48
Zakat, sebagai pilar ketiga dari ekonomi syariah, tidak terlepas dari dua pilar yang lain yaitu sektor rill dan sektor keuangan syariah, termasuk
di dalamnya perbankan syariah. BAZNAS telah memiliki rekening dan bekerjasama
dengan seluruh
perbankan syariah
dalam proses
penghimpunan zakat nasional.
70
e. Zakat Via Konter
Salah satu upaya BAZNAS untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membayarkan ZIS di antaranya adalah dengan Konter
Layanan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh ZIS. Tujuan dari pelayanan konter ini adalah agar para muzaki mendapatkan pelayanan yang lebih dekat dan
eksklusif, tidak hanya untuk membayarkan zakat, akan tetapi untuk berkonsultasi seputar ZIS serta informasi lengkap mengenai program
BAZNAS.
71
Kelebihan menunaikan zakat melalui konter Layanan ZIS BAZNAS adalah:
72
1 Konsultasi Fiqh Zakat secara langsung
2 Doa pembayaran zakat secara langsung
3 Langsung mendapatkan kartu NPWZ Nomor Pokok Wajib Zakat
4 Langsung mendapatkan bukti Setor Zakat BSZ yang dapat
digunakan sebagai bukti agar zakat yang Anda tunaikan dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak
70
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
71
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
72
Wawancara pribadi dengan Mohan, Jakarta, 26 Agustus 2014
49
5 Informasi lengkap mengenai program BAZNAS
f. Zakat Via Aplikasi
73
BAZNAS menyiapkan beberapa aplikasi untuk memudahkan para muzaki dalam membayar zakat, yaitu UPZ Banzas, Muzakki Corner, dan
Resgitrasi Online. g.
Jemput Zakat BAZNAS menyediakan layanan Jemput Zakat, bagi muzakki yang
ingin membayarkan zakatnya ke BAZNAS.Di mana jumlah minimal zakat yang dijemput, yaitu Rp 1.000.000. Sebagian besar yang menggunakan
layanan Jemput Zakat ini berasal dari muzakki yang sifatnya individu.
74
73
Dokumentasi BAZNAS Divisi Penghimpunan
74
Dokumentasi BAZNAS Divisi Penghimpunan
50
BAB IV ANALISIS PENELITIAN MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA ZIS
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL BAZNAS
A. Langkah-langkah Manajemen Penghimpunan Dana ZIS Pada Badan Amil
Zakat Nasional BAZNAS
Dalam pelaksanaannya tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam penghimpunan dana memilikki langkah-langkah tertentu untuk
mendorong kesuksesan aktifitas penghimpunan.berikut uraiannya:
1. Perencanaan
a. Forecasting perhitungan dan perkiraan masa depan
Cara yang dilakukan oleh BAZNAS dalam membaca situasi dan kondisi di lapangan ketika akan melaksanakan aktivitas penghimpunan, sebagaimana
yang telah diutarakan dalam wawancara, menurut Officer Divisi Penghimpunan BAZNAS Ahmad Kamaludin :
“Dalam tahap ini BAZNAS memakai pola yang disebut RKM Rencana Kerja Manajemen, BAZNAS melakukan positioning dengan menganalisa
peluang dan tantangan yang ada di lapangan. RKM merupakan kegiatan yang dilaksanakan tiga tahun sesuai dengan pergantian periode kepengurusan
BAZNAS. Dalam RKM ini BAZNAS memetakan kekuatan dan kelemahan lembaganya, kemudian membuat strategi-strategi turunan untuk menjalankan
setiap program yang telah direncanakan dan untuk mengatasi permasalahan yang diperkirakan akan muncul dalam aktifitas penghimpunan, setelah itu baru
melalui peraturan pemerintah, BAZNAS adalah lembaga pemerintah, yang dimana zakat ini di atur oleh undang-undang, di atur oleh Negara, oleh karena itu
sebelum bergerak BAZNAS membaca situasi melalui peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur tentang zakat
”.
75
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Ahmad Kamaluddin selaku officer divisi penghimpunan menyimpulkan, bahwa salah satu strategi yang dilakukan
75
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
51
oleh divisi penghimpunan BAZNAS adalah membaca segmentasi donator dan pasar yang menjadi sasaran divisi penghimpunan BAZNAS, dimana posisi
donatur BAZNAS, apakah ada dikalangan menengah atas atau menengah bawah. Hal tersebut tentu dilaksanakan dengan melaksanakan penelitian lapangan.
Dengan mengetahui segmentasi donatur, Divisi Penghimpunan BAZNAS bisa menentukan metode yang tepat untuk melakukan aktifitas penghimpunan agar
bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
b. Penentuan dan perumusan sasaran Setelah melakukan forecasting, selanjutnya divisi penghimpunan BAZNAS
menentukan sasaran donatur yang akan dijadikan objek untuk aktifitas penghimpunan guna menggalang dana zakat, infak, sedekah dan wakaf,
sebagaimnana yang telah diutarakan oleh officer divisi penghimpunan BAZNAS Ahmad Kamaluddin
“Divisi penghimpuna BAZNAS membagi sasaran penghimpunan menjadi dua bagian. Pertama, penghimpunan public dengan sasaran masyarakat
perkotaan dengan segmentasi menengah atas. Kedua, penghimpunan corporate dengan sasaran perusahaan-perusahaan nasional yang berada di kotakota besar.
