Latar Belakang Masalah Peranan Polisi Dalam Menanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit (Studi Pada Polsek Sosa Kabupaten Padang Lawas)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang tinggi dan keanekaragaman hayati. Sumber daya alam disingkat SDA adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Kondisi alam tersebut memberikan peluang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian. Salah satu keanekaragaman hayati yang memiliki pertumbuhan tinggi di Indonesia adalah kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit jadi primadona sehingga Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, hal ini disebabkan karena memberikan manfaat positif pertumbuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat dan pelaku usaha kelapa sawit. 1 Kabupaten Padang Lawas dengan ibukota Sibuhuan merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini diresmikan pada tangggal 10 Agustus 2007 dengan Undang- undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kabupaten Padang Lawas. Kabupaten ini lahir bersamaan dengan lahirnya kabupaten Padang Lawas Utara yang juga pemekaran dari kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara diundangkan lewat Undang- undang Nomor 37 Tahun 2007. Pada saat mekar kabupaten Padang Lawas meliputi Sembilan 9 Kecamatan, yaitu kecamatan Barumun, Lubuk Barumun, 1 http:ditjenbun.pertanian.go.idsetditjenberita-238-pertumbuhan-areal-kelapa-sawit- meningkat.html, diakses pada tanggal 11 Juni 2015 jam 12.28 WIB Ulu Barumun, Sosopan, Barumun Tengah, Huristak, Sosa, Hutaraja Tinggi dan kecamatan Batang Lubu Sutam. Namun di tahun 2010 pemerintah melakukan pemekaran kecamatan Barumun Selatan. Pecahan dari kecamatan Barumun, kecamatan Aek Nabara Barumun, kecamatan Sihapas Barumun, kecamatan Barumun Barat, dan pecahan dari kecamatan Barumun Tengah. Jumlah kecamatan di kabupaten Padang Lawas sebanyak empat belas 14 kecamatan. Jumlah penduduk kabupaten Padang Lawas sekitar 248.371 jiwa dengan luas keseluruhan sekitar 3.892,74 Km 2 . Secara geografis kabupaten Padang Lawas, berada di wilayah paling selatan provinsi Sumatera Utara. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Mandailing Natal, provinsi Sumatera Utara dan kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Rokan Hulu, provinsi Riau. Sebelah Utara Berbatasan dengan kabupaten Padang Lawas Utara dan sebelah Barat berbatasan kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal. Kabupaten ini terletak di antara 1 o 26‟- 2 o 11‟ LU dan 91 o 01 – 95 o 53‟ BT dengan luas wilayah sebesar 4.229,99 Km 2 dan ketinggian berkisar antara 0 – 1.915 m diatas permukaan laut. Tanah di kabupaten Padang Lawas didominasi oleh tanah bergunung dengan luas 279.773 Ha 66, 13 dan hanya 26.863 Ha 6, 35 berupa tanah datar. 2 Di Padang Lawas disingkat Palas sendiri tingkat pertumbuhan kelapa sawit sangat tinggi dikarenakan sumber daya alam dan lingkungan. Palas memiliki kekayaan sumber daya alam serta potensi tanah yang sangat mendukung 2 Badan Pusat Statistik, Kabupaten Padang Lawas untuk bertanam kelapa sawit bahkan masyarakat Palas mengalihfungsikan seperti perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Pertumbuhan kelapa sawit yang semakin meningkat di kabupaten Padang Lawas sehingga banyak perusahaan pengelola minyak kelapa sawit sebagai penampung penjualan kelapa sawit masyarakat. Keberadaan pabrik-pabrik memberikan pendapatan daerah sendiri untuk Palas, terutama memberikan lapangan pekerjaan bagi warga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehubungan dengan semakin luasnya perkebunan kelapa sawit tidak luput juga dari berbagai kriminalitas yang terjadi. Tindak kejahatan tersebut dilakukan oleh seseorangindividu atau kelompok untuk melakukan pencurian kelapa sawit yang dimiliki oleh masyarakat dan juga perusahaan perkebunan kelapa sawit. Timbulnya kriminalitas disebabkan oleh adanya berbagai kepentingan sosial, yaitu adanya gejala-gejala kemasyarakatan, seperti krisis ekonomi. Faktor utama penyebab terjadinya pencurian tersebut adalah faktor ekonomi dari sipelaku. Secara universal, manusia mempunyai kebutuhan yang selalu ingin terpenuhi termasuk kebutuhan sandang dan pangan, baik sebagai alat untuk memperoleh mempertahankan kehidupan maupun hanya sebatas pemenuhan hasrat ingin memiliki atau bahkan sebagai peningkatan status sosial. Kebutuhan sandang dan pangan dapat dipenuhi menjadi sebuah hal yang legal dan menjadi sebuah ibadah dalam agama. Namun harapan itu tidak selamanya terpenuhi karena beragamnya sifat dan cara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan malakukan tindak pidana. Menurut teori ekonomi, sebab-sebab kejahatan didasarkan pada gagasan dari konsep manusia berakal dan faktor yang berkaitan dengan gagasan dari pilihan ekonomi. Menurut ahli ekonomi, karena individu mempunyai keperluan untuk memuaskan usaha mereka dan ketika dihadapkan pada pilihan, individu menggunakan sebuah pilihan rasional dan diantar alternatif akan memuaskan kebutuhan mereka, dalam hal ini merupakan kondisi sosial, tetapi mereka tidak tertarik menerangkan apa sebab atau bentuk pilihan itu. 3 Masalah ekonomi sebagai salah satu pendorong terjadinya kejahatan, sering terjadi dimanapun, dikarenakan keadaan ekonomi yang berkembang dalam suatu negara memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pokok-pokok kehidupan seseorang. Dalam hal ini, Plato memberikan pandangan bahwa disetiap negara dimana didalamnya banyak terdapat orang miskin, maka secara diam-diam akan banyak terdapat penjahat, pelanggar agama, dan penjahat dari berbagai macam corak. 4 Kriminalitas yang mempunyai frekuensi tertinggi di Padang Lawas pada wilayah hukum Polsek Sosa adalah pencurian kelapa sawit, dalam masyarakat masih marak dan bahkan menjadi masalah yang cukup serius karena banyak pihak yang merasa dirugikan akibat dari perbuatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab sehingga memerlukan pemecahan, oleh karena itu diperlukan usaha penanggulangan atau setidaknya pencegahan yang baik dari semua pihak, baik aparat hukum maupun masyarakat yang harus diidentifikasi agar dapat 3 Marlina, Hukum Panitensier, Refika Aditama, Bandung , 2011,Hal.120 4 Ridwan Hasibuan, Ediwarman, Asas-asas Kriminologi, USU Pres, Medan, 1994, Hal.25 berjalan secara tertib, terarah, dan terencana. Semua pihak harus bekerjama sama dalam mengaktualisasikan nilai-nilai agama, budaya dan hukum serta menindak tegas para pelaku pencurian agar sedapat mungkin bisa menekan laju perkembangannya, karena bukan tidak mungkin pencurian akan terus bertambah dimasa-masa yang akan datang, bahkan akan menjadi fenomena yang biasa dalam masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang menjadi korban perbuatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Negara Indonesia adalah negara hukum Rechstaat, hal ini berarti bahwa di dalam Negara Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan berdasarkan hukum. Hukum menjadi titik sentral orientasi strategis sebagai pemandu dan acuan semua aktivitas dalam kehidupan, berbangsa, dan bermasyarakat. Agar supaya hukum ditaati baik oleh individu yang dilengkapi dengan bidang penegakan hukum, salah satu diantaranya adalah lembaga kepolisian. 5 Prinsip-prinsip negara hukum dapat diwujudkan dengan norma-norma hukum atau peraturan perundang-undangan, diperlukan juga aparat pengemban dan penegak hukum profesional, berwibawa, didukung oleh sarana dan prasana. Setiap negara hukum memiliki aparat penegak hukum, termasuk kepolisian yang secara universal mempunyai tugas dan fungsi menjaga ketertiban. Di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia 5 Untung S. Rajab, 2003, Kedudukan dan Fungsi Polisi Republik Indonesia Dalam Sistem Ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945, CV. Utomo, Bandung, hal.1 telah mengatur fungsi dan tugas aparat kepolisian. Sebagaimana yang tercantum di dalam pasal 13 tentang tugas dari kepolisian. 6 “Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”. Polisi sebagai salah satu unsur utama sistem peradilan pidana merupakan pranata sosial yang melaksanakan fungsi pengadilan sosial. Keseluruhan fungsi tersebut baik sebagai unsur sistem peradilan pidana ataupun alat pengendalian sosial berkaitan dengan pranata pokok polisi dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan. Dengan demikian bekerjanya polisi di dalam masyarakat senantiasa pada satu pihak bertolak dari aturan-aturan hukum pidana dan hukum acara pidana yang berlaku, sedangkan pada pihak lain melakukan penegakan hukuman dalam bentuk reaksi sosial formal terhadap kejahatan. 7 Kejahatan memang tidak dapat ditanggulangi secara total, upaya yang dapat ditempuh adalah mengurangi dan menekan laju kriminalitas sampai pada angka terendah. Hal ini dapat dirancang melalui upaya preventif maupun upaya represif. 8 Upaya-upaya ini harus dirancang secara selektif dan sistematik agar dapat mencapai hasil yang optimal. Sebab bukan tidak mungkin bila suatu upaya penanggulangan justru menjadi pemicu pesatnya laju kriminalitas, hanya karena kurang tepatnya sistem yang diterapkan dalam menjalankan upaya tersebut. Upaya penanggulangan bukan semata-mata menjadi formula pemberantasan kejahatan yang 6 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 Kepolisian Republik Indonesia 7 Soerjono Soekanto, Penanggulangan Pencurian Kenderaan Bermotor, PT Bina Aksara, Jakarta, 1998, hal.12 8 Ibid, hal.28 dapat dilakukan tanpa pertimbangan secara matang dari berbagai segi yang menopang bangunan kejahatan itu sendiri. Dari latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana profesionalisme Polri sebagai penegak hukum dalam menanggulangi hal tersebut, maka penulis membuat suatu karya tulis ilmiah skripsi dengan judul “Peranan Polisi dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kelapa Sawit” Studi pada Polsek Sosa Kabupaten Padanglawas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dikemukan rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaturan tentang peran polisi dalam penanggulangan tindak pidana? 2. Bagaimana peran polisi Polsek Sosa kabupaten Padang Lawas dalam menanggulangi tindak pidana pencurian? 3. Apa hambatan dan upaya yang dilakukan oleh Polsek Sosa dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kelapa sawit?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan