Untuk memperkuat kebiasaan ini, mentor mereka akan menuangkan nasi di sekitar dasar mendukung. Jika kepala geisha berguling dari dukungan saat dia
tidur, beras akan tetap pada minyak rambut di rambutnya. Geisha akan memerlukan gaya rambutnya setiap minggu. Namun sekarang banyak geisha
yang menggunakan wig pada masa modern dalam kehidupan profesional mereka. Akan tetapi, jarang laki-laki mengambil posisi kontingen seperti
penata rambut, meja rias. Laki-laki memiliki peran yang terbatas dalam kegiatan aktivitas geisha.
3.2 Sistem Kerja Geisha
Berikut adalah gambaran tentang tata kerja geisha di Jepang yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 “Jangan bohong”
“Saya tidak bohong.” Perempuan itu berpaling ke arah Shimamura dan kemudian duduk di amang jendela. “tak seorang pun bias memaksa
geisha untuk melakukan apa yang ia tidak mau. Semaunya tergantung pada geisha itu sendiri. Rumah-rumah penginapan pun tidak bisa menyediakan hal
itu untuk tuan. Jika tuan mau, silahkan tuan coba sendiri memanggil seorang geisha dan menyampaikan maksud tuan kepadanya.” Yukiguni : 19
Analisa Cuplikan 1 Sebagai seorang penghibur yang profesional, geisha akan terlibat
hubungan emosional dan ekonomi dalam memberikan pelayanan prima
Universitas Sumatera Utara
kepada tamu. Pada akhirnya keterlibatan fisik antara seorang pengibur dan tamunya, kembali terserah pada geisha itu sendiri.
Masih ada beberapa kebingungan tentang sifat profesi geisha. Geisha dianggap sebagai pelacur oleh banyak non-Jepang . Geisha adalah seorang
wanita penghibur profesional. Geisha bukanlah seorang pelacur atau prostitusi, sebagaimana layaknya yang terkesan dibenak orang selama ini
. Bahkan beberapa warga Jepang yang melihat geisha di jalan karena geisha
kelas bawah yang menjual tubuh mereka dan bekerja sebagai pelacur.
Namun, geisha yang sah tidak terlibat dalam membayar seks dengan klien. Tujuan mereka adalah untuk menghibur pelanggan mereka, baik itu
dengan menari, membaca ayat, bermain alat musik, atau terlibat dalam percakapan ringan.
Sebagai seorang artis penghibur, ia harus bisa menghibur para tamu yang menyewanya dengan sebuah pelayanan profesional.
Geisha yang sukses dapat masuk pelanggan laki-lakinya dengan musik, tari, dan percakapan.
Geisha tidak tunduk dan patuh, namun sebenarnya mereka adalah beberapa yang paling sukses secara finansial dan emosional dan perempuan terkuat di
Jepang, dan secara tradisional telah begitu. Khususnya yang berkaitan dengan seni tradisional Jepang. Para geisha
dituntut bisa menari tarian tradisional tachikata, bernyanyi jikata, memainkan shamisen atau alat musik petik seperti kecapi khas jepang,
merangkai bunga, mengenakan kimono, mengerti tata cara seremonial minum teh secara formal, serta melayani tamu dengan cara-cara yang sangat sopan
Universitas Sumatera Utara
dan beretiket. Kesemuanya itu merupakan tuntutan yang harus dipenuhi kalau ingin menjadi seorang geisha yang sukses.
Cuplikan 2 Saat Shimamura berganti pakaian untuk meninggalkan tempat itu
dengan kereta pukul tiga besok siangnya, kepala pelayan rumah penginpan itu memberi isyarat kepada Komako di lorong. “ya sudah. Hitung saja kira-kira
sebelas jam,’ kata Komako. Mereka rupanya sedang membicarakan upah pelayan perempuan itu sebagai geisha , dan kepala pelayan mungkin tidak
sepakat jika hitungannya enam belas jam. Rekening tagihan ternyata dihitung sesuai jam-“keluar pukul lima’
atau ‘keluar pukul dua belas’ tanpa memasukkan biaya pelayanan jika menginap. yukiguni : 84
Analisa Cuplikan 2 Seorang geisha profesional mempunyai tarif yang sangat mahal.