Adapun kegiatan penghimpunan untuk cakupan internasional masih dalam tahap perumusan dan pertimbangan, sehingga untuk saat ini BAZNAS belum
melaksanakan penghimpunan dengan cakupan internasional tetapi sudah memberikan undangan-undangan untuk para petinggi yang berada dicakupan
internasional”.
76
Dalam dokumen BAZNAS, penulis mendapatkan data mengenai sasaran yang dijadikan objek penghimpunan. rinciannya sebagai berikut:
1 Perusahaan, dengan diversifikasi pada dana CSR, dana kemanusiaan, ZIS Perusahaan, ZIS karyawan
76
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
52
2 Instansi Pemerintah 3 Publik , dengan diversifikasi pada dana ziswaf, dana hibbah dan dana
kemanusiaan. 4 Lembaga Donor non Pemerintah
c. Penetapan Metode
Dalam melaksanakan aktifitas penghimpunan metode yang dilakukan BAZNAS, lebih menekankan kepada penghimpunan public. Sebagaimana
yang telah diutarakan oleh officer divisi penghimpunan BAZNAS
“Metode dilakukan secara direct ataupun indirect. Metode direct dilaksanakan dengan cara memanfaatkan link-link donatur BAZNAS, baik
yang sudah menjadi donatur tetap ataupun temporer. Kemudian metode indirect dilaksanakan dengan membuat program yang bisa menarik minat
donatur dan juga memberikan kesadaran kepada donatur akan pentingnya kepedulian terhadap
sesama”.
77
d. Penetapan Waktu dan Lokasi
Untuk penetapan waktu dan lokasi ini Ahmad Kamaluddin mengatakan bahwa:
“Kegiatan penghimpunan dilaksanakan ditempat-tempat yang telah ditentukan. Metode opentable biasanya dilaksanakan di tempat-tempat amai,
seperti mall, festival, dan lain-lain. Adapun pelaksanaan penghimpunan secara langsung waktunya fleksibel, begitupun dengan metode DBD Donatur Bawa
Donatur, metode ini waktunya tidak pasti namun telah terbukti efektif dan
efisien”.
78
77
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
78
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
53
e. Penetapan Program Dalam menjalankan kinerjanya, divisi penghimpunan BAZNAS
memiliki beberapa program, seperti yang disampaikan oleh Ahmad Kamaluddin selaku officer divisi penghimpunan BAZNAS
“Program yang ditetapkan diantaranya DBD Donatur Bawa Donatur dan Opentable, Kotak Peduli Yatim. DBD ini dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan para donatur BAZNAS untuk mengajak rekan, keluarga ataupun orang yang mereka kenal untuk menjadi donatur di BAZNAS, dengan
begitu secara tidak langsung para donatur telah membantu aktifitas penghimpunan BAZNAS. Kemudian ada juga program yang dinamakan
opentable. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membuka stand BAZNAS. Opentable ini biasanya dilaksanakan di tempat-tempat ramai, di mall, atau di
even-even tertentu yang didalamnya berkumpul banyak orang. Kegiatan ini memiliki dua tujuan penting. Pertama, sosialisasi zakat, infak dan sedekah
dengan membangun brain awareness kepada para pengunjung akan pentingnya berbagi dan memberi. Kedua, penggalangan dana dari para
pengunjung, dengan membuka layanan penyaluran dana zakat, infak, sedekah dan wakaf
”.
79
BAZNAS menilai kedua program ini dirasa paling efektif untuk proses sosialisasi dan penggalangan dana, daripada memasang billbot ataupun
spanduk-spanduk dengan cost yang sangat tidak efisien dan belum tentu efektif.
f. Penetapan Biaya
Dalam Wawancara seorang informan sekaligus sebagai muzaki yakni Robby Alamsyah mengatakan dalam konteks untuk penetapan biaya sebagai berikut
“Untuk penetapan biaya ini Pada tahun 2013 BAZNAS menetapkan target penggalangan dana sebesar Rp 100 M. dan target itu telah tercapai. Kemudian
pada tahun 2014 BAZNAS menargetkan penggalangan dana sebesar Rp 150 M, dengan target biaya untuk aktifitas penghimpunan sebanyak 2,9 M. dana
untuk kebutuhan tersebut diambil dari dana amil, yaitu 2,5 dari keseluruhan target dana zakat
”.
80
79
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kamaluddin, Jakarta, 26 Agustus 2014
80
Wawancara pribadi dengan Robby Alamsyah, Jakarta, 27 Agustus 2014