Transformasi Lorentz Pengaruh Relativistik Terhadap Koreksi Potensial Coulomb Pada Tingkat Atom Hidrogen

2.3 Transformasi Lorentz

Kaitan antara dan yang rasional memenuhi : dengan menyatakan faktor pembanding yang tak tergantung dari besaran atau tetapi dapat merupakan fungsi . Pemilihan parsamaan 2.15 sebagai alternatif transformasi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a Persamaan tersebut linear terhadap x dan , sehingga suatu kejadian dalam kerangka bersesuaian dengan kejadian tunggal dalam kerangka , seperti seharusnya. b Bentuk persamaan tersebut cukup sederhana, sehingga pemecahannya mudah dipahami. Gambar 2.2. Kerangka acuan S dan Kerangka acuan S’ Menurut postulat pertama relativitas khusus, maka persamaan fisika harus berbentuk sama dalam kerangka dan , seperti Gambar 2.2, sehingga kaitan sebagai fungsi dan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: v Universitas Sumatera Utara sedangkan pada arah koordinat y’ dan z’ memenuhi persamaan : Koordinat dan tidak sama, hal ini dapat dilihat dengan mensubstitusi yang diperoleh dari persamaan 2.15 ke persamaan 2.16 diperoleh : Dari persamaan ini diperoleh : Persamaan 2.15, 2.16 hingga persamaan 2.20 merupakan transformasi koordinat yang memenuhi postulat relativitas khusus. Pada saat , titik asal kedua kerangka dan berada pada tempat yang sama. Menurut persamaan awal juga, dan pengamat pada masing-masing koordinat melakukan pengukuran kelajuan cahaya yang menuju ke titik itu. Kedua pengamat harus mendapatkan kelajuan yang sama yaitu c. Dalam kerangka S : sedangkan dalam kerangka : substitusi dan pada persamaan 2.15 dan 2.20 ke persamaan 2.22, dihasilkan : Kemudian dihitung nilai x : Universitas Sumatera Utara Rumusan di atas sama dengan yang diberikan oleh persamaan 2.21 yaitu jika kuantitas dalam tanda kurung sama dengan satu, sehingga : Akhirnya diperoleh nilai : dengan memasukkan nilai ke persamaan 2.15 diperoleh persamaan transformasi lengkap dari pengukuran suatu kejadian dalam kerangka terhadap pengukuran yang sesuai yang dilakukan dalam kerangka : 2.4 Momentum Anguler Orbital Dalam fisika klasik, momentum anguler partikel dengan momentum p, dan posisi r dinyatakan dengan Operator momentum anguler orbital dapat diperoleh dengan menggantikan r dan pdengan operator yang sesuai untuk posisi dan momentum, dan , dimana sehingga Komponen Cartesian adalah Universitas Sumatera Utara Namun, momentum anguler bukan pada satu dimensi, sehingga komponen , , dan kuadrat dinyatakan sebagai Karena X, Y dan Z masing-masing komut, begitu juga dengan , dan dan karena , , diperoleh Dengan cara yang sama, diperoleh

2.5 Momentum Anguler Spin