BAB III
ANALISA KEHIDUPAN GEISHA MELALUI TOKOH DALAM NOVEL YUKIGUNI
3.1 Penampilan Geisha
Berikut adalah gambaran tetang penampilan geisha di Jepang yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 Di ujung gang, pada tikungan tempat penerimaan tamu, dilihatnya
seorang perempuan berperawakan tinggi, ujung gaunya menyapu lantai papan yang hitam berkilau.
Ia tertegun menyaksikan kimono itu-apakah gadis itu akhirnya menjadi geisha? Perempuan itu tidak mendekat ke arahnya, tidak
menunjukkan sedikit pun gelagat penyambutan. Dari tempatnya berdiri, Shimamura menangkap sesuatu yang penuh kesungguhan pada sosok yang
tegang mematung itu. Ia bergegas mendekatinya, tetapi mereka tidak saling menyapa bahkan ketika Shimamura sudah berada di sebelahnya. Perempuan
itu mencoba tersenyum dengan bedak tebal pada wajahnya, namun ia malah menangis dan mereka berdua melangkah tanpa bicara menuju kamar
Shimamura. Yukiguni : 13
Cuplikan 2
Universitas Sumatera Utara
Cara gadis itu mengenakan kimono agak mirip geisha , tetapi gadis itu tidak menyeret ujung kimononya. Sebalikknya, ia mengenakan
kimononya dengan sangat rapi, kimono musim panas yang tipis dan tanpa kain pelapis. Namun obi-nya tampak mahal dan tidak sesuai dengan
kimononya, hal ini membuat Shimamura tertegun dan agak sedih. Yukiguni : 17
Analisa Cuplikan 1 dan 2 Make-up putih, rumit kimono dan rambut Maiko adalah ciri populer
yang diselenggarakan geisha Pakaian adat Jepang yang selalu digunakan geisha dalam melakukan acara yang bersifat penting. Geisha juga adalah
wakil terdepan dari dunia cita rasa. Di Jepang kimono menjadi satu-satunya gaun perempuan, gaya berpakaian geisha adalah pelopor tren. Pada geisha
terletak seluruh keanggunan, keeleganan geisha memakai kimono dengan obi berwarna-warni yang sangat mewah. Obi berwarna terang terang daripada
warna kimono untuk memberikan keseimbangan eksotis tertentu. Warna, pola, dan gaya kimono yang tergantung pada musim dan
peristiwa geisha adalah hadir. Bagaimana cara berbusana para geisha, akan dapat terlihat berbeda dengan perempuan biasa. Motifnya, warna-warnanya
lebih cerah. Obi ikat pinggang kimono yang agak tebal milik para geisha magang, misalnya, mempunyai ujung menggantung nyaris menyentuh lantai.
Cuplikan 3
Universitas Sumatera Utara
Rambut perempuan itu sesungguhnya tidaklah tebal, hanya saja setiap helainya kakau seperti rambut laki-laki. Dengan potongan model tinngi dan
cukuran yang licin, rapi, tanpa helai-helai rambut yangmencuat keluar, rambut itu tampak berkilau seperti bongkahan batu hitam. Yukiguni : 40-41
Analisa Cuplikan 3 Gaya rambut geisha telah bervariasi sepanjang sejarah. Para geisha
mulai meningkatkan model rambut mereka lagi. Dan itu adalah saat saat ini bahwa, jenis sanggul tradisional yang dikenakan oleh geisha paling mapan
yang dikembangkan yang disebut shimada.
Ada empat jenis utama dari Shimada. Pertama Shimada taka, yaitu:
sebuah sanggul tinggi biasanya dipakai oleh muda, wanita lajang. Kedua Shimada tsubushi, yaitu: sebuah sanggul lebih rata umumnya dikenakan oleh
wanita yang lebih tua. Ketiga uiwata, yaitu: sebuah sanggul yang biasanya terikat dengan crepe sepotong kapas berwarna, dan gaya yang menyerupai
persik dibagi. Keempat Ofukum,
yaitu. Ini gaya rambut yang dihiasi dengan sisir rambut yang rumit-dan jepit
rambut. Pada abad ketujuh belas dan setelah masa Restorasi Meiji, sisir
rambut yang besar dan mencolok, umumnya lebih berhias bagi perempuan- kelas yang lebih tinggi. Setelah Restorasi Meiji dan masuk ke era modern,
lebih kecil dan kurang mencolok sisir rambut menjadi lebih populer. Geisha tidur dengan leher mereka pada alat bantu kecil takamakura,
bukan bantal, sehingga mereka bisa menjaga gaya rambut mereka sempurna.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperkuat kebiasaan ini, mentor mereka akan menuangkan nasi di sekitar dasar mendukung. Jika kepala geisha berguling dari dukungan saat dia
tidur, beras akan tetap pada minyak rambut di rambutnya. Geisha akan memerlukan gaya rambutnya setiap minggu. Namun sekarang banyak geisha
yang menggunakan wig pada masa modern dalam kehidupan profesional mereka. Akan tetapi, jarang laki-laki mengambil posisi kontingen seperti
penata rambut, meja rias. Laki-laki memiliki peran yang terbatas dalam kegiatan aktivitas geisha.
3.2 Sistem Kerja Geisha