ZAKAT UNTUK KESEJAHTERAAN MUSTAHIK A. PENUTUP

3 tidak pandang bulu, entah eseorang yang mengeluarkan sedekah itu kaya atau miskin. Sedekah memang memiliki pengertian yang lebih luas di bandingan dengan pengertian zakat. Jika zakat hanya sebatas materi saja dengan ketentuan-ketentuan syariat yang harus dipenuhi, sedekah lebih dari sekedar materi bahkan bisa pula berupa immateri. Misalnya menjadikan orang lain gembira, bahagia dan senang, dengan senyuman. Zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki kelebihan dalam hal harta benda. Selain itu zakat juga merupakan bagian dari rukun islam yang bersifat ijtimaiyah. Berbeda dengan rukun-rukun Islam yang lain. Sehingga pada masa-masa awal pemerintahan Islam, khususnya pada pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, zakat pernah dipaksakan sebagai mana dalam ucapan khutbah beliau “ akan aku perangi siapa saja yang memisa hkan antara sholat dan zakat”. 2 Sejak Islam datang ke tanah air kita, zakat telah menjadi satu sumber dana untuk kepentingan pengembangan agama Islam. Dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan Barat pendahulu, zakat, terutama bagian sabilillahnya, merupakan sumber dana perjuangan ketika satu persatu tanah air kita dikuasai oleh penjajah Belanda. Pemerintah Kolonial itu mengeluarkan Bijblad Nomor 1892 tanggal 4 Agustus 1893 yang berisi kebijaksanaan pemerintah kolonial mengenai zakat yang menjadi pendorong pengeluaran peraturan tentang zakat itu adalah alasan klasik rezim kolonial yaitu mencegah terjadinya penyelewengan keuangan zakat oleh para penghulu bekerja untuk melaksanakan administrasi kekuasaan pemerintah Belanda, tapi 2 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Pengelola Zakat Yogyakarta: Teras, 2009 h. 16 4 tidak diberi gaji atau tunjangan untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka beserta keluarganya dan untuk melemahkan dana kekuatan rakyat yang bersumber dari zakat itu. Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai pemerintah dan priyayi pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat. 3 Salah seorang pengurus Forum Zakat Indonesia, Sri Adi Bramasetia sebagaimana dikutip di situs www.voaindonesia.com, beliau mengatakan, “meski jumlah zakat yang dihimpun di Indonesia naik tiap tahun, namun tidak pernah mencapai potensi yang sesungguhnya.” Ia menyatakan bahwa jika dikelola serius, potensi zakat di Indonesia, dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, bisa mencapai Rp 300 triliun per tahun. Namun dari potensi besar itu, dana yamg terkumpul baru sekitar Rp 1,8 triliun. Sri Adi memperkirakan, angka tersebut disebabkan karena perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah dalam menunaikan zakat. 4 Fenemona di atas menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh BAZNAS ataupun Lembaga Amil Zakat yang ada di Indonesia. BAZNAS harus menjadi fasilitator antara duafa dan para aghniya, sehingga potensi zakat di Indonesia bisa dimaksimalkan sebaik mungkin. Karena berdasarkan data yang didapat pada tahun 2011, Lembaga Amil Zakat sekelas Dompet Dhuafa saja baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 75 milyar pertahun, pada tahun yang sama BAZNAS baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 30 milyar. Hal ini menunjukkan perlunya 3 M Arifin Purwakananta dkk, Gerakan Zakat Untuk Indonesia Jakarta: Khairul Bayan Press, 2008 h. 59 4 Budi Nahaba, “Potensi Zakat Bisa Capai Rp 300 T Per Tahun,” artikel diakses pada 9 Agustus 2014 dari m.voaindonesia.coma1455819.html