Kepolisian Sektor Sosa dalam Sistem Peradilan Pidana

BAB III PERAN POLSEK SOSA KABUPATEN PADANGLAWAS DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENCURIAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN PADANG LAWAS

A. Kepolisian Sektor Sosa dalam Sistem Peradilan Pidana

Konsep sistem peradilan pidana sebagai kerangka dasar hukum acara pidana. Secara konseptual, pengertian sistem peradilan pidana merujuk pada cakupan substansi yang luas dibandingkan dengan pengertian hukum acara pidana. Hukum acara pidana selalu dipahami sebagai ketentuan hukum yang berhubungan erat dengan adanya hukum pidana. Dengan demikian, hukum acara pidana sering diartikan hanya sebagai rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana aparatur penegak hukum bertindak guna mencapai tujuan negara dengasn mengadakan hukum pidana. 46 Sistem peradilan pidana Criminal Justice System adalah sistem dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi masalah kejahatan. Menanggulangi adalah usaha mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi dengan menyelesaikan sebagian besar laporan maupun keluhan masyarakat yang menjadi korban kejahatan dengan mengajukan pelaku kejahatan ke sidang pengadilan untuk diputus bersalah serta mendapatka pidana samping itu ada hal yang tidak kalah penting adalah mencegah terjadinya korban kejahatan serta mencegah pelaku untuk mengulangi kejahatannya. 46 Luhut M.P pangaribuan. Dkk, Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Akusatorial dan Adversarial: butir-butir pikiran peradi untuk draft RUU KUHAP, jakarta, Papas sinar sinanti,2010, hal.11 Tujuan sistem paradilan pidana menurut Davies , antara lain; 1. Menjaga masyarakat dengan mencegah kejahatan yang akan terjadi, dengan merehabilitasi terpidana atau orang yang akandiperkirakan mampu melakukan kejahatan 2. Menegakkan hukun dan respek kepad hukum dengan memastikan pembinaaan yang baik kepada tersangka, terdakwa, atau terpidana, mengeksekusi terpidana danb mencegah masyarakat yang tidak bersalah dari tututan hukum 3. Menjaga hukum dan ketertiban 4. Menghjuykum pelanggar krjahatan sesuai dengan prinsip keadilan 5. Membantu korban kejahatan Kepolisian merupakan salah satu komponen dalam sistem paradilan pidana. Fungsi utama dari polisi adalah menegakkan hukum dan melayani kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tugas polisi adalah melakukan pencegahan terhadap kehjahatan dan memberikan perlindungan kepada masayarakat. Sebagai usaha pemberian perlindungan kepada masyarakat, maka polisi melibatkan keikutsertaan masyrakat melalui berbagai program pemberian informasi yang luas tenta`ng kejahatan dilingkungan tempat tinggal masyarakat, melakukan pendidikan tentang btanggungjawab masyrakat terhadap upaya pencegahan kejahat dan pemberian informasi terkini tentang upaya penanggulangan kejahatan. 47 47 Mahmud Mulyadi, Kepolisian dalam Sistem Peradilan Pidana, USU Pres, Medan,Hal.40-41 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara Republik Indonesia dalam pasal 2 menyebutkan Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahann negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. B. Tugas Kepolisian Sektor Sosa dalam Menangani Kasus Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit yang terjadi di Wilayah Hukum Polsek kabupaten Padang Lawas Secara administratif luas wilayah hukum Polsek Sosa yang meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sosa, Hutaraja Tinnggi, dan Batanglubu Sutam. Pembagian luas wilayah hukum Polsek Sosa sebagai berikut : Tabel 1 Luas Wilayah Hukum Polsek Sosa di Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara No. Kecamatan Luas Ha 1 Sosa 90.085 2 Hutaraja Tinggi 41.500 3 Batanglubu Sutam 38.450 Total Luas Wilayah 170.035 Ha Sumber : Data Luas Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Sosa Kabupaten Padanglawas Berdasarkan tabel 1 diatas, jumlah luas wilayah Polsek Sosa 170.0535 yang meliputi dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Sosa, Hutaraja Tinggi, dan Batanglubu Sutam. Dengan luas wilayah tersebut maka kepolisian lebih aktif untuk melakukan pembinaan hukum pada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya tindak pidana pencurian kelapa sawit pada wilayah