B. Homeschooling B.1. Pengertian Homeschooling
22 9. Rasa humor
Salah satu aspek yang secara potensial juga penting adalah kemampuan menertawakan kejadian-kejadian, situasi-situasi
tertentu ataupun diri sendiri. Hasil penelitian menemukan bahwa anak-anak yang kreatif berasal dari keluarga yang dalam interaksi
sesama anggota keluarganya selalu dipenuhi oleh humor. Dalam keluarga-keluarga yang seperti ini, selalu ada ‘lelucon-lelucon
tetap’ ataupun permainan-permainan lucu. Dari uraian diatas tampak di sini besarnya peran orangtua dalam
menumbuhkan minat dan kreativitas anak. Dimana orangtua terlibat dalam proses perkembangan anaknya dan senantiasa menjadikan rumah sebagai sarana
pengembangan kreativitas tanpa batas.
II. B. Homeschooling II. B.1. Pengertian Homeschooling
Homeschooling adalah suatu model pendidikan alternatif selain di sekolah.
Homeschooling dipraktikkan oleh jutaan keluarga di seluruh dunia. Namun, tidak
ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling karena model pendidikan yang dikembangkan di dalam homeschooling sangat beragam dan bervariasi.
Lines 1995 mendefinisikan homeschooling sbagai suatu situasi pembelajaran yang singkat atau lama, di mana siswa dididik dengan beragam
subjek pelajaran di dalam rumah oleh orang tuanya, orang lain, teman-teman, atau orang yang ahli.
Universitas Sumatera Utara
23 Sementara Wichers 2001 mengemukakan bahwa homeschooling
merupakan sebuah situasi pembelajaran di mana pada umumnyaanak diajarkan oleh orang tua mereka sendiri dalam lingkunganyang non-tradisional.
Menurut Yulfiansyah 2006 homeschooling merupakan sebuah wacana pembelajaran yang menitikeratkan pada pemanfaatan potensi anak didik dengan
sedikit supervisi. Anak yang homescholing diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar secara komprehensif, optimal,
dan mengoptimalkan kreativitasnya. Pendapat lain dikemukakan oleh Holt dalam Griffith,2006 yang
mengatakan bahwa homeschooling merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan ‘tanpa sekolah’ dan dilakukan di dalam rumah, serta berdasarkan pada
pembelajaran yang terpusat pada anak. Sumardiono 2007 homeschooling adalah model pendidikan di mana
sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak- anaknya dan mendidik anak dengan menggunakan rumah sebagai basis
pendidikannya. Homeschooling
pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 dalam Sumardiono,2007 yaitu :
1. Homescholing Tunggal Merupakan format homeschooling yang dilaksanakan oleh orangtua
dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Biasanya homeschooling
jenis ini diterapkan karena adanya tujuan atau alasan khusus yang tidak dapat diketahui atau dikompromikan dengan
komunitas homeschooling
lain. Keluarga bertanggungjawab
Universitas Sumatera Utara
24 sepenuhnya atas seluruh proses yang ada dalam homeschooling, mulai
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengadministrasian, hingga penyediaan sarana pendidikan. Dalam format seperti ini, keluarga
menggunakan fasilitas atau sarana-sarana umum sebagai penunjang kegiatan belajar anak-anaknya.
2. Homeschooling Majemuk Merupakan format homeschooling yang dilaksanakan oleh dua atau
lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua masing-masing. Format homeschooling ini
memberikan kemungkinan pada keluarga untuk saling bertukar pengalaman dan sumber daya yang dimiliki tiap keluarga.
Alasan memilih homeschooling jenis ini dikarenakan terdapat kebutuhan-kebutuhan yang dapat dikompromikan oleh beberapa
keluarga untuk melakukan kegiatan bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olahraga misalya kelurga atlet tenis,
keahlian musik, kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial. 3.
Komunitas Homeschooling Adalah gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun
dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok olahraga, musikseni, dan bahasa, saranaprasarana, dan jadwal pembelajaran.
Komitmen penyelenggaraan antara orangtua dan komunitasnya kurang lebih 50:50.
Alasan memilih komunitas homeschooling antara lain :
Universitas Sumatera Utara
25 a. Terstruktur dan lebih lengkap untuk pendidikan akademik,
pembangunan akhlak mulia, dan pencapaian hasil belajar. b. Tersedia fasilitas pembelajaran yang baik, misalnya bengkel
kerja, laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPA atau bahasa, auditorium, fasilitas olahraga dan kesenian.
c. Ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas tetapi dapat dikendalikan.
d. Dukungan lebih besar dikarenakan masing-masing bertanggung jawab untuk saling mengajar sesuai keahlian
masing-masing. e. Sesuai untuk anak usia di atas sepuluh tahun.
f. Menggabungkan keluarga yang tinggal berjauhan melalui internet dan alat informasi-komunikasi lainnya untuk tolak
banding benchmarking termasuk untuk standardisasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa di Indonesia terdapat
tiga jenis kegiatan homeschooling, yaitu homeschooling tunggal, homeschooling majemuk, dan komunitas homeschooling. Menurut data yang dihimpun oleh
Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional, ada sekitar 600 peserta homeschooling di Indonesia. Sebanyak 83,3 atau sekitar 500 orang
mengikuti homeschooling majemuk dan komunitas, sedangkan sebanyak 16,7, atau sekitar 100 orang mengikuti homeschooling tunggal.
Universitas Sumatera Utara
26