Dengan perhitungan per satu atau dua jam, tarifnya bisa mencapai ratusan dolar US. Geisha sejati tidak akan pernah mengotori reputasinya dengan
membuat dirinya bisa disewa laki-laki dengan tarif per malam Biasanya hanya perusahaan-perusahaan kelas kakap seperti Toyota yang mampu
menyewa seorang geisha profesional. Sedangkan untuk yang dibawah itu, tarifnya juga masih tergolong mahal meskipun dihitung dengan mata uang
domestik, yen.
Cuplikan 3
Universitas Sumatera Utara
“Buruk sekali sekarang ini. Dulu, kami selalu bermufakat; sekarang setiap geisha memikirkan dirinya sendiri. Tempat ini sudah berubah. Geisha-
geisha baru dating dan mereka tidak saling membaur. Aku akan kesepian tanpa Kikuyu. Ia selalu menjadi penengah dalam segala hal. Dan, ia selalu
mendapatkan uang paling banyak. Orang-orang yang berhubungan dengannya sangat memperhatikan dia.” Yukiguni :104
Analisa Cuplikan 3 Gabungan cita rasa dan keahlian seni ini yang membedakan mana
geisha top dan murahan. Semakin tinggi kemampuannya, semakin sang geisha menjaga image dirinya dan mereka tak mudah dibeli begitu saja.
Geisha senior akan membimbing sang geisha magang agar ia selalu menjaga dunia penampilannya. Bagai seorang kakak, ia membawa sang yunior keliling
berbagai perjamuan, pesta, menonton drama kabuki, tamasya, agar wajahnya dapat dikenal oleh para pelanggan kaya. Di situlah ia belajar saling
berkompetisi dengan geisha lain. Sebuah kehidupan keras tempat sesama geisha bisa saling menjatuhkan.
Cuplikan 4 Ia lahir di daerah salju ini, tetapi ia pernah menjalani kontrak sebagai
geisha di Tokyo. Selanjutnya, ia dipiara oleh seorang tuan yang melunasi utang-utangnya dan memberinya kesempatan untuk berlatih menjadi guru
tari. Namun sial, satu setengah tahun kemudian, lelaki itu meninggal. Ketika harus menceritakan apa yang terjadi sejak itu, cerita yang paling dekat
Universitas Sumatera Utara
dengan dirinya sendiri, perempuan itu tampak enggan mengungkapkannya. Ia mengatakan umurnya sembilan belas. Shimamura menduga dua puluh dua.
Dan karma merasa perempuan itu tidak berbohong, fakta bahwa perempuan itu lebih matang dibandingkan umurnya yang telah memberi Shimamura,
untuk pertma kalinya, perasaan nyaman yanag ia harapkan dalam pertemuan dengan geisha.
Yukiguni : 18 Analisa Cuplikan 4
Dalam hidupnya, seorang geisha akan mencari seorang danna, yaitu laki-laki yang nanti akan membiayai hidup dan kemewahannya. Saat itu
tradisional di masa lalu untuk geisha dibentuk untuk mengambil danna. Biasanya seorang pria kaya, kadang-kadang menikah, yang memiliki sarana
untuk mendukung biaya sangat besar terkait. Para geisha terpandang memiliki danna dari kalangan pengusaha
berpengaruh sampai jenderal-jenderal. Saat peralihan politik dari zaman Tokugawa ke Meiji, banyak geisha dekat dengan para tokoh. Saat itu
berbagai rencana revolusi atau kerusuhan selalu disusun di tea house. Geisha dihargai karena dianggap bisa menyimpan rahasia pembicaraan-pembicaraan
penting itu. Geisha, karena itu, bisa banyak memiliki kedekatan dengan para tokoh.
Sangat jarang terjadi, akan tetapi keintiman tidak pernah dilihat sebagai imbalan atas dukungan keuangan danna nya. Konvensi tradisional
Universitas Sumatera Utara
dan nilai-nilai dalam hubungan seperti itu sangat rumit dan tidak dipahami, bahkan oleh banyak orang Jepang.
Meskipun benar bahwa geisha adalah bebas mengejar hubungan pribadi dengan pria dia bertemu dengan pekerjaannya, hubungan tersebut
dengan hati-hati dipilih dan tidak mungkin santai. Sebuah kecenderungan menjadi komunitas yang sangat ketat-merajut dan reputasi baik geisha tidak
dianggap enteng.
3.3 Hubungan Antara Geisha Dengan Laki-Laki Pelanggannya