Langkah- langkah Cooperative Learning tipe Group Investigation

3 Siapa melakukan apa? pembagian tugas 4 Untuk tujuan dan kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini. Tahap 3: Melaksanakan investigasi a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesiskan semua gagasan. Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir a. Anggota kelompok menentukan penas-pesan esensial dari proyek mereka. b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. c. Wakil-wakil kelompok membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencana-rencana presentasi. Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran secara aktif. c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan persentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. Tahap 6: Evaluasi a. Para siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keaktifan pengalaman-pengalaman mereka. b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan langkah- langkah cooperative learning tipe group investigation yaitu mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa dalam kelompok, perencanaan, pelaksanaan investigasi, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.

7. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning tipe Group Investigation

Pembelajaran Group Investigation memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti yang diutarakan oleh Santoso 2011 sebagai berikut: a. Kelebihan: 1 Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. 2 Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. 3 Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. 4 Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. b. Kekurangan 1 Waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama 2 Bagi siswa yang tidak dapat bekerjasama pasti akan sangat sulit untuk mengerjakan materi yang diberikan karena metode ini membutuhkan kerjasama oleh stiap anggota.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu yang sangat penting bagi kehidupan semua manusia dan tidak akan pernah pernah lepas dari kehidupannya. Belajar adalah suatu proses yang melibatkan kemampuan mental dan fisik, dari belajar seseorang dapat memperoleh pengetahuan ,pengalaman baru, dan berbagai macam keterampilan. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Bruner dalam Trianto 2009: 20 mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Menurut pandangan konstruktivisme belajar bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Hamalik 2007: 36 juga mengemukakan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan mental dan fisik guna mengembangkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki seseorang dengan tujuan memperoleh pengetahuan baru, pengalaman baru serta kemampuan dan keterampilan.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang melibatkan fisik dan mental dalam upaya memperoleh pengetahuan. Bebrapa definisi aktivitas belajar dikemukakan oleh para ahli seperti halnya Abdurahman 2006, menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik jasmani maupun kegiatan rohani yang mengandung keberhasilan belajar. Menurut Sardiman 2008:10 aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Kunandar 2010:277 menjelaskan bahwa, aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran sejalan dengan itu menurut Rohani 2004: 6, belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, atau bekerja. Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, memecahkan masalah. Menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik 2009:172-173 membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok yaitu kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, memetrik, mental dan emosional Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala kegiatan baik fisik maupun psikis dalam proses pembelajar.

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan setelah seseoarang mengalami proses belajar. Menurut Hamalik dalam Munawar 2009: 23 hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI 06 METRO BARAT

0 16 69

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V B SDN 06 METRO BARAT

1 10 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 2 42

PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 MARGOTOTO LAMPUNG TIMUR

0 15 109

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SD NEGERI 7 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 48

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 112

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SCRAMBLE SISWA KELAS IV B SD NEGERI 5 METRO PUSAT

0 10 68