Novel Yukiguni Ada dua orang tokoh penting dalam novel ini, yaitu Shimamura dan

2.1.3 Novel Yukiguni Ada dua orang tokoh penting dalam novel ini, yaitu Shimamura dan

Komako. Yukiguni. Daerah Salju adalah satu novel Yasunari Kawabata yang paling terkenal dan kerap dibicarakan sebagai karya sastra klasik yang indah sepanjang masa. Novel Daerah Salju Yukiguni dianggap salah satu karya puncak dari Kawabata Yasunari yang telah memenangkan hadiah nobel sastra tahun 1968. Novel ini terdiri dari potongan-potongan cerita pendek penulis yang ditulis beberapa tahun sebelumnya, sejak 1935 hingga 1941. Lalu digabung dan dikembangkan oleh penulisnya menjadi novel tahun 1947 dengan berbagai revisi dari penulisnya. Yasunari kawabata memiliki suatu keunggulan dalam novel–novelnya. Kualitas cerita disusun dengan awal yang begitu rumit. Tokoh–tokoh yang pada awalnya dirasa tidak saling berkepentingan ternyata memiliki ujung-ujung kail yang mampu memancing pikiran pembaca untuk menerka dan menghubungkannya dengan tokoh lain. Yasunari Kawabata juga mampu menjelmakan keindahan kebudayaan dan mitologi dalam novel ini. Novel yang melukiskan hubungan antara seorang lelaki dari kota besar Tokyo yaitu Shimamura dengan Komako seorang geisha yang dikunjunginya di Daerah Salju di bagian utara Pulau Honshu. Shimamura lelaki setengah baya, gemar sekali mengembara, mendaki gunung dan menulis tentang tarian-tarian yang belum pernah dilihat. Shimamura mempunyai pekerjaan yang tidak mengikat dan hidup dari warisan orang tuanya. Shimamura juga mempunyai anak dan istri. Oleh karena itu tidak mungkin menjalin hubungan dengan wanita lain dalam ikatan resmi. Akan tetapi Shimamura lama menginap di Daerah Salju seolah-olah lupa akan anak- istrinya. Bukan karena dia tidak bisa melepaskan diri dan juga buka karena tidak mau Universitas Sumatera Utara berpisah dari Komako, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan Shimamura menunggu Komako dan sebaliknya meskipun Komako seorang geisha, namun kerap kali Komako juga sering datang mengunjungi Shimamura. Dan semakin Komako menyerahkan diri dengan kemesraan, semakin kuat juga perasaannya menyalahkan diri sendiri seolah-olah dia tidak berjiwa. Boleh dikatakan Komako tetap merenung, menukik ke dalam kesepiannya. Shimamura tidak bisa mengerti mengapa Komako semakin mengeratkan diri kepadanya. Segala sesuatu dari Komako dapat dipahaminya, tetapi tidak ada satu pun yang dapat dipahami Komako dari diri Shimamura. Hingga pada akhirnya mereka menyadari kalau ternyata cinta mereka memang sudah gagal sejak pertama kali bertemu . Persoalan cinta dalam novel Daerah Salju ibarat salju di gunung es yang putih bersih dan bila tertimpa cahaya matahari memantulkan cahaya kristal cemerlang namun menyimpan misteri dan dugaan di dalamnya. Novel ini menampilkan sensasi jiwa para tokoh yang terlibat di dalamnya dalam persoalan psikologi cinta yang tidak berakhir, namun ada pantulan gerak-gerik jiwa yang amat peka pada persoalan tersebut dan muncul pada keadaan yang tak terduga. Bahasa mencerminkan secara langsung pikiran dan perasaan. Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh karena itu memahami bahasa akan memungkinkan peneliti untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia. Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek- objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek, Universitas Sumatera Utara meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya Surya Sumantri, 1998. Begitu juga dengan AS. Laksana yang menerjemahkan cerita ini dengan sangat baik dan terdiri dari 190 halaman. Bahasanya terlihat indah meskipun terdapat kalimat-kalimat bermakna ganda sebagaimana puisi, namun dapat terdengar seolah- olah tidak ada yang kelihatan janggal, semuanya terucap mengalir dengan wajar dan enak. Nuansa adegan, perasaan dan pikiran masing-masing tokoh serta situasi yang sedang terjadi tidak ada yang luput. Begitu tenang dan pelan sehingga dapat terlihat jelas alur yang dibentuk oleh potongan-potongan cerita di dalamnya. Bahasa seperti itu dapat membuat jarak antara pembaca dengan novel tersebut semakin dekat, seolah-olah ikut terlibat langsung dalam cerita. Dengan demikian pembaca memperoleh gambar yg lengkap tentang tokoh, latar dan lingkungan..

2.2. Biografi Pengarang