Dermatitis Atopi dan Riwayat Tidak Vaksinasi BCG

BCG merupakan vaksin yang paling sering dipakai di seluruh dunia. Vaksin BCG dibuat dengan strain Mycobacterium bovis yang dilemahkan. BCG biasanya secara rutin diberikan selama bulan pertama kehidupan, lalu luka terbentuk dalam waktu 6 minggu setelah vaksinasi. 21 Pada saat itu, imunitas telah terbentuk dan seiring dengan berjalannya waktu, imunitas akan menghilang setelah 5-7 tahun. 22 Namun, pada studi tersebut gagal menjelaskan hubungan antara jenis kelamin, usia, dan kejadian dermatitis atopi. 20 Pada editorial oleh Obihara, 2007, disebutkan juga beberapa studi yang mencari hubungan antara riwayat vaksinasi BCG dan penyakit atopi. 23

2.1.10 Dermatitis Atopi dan Obesitas

Pada studi yang dilakukan oleh Eldin tahun 2008 yang mencoba mencari hubungan antara obesitas dan atopi, ditemukan hubungan kuat yang positif antara obesitas dan atopi: serum leptin lebih tinggi pada anak dengan obesitas ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang merupakan anak anak tanpa atopi walaupun tidak signifikan secara statistik. Studi tersebut melibatkan 47 anak dengan obesitas dan 45 anak sehat sebagai kontrol, yang kemudian keduanya dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada riwayat alergi nasal, asma bronkial, alergi kulit, mata, ataupun makanan, kelompok satu adalah anak dengan atopi dan kelompok dua adalah anak tanpa atopi. Hasilnya, ditemukan bahwa pada kelompok anak dengan atopi memiliki Indeks Massa Tubuh IMT lebih tinggi 33.35 ± 9.93 dibanding dengan kelompok anak non atopi 23.70 ± 9.7. Namun, ditemukan korelasi negatif antara leptin serum dengan kadar serum total IgE. Pada studi ini juga, ditemukan hubungan yang lemah antara jenis kelamin dengan atopi. Perempuan sedikit lebih banyak 56.4 dibandingkan laki-laki 43.5. Ditemukan hubungan yang lemah antara atopi dan hormon leptin. 24

2.1.11 Dermatitis Atopi dan Usia

Baratawidjaja tahun 2009 menjelaskan bahwa dermatitis atopi banyak pada anak usia di bawah 3 tahun pada puncak pertamanya di usia 2 tahun. Setelah usia 2 tahun, terdapat penurunan lalu kemudian naik lagi untuk mencapai puncak keduanya di usia sekitar 12 tahun. 2

2.1.12 Dermatitis Atopi dan Jenis Kelamin

Dari penelitian yang dilakukan oleh Mandhane, 2005, terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian DA dan jenis kelamin. Studi tersebut menunjukkan bahwa anak laki-laki tiga kali lebih banyak terdiagnosis penyakit atopi daripada perempuan. Namun, di studi tersebut juga ditemukan bahwa prevalensi tersebut menjadi sama jumlahnya antara laki-laki dan perempuan saat remaja, untuk kemudian prevalensinya bergeser ke lebih banyak perempuan daripada laki-laki ketika dewasa. Hal tersebut diperkirakan karena faktor hormonal, namun mekanismenya belum diketahui. 25

2.2 Kerangka Teori

Masih didominasi respon imun yang diperantarai TH2 Dominasi respon imun yang diperantarai TH2 Kelainan respon imun yang menyandi IL-3, IL-4, IL-5, IL-13 Defek genetic di kromosom 5q31-33 Status gizi berlebih Usia di bawah tiga tahun Jenis kelamin laki-laki Belum vaksinasi BCG Faktor familial Alergi