Faktor Risiko yang Mempengaruhi Dermatitis Atopi

binatang peliharaan, kasur kapuk memiliki proporsi rendah. 20 Pajanan asap rokok tersebut didasarkan pada teori bahwa pajanan asap rokok dapat menimbulkan sensitisasi dengan meningkatkan respons IgE. 20

2.1.9 Dermatitis Atopi dan Riwayat Tidak Vaksinasi BCG

Riwayat tidak vaksinasi BCG juga merupakan salah satu faktor risiko atopi yang pada beberapa studi terbukti kemaknaannya secara statistik, walaupun beberapa studi yang lain menyimpulkan hal tersebut diperkirakan tidak memberikan efek proteksi dari atopi. Pada studi yang dilakukan oleh Ahmadiasfhar tahun 2005, didapatkan bahwa terdapat korelasi yang berkebalikan antara bekas luka BCG dengan dermatitis atopi dan asma, namun gagal menunjukkan hubungan antara bekas luka BCG dan rinitis alergi. Studi tersebut merupakan studi cross sectional yang melibatkan 1000 anak yang berumur 10-15 tahun di kota Zanjan. Dari 1000 anak tersebut, 501 anak adalah perempuan dan 499 anak adalah laki-laki. Didapatkan 137 anak dengan asma, 121 anak dengan dermatitis atopi, dan 141 anak dengan rinitis alergi. Dalam studi tersebut, disebutkan bahwa diameter bekas luka BCG merupakan marker untuk aktivitas limfosit Th1, sebagai efek inhibitor untuk limfosit Th2 dan induksi alergi. 9 Pada studi lain yang dilakukan oleh Al-Yaseen, yang juga mencari hubungan antara dermatitis atopi dan riwayat vaksinasi BCG, ditemukan bahwa persentase anak dengan dermatitis atopi yang memiliki diameter bekas luka kurang dari 1mm bekas luka BCG negatif lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Studi tersebut menyimpulkan bahwa risiko dermatitis atopi pada anak dengan bekas luka BCG negatif diameter 1mm lebih besar 3,2 kali dibanding dengan anak dengan reaksi BCG lemah atau positif. Studi tersebut melibatkan 252 anak dengan dermatitis atopi dibandingkan dengan kelompok kontrol sebanyak 350 anak. Adapun reaksi BCG dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Reaksi BCG positif, ketika diameter bekas luka 5 mm. 2. Reaksi BCG lemah, ketika diameter bekas luka 1- 5mm. 3. Rekasi BCG negatif, ketika bekas luka tidak ada atau seperti titik 1 mm 19 BCG merupakan vaksin yang paling sering dipakai di seluruh dunia. Vaksin BCG dibuat dengan strain Mycobacterium bovis yang dilemahkan. BCG biasanya secara rutin diberikan selama bulan pertama kehidupan, lalu luka terbentuk dalam waktu 6 minggu setelah vaksinasi. 21 Pada saat itu, imunitas telah terbentuk dan seiring dengan berjalannya waktu, imunitas akan menghilang setelah 5-7 tahun. 22 Namun, pada studi tersebut gagal menjelaskan hubungan antara jenis kelamin, usia, dan kejadian dermatitis atopi. 20 Pada editorial oleh Obihara, 2007, disebutkan juga beberapa studi yang mencari hubungan antara riwayat vaksinasi BCG dan penyakit atopi. 23

2.1.10 Dermatitis Atopi dan Obesitas

Pada studi yang dilakukan oleh Eldin tahun 2008 yang mencoba mencari hubungan antara obesitas dan atopi, ditemukan hubungan kuat yang positif antara obesitas dan atopi: serum leptin lebih tinggi pada anak dengan obesitas ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang merupakan anak anak tanpa atopi walaupun tidak signifikan secara statistik. Studi tersebut melibatkan 47 anak dengan obesitas dan 45 anak sehat sebagai kontrol, yang kemudian keduanya dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada riwayat alergi nasal, asma bronkial, alergi kulit, mata, ataupun makanan, kelompok satu adalah anak dengan atopi dan kelompok dua adalah anak tanpa atopi. Hasilnya, ditemukan bahwa pada kelompok anak dengan atopi memiliki Indeks Massa Tubuh IMT lebih tinggi 33.35 ± 9.93 dibanding dengan kelompok anak non atopi 23.70 ± 9.7. Namun, ditemukan korelasi negatif antara leptin serum dengan kadar serum total IgE. Pada studi ini juga, ditemukan hubungan yang lemah antara jenis kelamin dengan atopi. Perempuan sedikit lebih banyak 56.4 dibandingkan laki-laki 43.5. Ditemukan hubungan yang lemah antara atopi dan hormon leptin. 24

2.1.11 Dermatitis Atopi dan Usia

Baratawidjaja tahun 2009 menjelaskan bahwa dermatitis atopi banyak pada anak usia di bawah 3 tahun pada puncak pertamanya di usia 2 tahun. Setelah usia 2 tahun, terdapat penurunan lalu kemudian naik lagi untuk mencapai puncak keduanya di usia sekitar 12 tahun. 2