B.3. Legalitas Homeschooling di Indonesia

31 anaknya dirumah. Namun, tentu materinya harus sesuai dengan standard yang berlaku.Untuk itulah anak-anak yang mengikuti homeschooling harus menempuh ujian kesetaraan, yang dapat diikuti melalui lembaga yang dikelola oleh pemerintah, seperti di Sanggar Kegiatan Belajar-Unit Pelaksanaan Teknis Daerah SKB-UPTD yang sudah menyebar di seluruh kabupaten di Indonesia, dan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM yang penyebarannya mencapai tingkat kelurahan.Dengan demikian anak yang homeschooling dapat memperoleh ijazah sama seperti anak yang sekolah di sekolah formal, dan dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah yang lebih tinggi pula. Di Indonesia, menurut perkiraan Ella Yulaelawati dalam Sumardiono,2007 Direktur Pendidikan Kesetaraan Depdiknas, ada sekitar 1.000- 1.500 siswa homeschooling. Di Jakarta terdapat sekitar 600 siswa, sebagian besar diantaranya sekitar 500 orang adalah siswa homeschooling majemuk.

II. B.3. Legalitas Homeschooling di Indonesia

Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan pentingnya pendidikan nasional. Pasal 31 menyebutkan: 1 Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan 2 Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Untuk menjalankan amanat Konstitusi UUD 1945, telah dibuat Undang- Undang nomor 202003 yang mengatur mengenai Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas. Undang-Undang ini merupakan rujukan induk untuk sistem dan penyelenggaraan pendidikan yang ada di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 32 Berdasarkan Undang-Undang tersebut, definisi pendidikan yang dianut dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara pasal 1. Sistem Pendidikan Nasional didefinisikan sebagai keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasionalpasal 1. Definisi pendidikan yang dijelaskan dalam UU tersebut menunjukkan luasnya cakupan pendidikan dan sistem pendidikan yang diakui di Indonesia. Pendidikan tidak hanya terbatas pada belajar di sekolah. Demikian pula, sistem pendidikan tidak hanya ada dalam bentuk sekolah formal sebagaimana yang umumnya dikenal dan berkembang di masyarakat. Ada bentuk-bentuk pendidikan lain yang dikenal dan diakui dalam Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku di Indonesia. Di dalam UU Sisdiknas dijelaskan mengenai jenjang dan jalur pendidikan yang ada. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan pasal 1. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia mengakui ada 3 jalur pendidikan Sumardiono,2007, yaitu: Universitas Sumatera Utara 33 1. Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang dimulai dari tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi. 2. Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Jalur pendidikan ini diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecapakan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan yang lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan non formal antara lain adalah: lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis. 3. Informal, adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan secara mandiri, salah satunya adalah homeschooling. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Keberadaan homeschooling telah diatur dalam UU 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 27 ayat 1, yaitu: Universitas Sumatera Utara 34 “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri” Pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal. Tetapi, hasil pendidikan informal ini dapat diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal sebagaimana yang dinyatakan pada UU No.20 23, pasal 27 ayat 2. Bagi keluarga homeschooling, salah satu jalan untuk mendapatkan kesetaraan adalah membentuk Komunitas Belajar. Eksistensi Komunitas Belajar diakui sebagai salah satu satuan pendidikan non formal yang berhak menyelenggarakan pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan UU 20 2003 pasal 26 ayat 6: “Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.” Agar kegiatan homeschooling bisa memperoleh penilaian dan penghargaan melalui pendidikan kesetaraan, perlu ditempuh langkah-langkah pembentukan Komunitas Belajar sebagai berikut: 1. Mendaftarkan kesiapan orangtua atau keluarga untuk menyelenggarakan pembelajaran di rumah atau lingkungan kepada Komunitas Belajar. 2. Berhimpun dalam suatu komunitas. 3. Mendaftarkan Komunitas Belajar pada bidang yang menangani pendidikan kesetaraan pada Dinas Pendidikan kabupaten kota setempat. Universitas Sumatera Utara 35 4. Mengadministrasikan peserta didik sesuai dengan program paket belajar yang diikutinya. 5. Menyusun program belajar dan strategi penyelenggaraan secara menyeluruh dan berkesinambungan sesuai dengan program paket belajar yang diselenggarakannya. 6. Mengembangkan perangkat pendukung pembelajaran. 7. Melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai peserta didik secara berkala per semester. 8. Mengikutsertakan peserta didik yang sudah memenuhi persyaratan dalam Ujian Nasional. Sejalan dengan hal di atas, pemerintah dan pemerintah daerah juga berkewajiban untuk: 1. Melakukan pendataan Komunitas Belajar dan sekolah rumah yang menjadi anggotanya. 2. Melakukan pembinaan terhadap Komunitas Belajar. 3. Memfasilitasi terselenggaranya Ujian Nasional bagi peserta didik sekolah rumah yang terdaftar pada Komunitas Belajar.

II. B.4. Faktor-faktor yang Menentukan Keberhasilan Homeschooling