Persero Tbk ada dua macam yaitu proses kliring debet dan proses kliring kredit. Pelaksanaan kliring yang aman dan tertib dapat diimplikasikan
dengan penyesuaian jadwal kliring di PT. Bank Mandiri Persero Tbk diselenggarakan setiap hari kerja yakni kliring warkat debet pukul 08.00 –
12.00 WIB serta kliring transfer 08.00 – 14.00 WIB. Berikut ini merupakan suatu ilustrasi Bank Indonesia sebagai tempat
untuk saling menukar warkat dan asal mula peristiwa kliring.
Dari ilustrasi diatas, Nasabah A memberi perintah kepada Bank BCA untuk mentransfer dananya ke Bank Mandiri. Bank BCA
menyerahkan Warkat Klirirng Nota Kredit untuk diproses melalui kliring. Lalu Bank BCA melakukan pembukuan hasil kliring, selanjutnya Bank
BCA mendistribusikan warkat kliring dan laporan hasil kliring ke Bank Mandiri.
Pada Nasabah B menyetorkan warkat kliring CekBG Bank BCA melalui Bank Mandiri. Lalu Bank Mandiri menyerahkan warkat kliring
CekBG Bank BCA untuk diproses melalui kliring, sehingga Bank Mandiri melakukan pembukuan hasil kliring. Selanjutnya Bank Mandiri
mendistribusikan warkat kliring dan laporan hasil kliring ke Bank BCA. Warkat kliring yang dapat dikliringkan adalah harus dinyatakan
dalam mata uang rupiah dan bernilai nominal penuh seratus persen nilai nominal serta telah jatuh tempo pada saat dikliringkan . Nota atau warkat
yang diikut sertakan dalam kliring dapat dikelompokan menjadi empat macam nota atau warkat kliring.
1. Nota debet keluar Merupakan warkat yang disetorkan oleh nasabah untuk
keuntungan rekeningnya.Bank penarik akan mendebit rekening giro pada bank Indonesia.
2. Nota kredit masuk Merupakan warkat yang diterima oleh suatu bank untuk
keuntungan rekening nasabah bank tersebut . Disisi bank
penerima warkat ini akan mendebit rekening giro pada bank idonesia.
3. Nota debit masuk Merupakan warkat yang diterima oleh suatu bank atas cek sendiri
yang telah ditarik oleh nasabahnya. Bank ini akan mengkredit rekening giro pada bank Indonesia.
4. Nota kredit keluar Warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah
pada bank lain. Disini akan tercipta perhubungan giro. Bank yang menyerahkan warkat kepada bank lain akan mengkredit rekening
giro pada bank Indonesia.
D. Pelaksanaan Kliring Lokal Bank Mandiri Medan Imam Bonjol
a Jam Kliring Lokal Pelaksanaan Jam Kliring Lokal di Wilayah Kliring Lokal Medan
adalah sebagai berikut: Senin sd Kamis :
Kliring Pertama Jam 11.00 sd 12.00 WIB. Kliring Kedua Jam 13.30 sd 14.30 WIB.
Jumat : Klring Pertama Jam 10.30 sd 11.30 WIB.
Klriing Kedua Jam 13.30 sd 14.30 WIB.
Jadwal yang telah ditetapkan tersebut wajib dipatuhi oleh semua bank peserta termasuk penyelenggara, apabila diabaikan akan dikenakan sanksi
terhadap bank dan petugas yang lalai. b Kelengakapan Sarana Administrasi
Dalam pelaksanaan kliring baik bank penyelenggara maupun bank peserta wajib mematuhi kelengkapan administrasi yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain : c Sebagai Penyelenggara
Adapun yang menjadi kewajiban sebagai penyelenggara sebagai berikut :
1. Melaporkan data perputaran kliring tepat waktu 2. Melaporkan saldo hasil kliring setiap hari
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang ditetapkan Bank Indonesia 4. Menatausahakan daftar wakil kliring dengan baik
5. Menatausahakan specimen warkat peserta 6. Menatausahakan specimen contoh tandatangan peserta
7. Menatausahakan contoh stempel kliring dan kliring dibatalkan 8. Membuat penanggulangan dalam keadaan darurat
9. Kelengkapan lainnya untuk mendukung pelaksanaan kliring. d Sebagai Peserta
Adapun yang menjadi kewajiban sebagai peserta kliring sebagai berikut :
1. Menyerahkan specimen warkat kliring
2. Menyerahkan specimen contoh tandatangan peserta golongan A dan B
3. Wajib mengenakan tanda pengenal peserta kliring 4. Kelengkapan administrasi lainnya yang diwajibkan oleh Bank
Indonesia
E. Alasan Penolakan Kliring Bank Mandiri Imam Bonjol
Warkat – warkat yang dikliringkan tidak selamanya tertagih, bahkan setiap kali transaksi kliring terdapat beberapa alasan penolakan kliring pada
saat penerimaan warkat – warkat kliring dalam kliring masuk. Dalam praktiknya alasan penolakan pembayaran cek atau bilyet giro disebabkan
antara lain: 1.
Asal cek atau bilyet giro salah, misalnya cek atau bilyet giro berasal dari luar kota atau luar wilayah kliring atau mungkin dari luar negeri.
2. Tanggal cek atau bilyet giro belum jatuh tempo, artinya cek atau bilyet
giro tanggalnya diatas tanggal hari ini. Misalnya hari ini tanggal 12Mei 2015 tetapi di cek atau bilyet giro 21 Mei 2015.
3. Materai tidak ada atau tidak cukup sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Jumlah yang tertulis di angka dan huruf berbeda. Sebagai contoh,
nominal angka tertulis Rp 100.000,00 tetapi huruf tertulis satu juta rupiah.
5. Tanda tangan dan atau cap perusahaan tidak sama dengan specimen
contoh tandatangan atau bisa pula tidak lengkap, misalnya harus ditandatangani oleh dua orang, sedangkan di dalam cek hanya
ditandatangani oleh satu orang.