hukum Polsek Sosa. Hal ini terbukti bawha upaya yang dilakukan Polsek Sosa dalam membina masyarakat akan pemahaman tentang hukum semakin rendahnya tindak pidana pencurian kelapa sawit diwilayah hukum Polsek Sosa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2 Rekapitulasi Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit pada Wilayah Hukum Polsek Sosa Kabupaten Padang Lawas tahun 2010 sd 2014 No Tahun JTP JPTP Persentase 1 2010 29 25 86,20 2 2011 22 21 95,45 3 2012 20 17 85 4 2013 23 15 65,21 5 2014 17 10 58,82 Jumlah 111 88 79,27 Sumber : Unit Reskrim Polsek Sosa Kabupaten Padanglawas Keterangan : JTP : Jumlah Tindak Pidana JPTP : Jumlah Penyelesaian Tindak Pidana Persentase Penyelesaian Perkara Berdasarkan tabel 2 diatas, jumlah kasus pencurian kelapa sawit di wilayah hukum Polsek sosa yang dilaporkan dan kasus yang selesai, selama 5 tahun mengalami persentase yang tidak stabil, pada tahun 2013 terjadinya peningkatan tindak pidana pencurian kelapa sawit dibandingkan dengan tahun 20011 dan 2012. Apabila diuji maka dapat dijabarkan bahwa tahun 2010 tercatat laporan sebanyak 29 kasus, dan selesai sebanyak 25 kasus atau sekitar 86,20 . Pada tahun 2011 tercatat laporan sebanyak 22 kasus, dan yang selesai sebanyak 21 kasus atau hanya sekitar 95,45 . Pada tahun 2012 tercatat laporan sebanyak 20 kasus dan selesai 17 kasus atau hanya sekitar 85 . Pada tahun 2013 tercatat jumlah laporan sebanyak 23 kasus dan yang selesau 15 kasus atau sekitar 65,21 . Pada tahun 2014 tercatat laporan sebanyak 17 kasus dan selesai sebanyak 10 kasus atau hanya sekitar 58,82. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa grafik kinerja kepolisian bisa dikatakan tidak stabil. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 kinerja kepolisian tercatat meningkat dari 86,20 menjadi 95,45 dan pada tahun 2012 kinerja kepolisian menurun hingga 85 , dan pada tahun 2013 kinerja kepolisian menurun hingga 65,21 , dan pada tahun 2014 kinerja kepolisian menurun hingga 58,82 . Dapat disimpulkan bahwa pihak kepolisian masih belum maksimal dalam menyelesaikan laporan masyarakat, padahal polisi sebagai salah satu instrumen penting dalam mengungkap kasus pencurian kelapa sawit sangat diharapkan dapat menjalankan atau melaksanakan tugas yang diamanahkan guna meminimalisir tindak pencurian kelapa sawit diwilayah hukum Polsek Sosa. Pada tabel pencurian kelapa sawit dari tahun 2010 sampai 2014 , dapat dikatakan bahwa upaya kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kelapa sawit cukup optimal mengingat pemetaan luas wilayah hukum Polsek Sosa. Di indonesia polri bertugas untuk melakukan fungsi pelayanan publik, karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara eksterem dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. 48 Wewenang, tugas, dan kewajiban adalah bernilai hukum karena mengandung sanksi. Namun, di samping nilai hukum, juga ada implikasi akibat praktisnya yang harus diikuti dengan manajemen adiministrasi ketatausahaan, profesionalitas dan integritas personal pribadi dalam menjalankannya, serta terhadapnya ada supervise dan pengawasan atau control atas pertanggungjawabannya, sebab semuanya itu haruslah diurus secara manajerial untuk diselenggarakan menurut standar ukur teknis yang rapi, akurat, valid, baik dan benar. 49 Berkaitan dengan tugas pokok polisi dalam rangka penegakan hukum sebagai proses penyelesaian masalah suatu perkara pidana dalam keterkaitannya dengan criminal justice system, maka dilakukan penyidikan oleh penyidik Polri. Sehubungan dengan hal di atas, maka Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjalankan tugas dan wewenangnya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, khususnya di daerah hukum pejabat yang bersangkutan ditugaskan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini sesuai dengan isi ketentuan Pasal 17 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Maka dalam melaksanakan tugas dan 48 H. Syaiful Bakhri, Kebijakan Krimina:Dalam Persepektif Pembaruan Sistem Peradilan Pidana , Total Media, Yogyakarta: 2010, Hal.118 49 Nikolas Simanjuntak, Acara Pidana Indonesia Dalam Sirkus Hukum, Cetakan I, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, h. 61-62. wewenang kepolisian tersebut menurut peneliti, harus didasarkan kepada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku atau dapat dikatakan harus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Penyidikan merupakan salah satu tugas pokok Polri dalam rangka melaksanakan penegakan hukum yang didasarkan pada ketentuan Pasal 13 huruf b Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sementara dalam kaitannya dengan Polri sebagai penyidik didasarkan kepada ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf g Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas “melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. 50 Jadi dapat dikatakan bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan wewenang kepada Polri untuk melakukan tugas penyelidikan dan penyidikan, namun tidak secara eksplisit mengatur mengenai penyelidikan dan penyidikan, sehingga Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ini masih tetap mengacu kepada KUHAP maupun peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan. 50 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sehubungan dengan hal di atas, berikut ini diuraikan tugas Kepolisian Sektor Sosa dalam menangani kasus pencurian kelapa sawit dilaksanakan secara pertahap sebagai berikut : 1. Penerimaan Laporan polisi Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada kepolisian baik lisan maupun tertulis. Begitu juga bagi orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana, seketika itu juga agar melaporkan hal tersebut kepada kepolisian. 2. Penyelidikan Polsek Sosa Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang di atur dalam Undang-undang. Penyelidikan dilakukan berdasarkan : a. Informasi atau laporan yang diterima maupun diketahui langsung oleh penyelidikpenyidik. b. Laporan polisi c. Berita Acara pemeriksaan di TKP d. Berita Acara pemeriksaan tersangka dan atau saksi Proses penyidikan tindak pidana penyelidikan dilakukan untuk : a. Mencari keterangan-keterangan dan bukti guna menentukan suatu peristiwa yang di laporkan atau diadukan, apakah merupakan tindak pidana atau bukan. b. Melengkapi keterangan dan bukti-bukti yang telah di proses agar menjadi jelas sebelum dilakukan penindakan selanjutnya c. Persiapan pelaksanaan penindakan dan atau pemeriksaan 3. Pengiriman SPDP oleh Polsek sosa Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang selanjutnya disingkat SPDP adalah surat pemberitahuan kepada Kepala Kejaksaan tentang dimulainya penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polri. 4. Upaya paksa upaya paksa adalah upaya yang dilakukan aparat penegak hukum berupa penangkapan, penahananm, penggeledahan, penyitaan dan pemeriksaan dalam rangka melaksanakan proses peradilan. Pengaturan upaya paksa secara eksplisit tercantum pada pasal 112 ayat 1 dan ayat 2 dalam Kitab Undang-Undang Acara Pidana. Macam-macam upaya paksa yang dilakukan oleh polsek Sosa: 1. Penyitaan Pengertian penyitaan diatur dalam pasal 1 butir ke-16 yaitu serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud, untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan. Yang menjadi dasar hukum dalam penyitaan adalah: Pasal 5 ayat 1 huruf b angka 1, Pasal 7 ayat 1 huruf, Pasal 11, Pasal 38 sampai dengan 49, Pasal 128 sampai dengan 132 KUHAP. Penyitaan yang dilakukan oleh Polsek Sosa dalam kasus tindak pidana pencurian kelapa sawit berupa barang bukti yang di dapatkan kepolisian dalam hal ini buah tandan kelapa sawit. 2. Penangkapan terhadap pelaku tindak pidana pencurian kelapa sawit Penangkapan adalah wewenang penyidik untuk kepentingan penyidikan. Penangkapan diperlukan agar pelaku tindak pidana tidak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti yang dapat memberatkan dirinya. Pasal 17 KUHAP menetapkan syarat untuk melakukan penangkapan. Syarat tersebut adalah adanya bukti permulaan yang cukup yang diduga keras telah melakukan suatu tindak pidana dapat ditangkap. 51 Setelah pihah Kepolisian mendapatkan alat bukti, Polsek Sosa malakukan penangkapan terhadap pelaku pencurian kelapa sawit. Penangkapan dilakukan karena dikhawatirkan pelaku melarikan diri. 3. Penahanan Penahanan merupakan salah satu bentuk perampasan kemerdekaan bergerak seseorang. Penahanan adalah suatu kewenangan penyidik yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia. Oleh penahanan adalah suatu bentu upaya mengungkapkan suatu tindak pidana dan dalam hal ini haruslah benar- benar berhati-hati untuk menahan seseorang. 52 51 Mahmmud Mulyadi, Op.Cit, Hal.19 52 Ibid, Hal.20-21 Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana. Penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka atau terdakwa dengan memberikan surat perintah penahanan atau penetapan hakim yang mencantumkan identitas tersangka atau terdakwa dan menyebutkan alasan penahanan serta uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan atau didakwakan serta tempat ia ditahan. Tembusan surat penahanan atau penahanan lanjutan atau penetapan hakim, harus diberikan kepada keluarganya. Penahanan tersebut hanya dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal: Tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih, dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 4 huruf b. Jenis penahanan dapat berupa: Penahanan rumah tahanan Negara, Penahanan rumah, Penahanan kota. Pertimbangan melakukan penahanan: a. Alasan Subjektif Penahanan dilakukan terhadap tersangka yang diduga keras berdasarkan bukti yang cukup melakukan atau percobaan melakukan atau pemberian bantuan dalam tindak pidana, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti, mengulangi tindak pidana, mempengaruhi atau menghilangkan saksi. b. Alasan Objektif Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan dalam hal tersangka melakukan: - Tindak Pidana yang diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih Pasal 21 ayat 4 huruf a KUHAP; - Tindak Pidana terhadap Pasal-pasal tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat 4 huruf b KUHAP. 53 Dalam tindak pidana pencurian kelpa sawit yang terjadi di wilayah hukum polsek sosa, kepolisian melakukan penahan terhadap pelaku tindak pidana pencurian kelapa sawit. Contoh surat penahan yang dilakukan Polsek Sosa : Polsek Sosa melakukan penahanan terhadap pelaku pencurian kelapa sawit, dengan surat perintah penahanan Nomor : SP-Han 47 XI 2014 Reskrim, tanggal 02 Nopember 2014 terhadap tersangka SAIFUL AMIN SIREGAR. 5. Pemeriksaan Pemeriksaan merupakan kegiatan untuk mendapatkan keterangan, kejelasan dan keidentikan tersangka atau saksi atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau perananan seseorang maupun barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Yang menjadi dasar hukumnya adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, yakni Pasal 7 ayat 1 huruf g dan h 53 Yesmil Anwar dan Adang, Sistem Peradilan Pidana Konsep, Komponen, Pelaksanaannya dalam Penegakan Hukum di Indonesia, Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung, 2009, hal. 146-147. KUHAP; Pasal 11 KUHAP; Pasal 112 KUHAP; Pasal 113 KUHAP; Pasal 116 ayat 4 KUHAP. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana. 6. Gelar Perkara Gelar perkara adalah suatu upaya berupa kegiatan penggelaran proses perkara yang dilakukan oleh penyidik dalam rangka menangani tindak pidana tertentu secara tuntas sebelum diajukan kepada Penuntut Umum. Dalam pelaksanaan gelar perkara pada Polsek Sosa dipimpin oleh Kapolsek WakapolsekKanit. 7. Penyelesaian Berkas Perkara Kegiatan penyelesaian berkas perkara terdiri dari: pembuatan resume, pembuatan resume merupakan kegiatan penyidik untuk menyusun ikhtisar dan kesimpulan berdasarkan hasil penyidikan suatu tindak pidana yang terjadi. Resume harus memenuhi persyaratan formal dan persyaratan materiil serta persyaratan penulisan yang telah ditentukan. 8. Penyerahan Berkas Perkara Penyerahan berkas perkara merupakan kegiatan pengiriman berkas perkara berikut penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang buktinya kepada Penuntut Umum. 9. Penghentian penyidikan Penghentian penyidikan merupakan salah satu kegiatan penyelesaian perkara yang dilakukan apabila: tidak terdapat cukup bukti, peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana, atau dihentikan demi hukum karena: 1. Tersangka meninggal dunia 2. Tuntutan tindak pidana telah kadaluarsa 3. Pengaduan dicabut bagi delik aduan 4. Tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan pasti.

C. Peranan Polsek Sosa Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit