42
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan
keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi: identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, dan metode
analisis data Hadi,2000. Atas dasar hal tersebut maka dalam bab ini akan dibahas mengenai masalah-masalah metodologis yang digunakan untuk menjawab
masalah penelitian.
III.A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung : Kreativitas
2. Variabel Bebas : Jalur Pendidikan, yaitu:
Program Homeschooling dan Program Reguler
III.B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Kreativitas Kemampuan individu dalam berpikir yang menunjukkan kelancaran,
orisinalitas, fleksibilitas dalam berpikir, dan kamampuan mengembangkan suatu ide yang berbeda dari orang lain. Kreativitas ini nantinya akan diungkap melalui
alat tes kreativitas bentuk figural tipe B subtes III circle yang disusun oleh
Universitas Sumatera Utara
43 Torrance 1974a dan kreativitas verbal yang di konstruksi di Indonesia dari
Munandar 1997 . b. Program Homeschooling
Program Homeschooling adalah model pendidikan alternatif yang berfokus pada pemanfaatan potensi anak dimana orangtua atau keluarga bertanggung jawab
penuh terhadap proses pendidikan anak dengan menjadikan rumah sebagai basis utama proses belajar. Pihak yang melaksanakan homeschooling akan bergabung
dalam suatu Komunitas Belajar untuk menyusun silabus serta bahan ajar bagi peserta didiknya.
c. Program Reguler Program reguler merupakan pendidikan umum yang menggunakan
kurikulum pemerintah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
III.C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel III.C.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah usaha seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki dan dibatasi oleh sejumlah penduduk yang sedikitnya memiliki satu sifat
yang sama Hadi,2000. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi,2000.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang berada pada taraf pendidikan Sekolah Dasar SD di Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa SD dengan karakteristik usia 11-13 tahun, baik laki-laki maupun
Universitas Sumatera Utara
44 perempuan yang mengikuti program Homeschooling di Komunitas “Buah Hati
School House” Banda Aceh dan SD Negeri 60 Banda Aceh, dengan jumlah 60 orang, 30 orang untuk siswa yang mengikuti program homeschooling dan 30
orang untuk siswa yang mengikuti program reguler. Alasan penggunaan sampel yang lebih sedikit pada siswa program homeschooling dikarenakan Komunitas
“Buah Hati School House” masih berusia dua tahun dengan pengelolaan sekolah rumah untuk anak-anak kalangan menengah kebawah.
III.C.2. Metode Pengambilan Sampel
Sampel penelitian menurut Azwar 2000 adalah sumber utama data penelitian, yaitu mereka yang memiliki data mengenai variabel penelitian yang
akan diteliti. Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus memiliki paling sedikit satu
sifat yang sama Hadi,2000. Penelitian terhadap sampel dilakukan untuk menggeneralisasikan sampel, yaitu untuk mengambil kesimpulan penelitian
sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi Azwar,2000. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling , di mana subjek penelitian didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Penekanannya adalah pada kesesuaian
tujuan penelitian dengan populasi yang diperoleh mengarah pada karakteristik sampel saja Hadi,2000
Karakteristik sampel penelitian diperlukan untuk menjamin homogenitas dari sampel penelitian. Adapun karakteristik sampel penelitian adalah siswa yang
Universitas Sumatera Utara
45 berada pada taraf pendidikan Sekolah Dasar kelas 4 sampai 6 SD baik laki-laki
maupun perempuan, berusia 11-13 tahun yang mengikuti Program Homeschooling
dan Program Reguler.
III.D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam suatu kegiatan penelitian bertujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang akan diteliti Azwar,2000.
Adapun metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan mengguakan alat Tes Kreativitas Figural TKF dan Tes
Kreativitas Verbal TKV. 1. Tes Kreativitas Figural Tipe B
Tes ini merupakan bagian dari Torrance Test of Creative Thinking TTCT yang disusun oleh Paul Torrance dan dipublikasikan pada tahun 1966 setelah
melalui serangkaian penelitian selama sembilan tahun. TTCT ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui potensi-potensi kreatif anak-anak, remaja, dan
dewasa. Pada penelitian ini menggunakan Tes Kreativitas Figural dari Torrence 1974a Form B yang terdiri dari tiga macam subtes yaitu :
1. Subtes I : Picture construction, mengungkapkan faktor keaslian dan faktor elaborasi. Tes ini dilakukan dengan cara membuat gambar dari
bentuk yang diberikan. 2. Subtes II : Incomplete figure, mengungkapkan faktor kelancaran, faktor
keluwesan, faktor keaslian, dan faktor elaborasi, ini dilakukan dengan cara melengkapi gambar berdasarkan beberapa rangsang garis.
Universitas Sumatera Utara
46 3. Subtes III : Circles, mengungkapkan faktor kelancaran, faktor
keluwesan, faktor keaslian, dan faktor elaborasi. Tes ini dilakukan dengan cara membuat macam-macam gambar dari sejumlah lingkaran yang
diberikan sebagai stimulus. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan keseluruhan tes kreativitas
figural tipe B adalah 30 menit, masing-masing subtes dibatasi waktu 10 menit. Namun pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan subtes III circles. Hal
ini dikarenakan peneliti kesulitan untuk memperoleh subtes I dan II. a. Penilaian subtes lingkaran
Sebelum memberikan skor pada subtes lingkaran adalah penting untuk memeriksa secara berulang relevansi gambar yang dibuat dengan stimulus
gambar yang berupa lingkaran.Suatu respon relevan didefenisikan sebagai suatu yang berisi lingkaran elemen stimulus tes, sebagai bagian integral dari gambar
yang dibuat. Sebagaimana halnya subtes melengkapi gambar, subtes lingkaran dimaksudkan untuk mengungkapkan faktor kelancaran, faktor keluwesan, faktor
keaslian, dan faktor elaborasi. Skor kelancaran diberikan berdasarkan jumlah respon yang
diberikan, dikurangi jumlah respon-respon yang sama dan respon-respon yang tidak relevan.
Skor keluwesan diperoleh dengan menghitung jumlah respon dalam kategori-kategori yang berbeda .
Skor keaslian didasarkan atas tabulasi respon-respon seluruh subjek penelitian. Skor 0 diberikan untuk respon dengan kejadian 10 persen atau lebih,
respon yang terjadi dari 5 persen sampai 9 persen mendapat skor 1, respon yang
Universitas Sumatera Utara
47 terjadi dari 2 persen sampai 4 persen mendapat skor 2, dan respon yang kurang
dari 2 persen mendapat skor 3. Selain itu, ada juga bonus yang diberikan untuk kor keaslian berdasarkan kombinasi-kombinasi lingkaran yang diberikan untuk
mebuat suatu gambar. Hal ini dipertimbangkan oleh Torrance 1974a, karena orang-orang yang kreatif dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang lain dari
apa yang telah biasa. Kriteria yang dipakai oleh Torrance 1974a untuk menentukan bonus skor keaslian adalah :
kombinasi 2 lingkaran, skor = 2 kombinasi 3 - 4 lingkaran, skor = 5
kombinasi 5 – 10 lingkaran, skor =10 kombinasi 11 – 15 linkaran, skor =15
kombinasi lebih dari 15 lingkaran pada kedua halaman kedalam struktur gambar yang menyatu, skor = 15.
Pada penilaian faktor elaborasi, skor satu diberian kepada setiap rincian yang bersangkutan dengan detil ide yang ditambahkan pada stimulus
gambar termasuk di dalamnya warna, shading, dan dekorasi. Oleh karena itu ,setiap rincian respon yang diberikan mesti relevan dan bermakna sebelum rincian
itu di nilai. Skor kreativitas subyek adalah jumlah total skor mentah dari
keempat faktor kreativitas kelancaran, keluwesan, elaborasi, dan keaslian. Hal ini dapat dilambangkan dengan rumus :
E O
F F
X
T
2 1
Universitas Sumatera Utara
48 Keterangan :
X
T
= skor kreativitas total 1
F = skor faktor fluency kelancaran 2
F = skor faktor flexibility keluwesan
O
= skor faktor originality keaslian
E skor faktor elaborasi
1 Kesahihan dan Keandalan Tes Kreativitas Figural Form B Tes kreativitas Figural Form B ini telah diuji keandalan dan
kesahihannya pada banyak penelitian sebelumnya. Goraldski mencari keandalan subtes melengkapi gambar dan lingkaran dengan metode tes ulang diperoleh
koefesien korelasi 0,82 pada faktor kelancaran 0,78 pada faktor keluwesan 0,59 pada faktor elaborasi, dan 0,83 pada semua perangkat tes.Penelitian Eners dengan
baterai yang sama menemukan koefesien korelasi sebesar 0,88 Torrance, 1974b. Sommers Torrance, 1974b mencari keandalan subtes membuat
gambar,melengkapi gambar,dan lingkaran dengan menggunakan metode ulang, diperoleh koefisien keandalan berkisar antara 0,80 sampai 0,97.
2. Tes Kreativitas Verbal Kreativitas verbal diungkap melalui alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kreativitas verbal, dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes kreativitas dari Munandar 1999. Aspek kreativitas verbal yang pertama di
konstruksi di Indonesia dari Munandar 1977 dengan menggunakan tes kreativitas verbal yang terdiri atas enam subtes dengan masing-masing subtes
berisi empat item. “Kreativitas” atau “berpikir kreatif” secara operasional
Universitas Sumatera Utara
49 dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan,
elaborasi, dan orisinalitas dalam berpikir. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai Tes Kreativitas Verbal
Munandar,1999 yang meliputi : 1. Permulaan Kata Word Beginning, mengungkap kelancaran kata.
Pada subtes ini subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur
kelancaran dengan kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu.
Contoh : Sa 2. Menyusun Kata Anagram, mengungkap kelancaran kata.
Pada subtes ini, subjek harus menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan sebagai rangsangan
dalam kepustakaan tes ini jugs disebut anagram. Seperti tes permulaan kata, tes ini mengukur “kelancaran kata”, tetapi tes ini juga menuntut
kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh : Proklamasi
3. Memberikan Kalimat Tiga Kata Three Word Sentences, mengungkap
kelancaran kata. Pada subtes ini, subjek harus menyusun kalimat yang terdiri dari tiga
kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai ransangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda beda,
menurut kehendak subjek. Contoh : A-1-g
Universitas Sumatera Utara
50 4. Sifat –sifat yang Sama Thing Categories,mengungkap elaborasi.
Pada subtes ini, subjek menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran
dari “kelancaran dan memberikan gagasan” yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu
yang terbatas. Contoh : Merah dan cair
5. Penggunaan Tidak Biasa Unusual Uses, mengungkapkan fleksibilitas dan orasinalitas.
Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim tidak biasa dari benda sehari-hari. Tes ini
merupakan ukuran dari “kelenturan dalam berpikir”, karena dalam tes ini subjek harus dpat melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat
untuk melakukan hal tertentu saja. Selain mengukur kelenturan dalam berpikir, tes ini juga mengukur orasinalitas ditentukan secara statistik,
dengan melihat kelangkaan jawaban yang diberikan. 6. Apa Akibatnya Consequences, mengungapkan kalancaran kata dan
elaborasi. Pada subtes ini, subjek harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin
terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan sebagai ransangan.Kejadian atau peristiwa yang sebetulnya tidak munkin terjadi di
Indonesia, akan tetapi dalam hal ini subjek harus mengumpamakan , andaikata hal itu terjadi disini, pengaruh apa saja yang akan ditimbulkannya.
Tes ini merupakan ukuran kelancaran dalam memberi gagasan digabung
Universitas Sumatera Utara
51 dengan `elaborasi` yang diartikan sebagai kemampuan untuk dapat
mengembangkan suatu gagasan, merincinya, dengan mempertimbangkan berbagai macam implikasi.
Contoh : Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung. Adapun prosedur penilaian tes kreativitas verbal adalah sebagai berikut:
a. Prosedur penilaian 1. Penilaian subtes permulaan kata word beginning.
Setiap kata mendapat skor 1, jika memenuhi persyaratan yaitu kata tersebut dimulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata tersebut harus
betul ejaannnya, sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan, tapi tidak perlu sempurna. Dasar pertimbangannya adalah subtes ini tidak merupakan tes
bahasa akan tetapi merupakan tes kreativitas, misalnya: ditulis “sayur”. Ini betul dan mendapat skor 1, oleh karena itu penggunaan susunan huruf “sa”
yang diberikan adalah benar akan tetapi jika ditulis “sampo” yang seharusnya “shampo”, jawaban ini tidak benar, karena disini penggunaan huruf sa yang
diberikan tidak tepat. Nama orang tidak dibenarkan tetapi nama negara, kota, gunung dibenarkan.
Waktu yang diberikan adalah dua menit untuk tiap item, dalam subtes ini terdapat dua item yang harus diselesaikan.
2. Menyusun kata Anagram Keseluruhan kata yang dibentuk harus betul ejaannya, karena kata tersebut
harus dibentuk dari huruf-huruf yang telah ditentukan. Tidak dibenarkan untuk menggunakan huruf-huruf lain yang tidak terkandung dalam kata dari item tes.
Tidak dibenarkan menggunakan suatu huruf dalam kata item tes sampai dua
Universitas Sumatera Utara
52 kali, kecuali kalau dalam kata aitem tes huruf tersebut memang muncul dua
kali seperti huruf “a” dalam kata kreativitas. Singkatan tidak dibenarkan, seperti PLN, kecuali sudah menjadi bahasa sehari-hari misalnya TV. Bahasa
asing daerah tidak di benarkan, kecuali jadi bahasadi terima sebagai bahasa Indonesia.
Waktu yang diberikan adalah dua menit untuk tiap item. Subtes ini terdapat dua item yang harus diselesaikan.
3. Membentuk kalimat tiga kata three word sentences Urutan huruf-huruf yang diberikan dalam pembuatan kalimat boleh
diubah. Jadi tidak selalu harus berurut seperti yg diberikan. Tiga kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat sebelumnya tetapi tidak
mendapatkan skor. Dapat menggunakan kata nama orang. Susunan kata kalimat harus betul dan logis. Kesalahan dalam ejaan kata tidak
mempengaruhi skor, kecuali menyangkut huruf pertama dari kata, karena huruf itu berfungsi sebagai stimulus tes dan merupakan persyaratan tes.
Waktu yang diberikan pada subtes ini adalah tiga menit untuk tiap masalah.
4. Sifat-sifat yang sama thing categories Di bawah ini dirumuskan apa yg diartikan dengan sifat yang disebut pada
masing-masing aitem, yaitu: a. Bulat dan keras, maksud pernyataan ini adalah bulat gepeng
bundar, misalnya: uang logam, atau bulat sepenuhnya, misalnya: bola. Yang dapat diambil sebagai patokan adalah bahwa kesan
keseluruhan adalah kebulatannya. Yang dimaksud dengn keras
Universitas Sumatera Utara
53 adalah tahan tekanan atau tidak mudah ditekan, tidak mudah
berubah bentuk. b. Putih dan dapat dimakan. Maksudnya kata yang luas, meliputi
makanminuman, misalnya; susu, bahan yang matang, telah dimasak maupun yang perlu dimasak, misalnya: beras dan tepung.
c. Panas dan berguna maksudnya semua benda yang kegunaannya adalah akibat dari “kepanasannnya”kehangatannya. Jika
kepanasan dari benda adalah akibat dari berfungsinya tapi tidak merupakan sumber kegunannya, maka jawaban seperti itu tidak
dapat di skor. Benda atau zat yang mempunyai efek panas walaupun suhu bendazat tersebut tidak harus tinggi, dibenarkan,
misalnya: minyak-serai, obat-gosok, param balsam. Waktu yang diberikan adalah dua menit untuk tiap item, dan terdapat
dua item yang harus diselesaikan. 5. Macam-macam kegunaannya
Untuk apa benda itu dipergunakan atau dibuat dan tidak perlu dibahas. Jadi semua jawaban yang menunjukkan pada penggunaan yang lazim atau
bisa, tidak mendapat skor. Demkian pula jawaban-jawaban yang menunjukkan pada kegunaan yang kurang lebih sama, karena tes ini
mengukur “fleksibilitas dalam pemikiran”. Penggunaan benda tersebut tidak harus dalam keadaan dan tidak perlu dipakai keseluruhannya
misalnya; surat kabar boleh dikoyak-koyak untuk dijadikan bahan prakarya. Dan untuk menemukan skor originalitas di pakai suatu tabel
Universitas Sumatera Utara
54 yang telah dibuat oleh Munandar berdasarkan hasil penelitian terhadap 267
responden. Waktu yang diberikan adalah dua menit untuk tiap item, dan terdapat
dua item yang harus diselesaikan. 6. Apa akibatnya
Subtes ini menghasilkan suatu skor yg merupakan gabungan dari kelancaran dalam memberikan gagasanelaborasi. Seperti jawaban yang
menunjuk pada akibat yang masuk akal dari kejadian hipotesis yang dilakukan mendapat satu skor. Kecuali setiap elaborasi atau perincian yang
ditambahkan dan memperkaya jawabanyang merupakan akibat tambahan juga mendapat skor. Misalnya: apakah yang terjadi jika kita bisa
mendengar isi hati orang lain? Dengan jawaban sebagai berikut: maka orang dapat mengetahui rahasia orang lain, dan dapat mengetahui pikiran-
pikiran jahatnya, sehingga dapat menimbulkan permusuhansaling tidak mempercayai lagi. Jawaban ini mendapat skor 4 empat.
Waktu yang diberikan adalah lima menit untuk tiap item, dan terdapat dua item yang harus diselesaikan.
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes dibuat cukup longgar agar tersedia kesempatan bagi subjek untuk dapat menyatakan ide-ide mereka
Munandar dalam Rismiati,2004. Skor tinggi pada total dari masing-masing subtes menunjukkan
kreativitas verbal tinggi dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
55 Tahun 1986 dilakukan penelitian standarisasi Tes Kreativitas Verbal oleh
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian Psikologi Pendidikan, yang menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun Munandar,1999.
III.E. Validitas dan Reliabilitas alat ukur
Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar,2000. Hadi 1994 berpendapat bahwa
ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu unsur kejituan dan unsur ketelitian.
Kejituan adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur. Sedangkan ketelitian adalah seberapa jauh alat ukur
dapat memberikan bacaan yang teliti serta dapat menunjukkan dengan sebenarnya status dan keadaan gejala atau bagian yang akan diukur.
Menurut Hadi 1994 reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada
kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan kosistensi internal,
yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal kepada sekelompok individu sebagai subjek. Teknik ini dipandang ekonomis dan
praktis Azwar,2000. Tes kreativitas Figural yang pertama kali digunakan di Indoesia ialah
“circle test” dari Torrance 1974a oleh Munandar yaitu dalam penyusunan Tes Kreativitas Verbal dengan menggunakan subjek penelitian kelas VI SD sampai
kelas III SMP di Jakarta.Kedua kelompok siswa tesebut diberi tes kreativitas
Universitas Sumatera Utara
56 verbal dan circle test dari Torrance.Hasil penelitian tersebut menunjukkan
ternyata korelasi antara dua macam ukuran kreativitas itu ialah 0,40 pada tingkat SD N=129 dan 0,39 pada tingkat SMP N=138 atau 0,47 pada keseluruhan
sampel,hal ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat signifikan pada taraf 0,01. Berangkat dari hasil penelitian tersebut dan hasil studi dari beberapa ahli
kreativitas, Munandar mengadakan penelitian kembali dengan menggunakan subjek penelitian kelas VI SD sampai dengan kelas III SMA di Jakarta.Tujuan
dari penelitian ini untuk menentukan norma-norma baku dari circle test untuk penggunaannya di Indonesia.
Uji validitas tes kreativitas verbal banyak dilaporkan Munandar dengan berbagai kriteria. Reliabilitas antar penyekor berkisar 0,94-0,99. Reliabilitas tes
ulang antara 0,65-0,75 untuk SD dan 0,68-0,78 untuk SMP. Reliabilitas belah dua untuk SD dan SMP sebesar 0,95. Uji validitas diskriminatif antara ukuran-ukuran
kreativitas 0,54 dan 0,51 untuk SD dan SMP lebih tinggi daripada korelasinya dengan ukuran-ukuran daya ingatan 0,20 dan 0,21 untuk SD dan SMP. Uji
validitas konfirmatif dengan penulisan karangan sebesar 0,35 dan 0,31 untuk SD dan SMP, dan berdasarkan metode global 0,43 dan 0,37 untuk SD dan SMP
Prakosa,1995. Sommers Torrance, 1974b mencari keandalan subtes membuat
gambar, melengkapi gambar, dan lingkaran dengan menggunakan metode ulang, diperoleh koefisien keandalan berkisar antara 0,80 sampai 0,97. Penelitian
Mulyani dalam Zulkarnain,1997 terhadap siswa-siswa SMU se-Yogyakarta dengan menggunakan circle test, diperoleh validitas pada fluency r= 0,93,
flexibility r= 0,92, originality r= 0,87 dan elaboration r= 0,95 sedangkan
Universitas Sumatera Utara
57 reliabilitas yang diperoleh 0,763 dengan taraf signifikansi p0,01. Hal ini
menunjukkan bahwa circle test valid dan reliabel. Penelitian Adiyanti dalam Zulkarnain,1997 dengan menggunakan
subtes lingkaran circle diperoleh koefisien validitas dari ke empat aspek berpikir kreativitas berkisar antara r= 0,62 sampai dengan r= 0,67 dengan taraf signifikansi
p0,01. Hal ini menunjukkan tes ini sangat valid.
III.F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian III.F.1. Tahap Persiapan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi pembuatan surat ijin dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, meminta ijin Unit Pelayanan
Psikologi untuk pemakaian alat tes kreativitas verbal dan figural. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data untuk mendata siswa yang akan menjadi
subjek penelitian, yaitu siswa homeschooling dan siswa SD yang berusia 11-13 tahun yang duduk di kelas 4,5 dan 6.
III.F.2. Tahap Pelaksanaan
Setelah mendapat data dari sekolah dan memperoleh ijin penggunaan alat tes kreativitas, peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri 60 Banda
Aceh, pimpinan yayasan “Buah Hati School House”, dan guru untuk mengumpulkan siswa yang menjadi subjek penelitian pada satu kelas. Setelah
semua siswa dikumpulkan, peneliti melaksanakan tes kreativitas.
Universitas Sumatera Utara
58
III.G. Metode Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik dengan bantuan komputer program SPSS versi 14 for windows. Alasan
menggunakan analisa statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan generalisasi penelitian. Alasan lain sesuai dengan yang
dikemukakan Hadi 2000 bahwa statistik dapat bekerja dengan angka, bersifat objektif dan universal. Metode analisis data yang akan digunakan untuk pengujian
hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik analisa independent sample t-test dengan bantuan SPSS versi 14 for windows. Alasan
peneliti menggunakan metode ini adalah karena hipotesis dalam penelitian ini bersifat komparatif maka menggunakan analisis yang bersifat independent dan
lengkapnya tekhnik analisa statistik independent sample t-test. Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
terhadap hasil penelitian yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini diajukan
dengan menggunakan uji One sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p0.05 dalam Hadi,2000. Adapun maksud dari
uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah distribusi pada penelitian variabel tergantung kreativitas anak usia sekolah telah menyebar secara normal.
Universitas Sumatera Utara
59 2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah subjek yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas pada
penelitian ini dianalisa dengan menggunakan Anova melalui Levene’s Test.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA