.1. Dasar store lay out

Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan. Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1. Pajangan akhir end display untuk supermarket di depan mesin kasir a. Studi tentang antrean konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan dilokasi pajangan akhir. 2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut. c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli.

3.4.2. Lay out dan Implikasinya

Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di apotek bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya.

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi lay out beraliran lurus

Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut : a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat

2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurang pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan.

3. Desain tipe U, L dan tupe II

Lay out ini umumnya dipakai untuk ethical counter. Gambar 2.1. Lay out tipe U Bentuk lay out line U Ruang pembuatan pulveres dan capsul krim Tempat penyerahan obat jadi Meja penyiapan obat ticketing and packaging Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Meja penyiapan obat ticketing and packaging Tempat penyerahan obat jadi Ruang pembuatan pulveres dan capsul krim Gambar 2. 2. Lay out tipe L Meja penyiapan obat ticketing and packaging Ruang pembuatan pulveres dan capsul krim Tempat penyerahan obat jadi Gambar 2.3. lay out tipe II Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008

3.4.2. Cara Menata Perbekalan Farmasi di Apotek

Tata cara penataan perbekalan farmasi obat di apotek dapat dibagi menjadi 2 yaitu penataan:

1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat ethical counter

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi bagian di ethical counter antara lain: a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik dan obat keras daftar G Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu: ̇ Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. ̇ Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya. Untuk golongan keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu: - Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, caplet, capsul, pil. - Lemari perbekalan semi obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly. - Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirop - Lemari pendingin kulkas yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi. b. Bentuk dan tanda lemari rak obat - Bentuk lemari rak obat Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merknya sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehngga pemakaian ruangan space menjadi lebih efisien dan daat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat. Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 - Tanda lemari rak obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan keceatan dalam menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa: • Tergantung di atas lemari obat • Nempel pada lemari obat c. Hygienitas yaitu menjaga kondisi kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapa menjaga obat menjadi tidak rusak dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelemababan udara.

2. Di ruang penjualan obat bebas OTC counter

Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu: a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli impuls buyingbagi setiap konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan. b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan kemudahan keluar – masuk bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan. c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat disetiap lemari atau rak obat.

3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter

Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu: a. Pada OTC Counter Ü Estetika, bersih indah, dan menyenangkan Ü Informatif, ada tanda petunjuk tetntang golongan fungsi obat Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu: Ü Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca transparan, agar onsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan. Ü Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen confidential room c. Kenyamanan Comfortriess, ethical dan OTC counter harus dipisah untuk mencegah penumpukan antrian konsumen pada satu tempat

3.4.3. Kriteria Barang dan Posisi Pajangan

Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut: 1. Barang paling laku best seller Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu : a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. b. Jenis barang promosi sale item, posisikan di tempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi hight profit Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk di beli impuls item Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli. 4. Barang spesial Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli. 5. Barang musiman seasonal items Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko. Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008 6. Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak banyak.

4. Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak diperhitungkan kembali melalui studi dan riset. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung kepadatan pengunjung untuk membeli antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman dan kelengkapan. Empat faktor yang mempengaruhi Traffic konsumen, yaitu : 1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi Bisnis ritel sangat bergantung pada pelanggan dan pemasok, kedua pihak ini harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi. 2. Keamanan dan kenyamanan parkir kendaraan Kendaraan roda dua dan empat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan dilokasi toko juga harus diperhatikan. 3. Kelengkapan Mal, plaza, atau pusat perbelanjaan 4. Daur hidup lokasi Persiapkanlah segala konsekuensi untuk memilih tempat agar bisa bertahan dan sukses dalam tahap tersebut. Even Rano Sarlo : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 28 Medan, 2007 USU Repository © 2008

BAB III PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI