Definisi Dermatitis Atopi Tinjauan Pustaka .1 Definisi dan Konsep Dasar Alergi

menghilang DAnya dan seiring dengan waktu digantikan dengan RA dan atau asma. Sembilan puluh persen bayi dengan DA pada usia 3 bulan akan mengalami sedikitnya alergi terhadap satu alergen pada usia 5 tahun. 2 Rasa gatal sudah ditemukan pada bayi yang baru lahir. Menggaruk tidak ditemukan pada bayi 2 tahun, tetapi pruritus dapat menjadi sebab bayi sulit untuk tidur di malam hari. Kerusakan kulit terbanyak disebabkan oleh efek garukan. Lesi DA terbanyak merupakan lesi sekunder yang menimbulkan eksoriasi dan likenifikasi. Rasa gatal dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti panas, keringat, wol, emosi, makanan tertentu, alkohol, pilek, dan tungau debu rumah. DA termasuk ke dalam kelompok penyakit atopi. Atopi pada awalnya hanya terdiri dari asma dan RA. DA ditambahkan pada kelompok atopi karena sering terjadi bersamaan pada mereka yang menderita asma dan atau RA atau anggota keluarga ada yang menderitanya, karenanya ketiganya sering disebut triad atopi. 2

2.1.3 Gen yang Berpengaruh pada Dermatitis Atopi

Studi klinis menunjukkan risiko atopi yang lebih tinggi di garis keturunan ibu. Kromosom 5q31-33 yang menyandi IL-3, IL-4, IL-5, IL-13 dan GM-CSF dilaporkan berhubungan dengan insiden DA yang lebih tinggi. 2 Faktor tersering yang memacu eksaserbasi DA dapat berupa perubahan suhu dan keringat, kelembaban yang menurun, mencucimandi yang berlebihan, kontak dengan iritan, alergi kontak, aeroallergen, mikroba seperti Straphyllococcus aureus, makanan seperti telur, kacang tanah, susu, ikan, soya, gandum, terutama pada usia 2 tahun, emosistress, dan hormonal. 2

2.1.4 Kriteria Diagnostik Dermatitis Atopi

Untuk diagnosis DA diperlukan 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Dalam praktek, kriteria diagnosis DA sudah lebih disederhanakan. Di antara kriteria mayor dan kriteria minor tersebut adalah:  Tiga kriteria mayor: o Riwayat atopi pada keluarga o Dermatitis di muka atau ekstensor o Pruritus  Ditambah dengan tiga kriteria minor: o Serosisiktiosis, hiperliniaris palmaris o Aksentuasi perifolikular o Fisura belakang telinga o Skuama di kulit yang kronis. Hal-hal lain yang perlu ditanyakan kepada penderita misalnya asma, rinitis alergi, dan konjungtivitis yang sering menyertai DA. Morfologi dan distribusi lesi kulit perlu dievaluasi. Demikian pula komplikasi potensial yang berhubungan dengan terapi KS kronis strie atau atrofi kulit. Lesi akut, subakut, atau kronis biasanya terlihat pada DA. Tanda-tanda infeksi juga perlu diperhatikan. Distribusi lesi pada dewasa dan anak berbeda. DA dapat ditemukan pada semua usia, tetapi 60 DA timbul pada usia sekitar 1 tahun, dan 90 pada usia 5 tahun. 2, 18 Rinitis dapat didefinisikan secara klinis sebagai kondisi inflamasi pada hidung dengan gejala khas yaitu obstruksi nasal, bersin, gatal, atau rhinorrhea, yang terjadi selama satu jam atau sepanjang hari. Pada suatu studi di London, prevalensi rinitis pada orang dewasa 16-65 tahun adalah 16. 19 Tabel 1 Faktor risiko atopi pada anak dan hubungannya dengan orang tua Orang tua Risiko atopi pada usia 12 tahun Tanpa atopi Sekitar 10-25 Satu orang tua atopi Sekitar 20-30 Dua orang tua atopi manifestasi organ berbeda Sekitar 30-40 Dua orang tua atopi manifestasi organ sama Sekitar 60-80 Sumber: Baratawidjaja, 2009. 2

2.1.5 Gen Lain yang Berpengaruh pada Atopi

Atopi atau predisposisi genetik untuk memproduksi IgE spesifik setelah pajanan alergen merupakan komponen dari penyakit atopi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dan dermatitis atopi. Analisis genetik menjelaskan mekanisme genetik yang terjadi dan menemukan kromosom dari penyakit genetik. Beberapa regio yang terlibat dalam regulasi asma adalah 5q, 6p, 11q, 12q, 13q, dan 14q. Penelitian multi senter di Amerika Serikat mendapatkan regio lain yang juga penting yaitu 2q, 5p, 11p, 17p, 19q, dan 21q. 20