1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Sebuah penelitian agar mempunyai orisinilitas perlu adanya tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian dan
analisis sebelumnya yang telah dilakukan. Tinjauan terhadap hasil penelitian dan analisis sebelumnya ini akan dipaparkan yang berkaitan dengan novel Yukiguni
karya Yasunari Kawabata. Hasil penelitian ini menggambarkan tokoh Komako dengan mendeskripsikan
tema besar yakni kegagalan cinta seorang geisha. Hasil analisis menyatakan bagaimana sebenarnya kehidupan dan perilaku tokoh. Faktor yang membentuk
kehidupan tokoh utama antara lain faktor ekonomi, lingkungan, sosial, dan psikologis sang tokoh.
Maka faktor tersebut dapat dikaikan dengan konsep gender. Konsep gender dapat didefenisikan sebagai perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita yang
dikonstruksi oleh kebudayaan Basow 1992: Fakih 2004. Konsep gender dibedakan dari konsep jenis kelamin sex, karena jenis kelamin mengacu kepada perbedaan-
perbedaan biologis antara pria dan wanita.
1.4.2 Kerangka Teori
Penelitian merupakan sarana bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah mengenai
kehidupan geisha melalui tokoh utama bernama Komako dalam novel Yukiguni karya Yasunari Kawabata.
Penelitian kebudayaan ini dilakukan melalui sebuah novel yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
sebuah karya sastra. Nilai-nilai kebudayaan yang tinggi dikeluarkan oleh pengarang melalui imajinasinya. Sastra dipandang sebagai suatu gejala sosial yang ditullis
dalam kurun waktu tertentu yang langsung berkaitan dengan norma dan pada zaman tersebut. Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan
sarana untuk memahaminya. Luxemburg, 1986:26. Dalam menganalisis novel ini, penulis menggunakan konsep gender. Secara
teoritis, ada dua konsep gender yang perlu diperhatikan. Pertama, gender merupakan konsep relasional. Seperti yang dikatakan oleh Melani Budianta 1998:6 gender
sebagai konsep relasional artinya gagasan tentang pria tidak bisa dipisahkan dari gagasan tentang wanita. Pendekatan yang berwawasan gender akhirnya mengoreksi
kecenderungan sementara kaum feminis menfokuskan perhatian pada masalah wanita saja.
Kedua, seperti dikatakan oleh Tamanoi 1990:17, gender sebagai konsep relasional mencakup hubungan antara pria dan wanita dalam setiap lapisan maupun
kelompok masyarakat. Maksudnya, hubungan antara pria dan wanita bisa saja berbeda pada lapisan masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Artinya, bahwa
hubungan gender bisa berbeda-beda tergantung pada kelas, kelompok atau pun lapisan masyarakat yang bersangkutan
Maka yang perlu diperhatikan mengenai konsep gender ini adalah bahwa gender dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda, tapi tidak terpisah satu dengan yang
lainnya yaitu sebagai kebudayaan dan sebagai peran sosial.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan