Pengertian PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21

33 1.6 Peraturan Menteri Keuangan No.252PMK.032008 tanggal 31 Desembar 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. 1.7 Peraturan Menteri Keuangan No.162PMK.0112012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak . 1.8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.Per-31PJ2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Peneyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 danatau PPh Pasal 26 sehubungan dengan Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi. 1.9 Peraturan Direktur Jenderal Pajak NO.PER-14PJ2013 tanggal 18 April 2013 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 serta Bukti-bukti Pemotongan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. 1.10 Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.PER=24PJ2013 Tanggal 2 Juli 2013 tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak SSP.

2. Pengertian PPh Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 PPh Pasal 21 merupakan cara pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterma atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan sesuai dengan Peraturan Universitas Sumatera Utara 34 Direktur Jenderal Pajak No.31PJ2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.

3. Pemotong PPh Pasal 21

Pemotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 meliputi: 3.1 Pemberi kerja yang terdiri dari: a. Orang pribadi atau badan. b. Cabang, perwakilan atau unit, dalam yang melakukan sebagian atau seluruh yang terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan atau unit tersebut. 3.2 Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNIPOLRI, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji,upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. Universitas Sumatera Utara 35 3.3 Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja dan badan- badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua. 3.4 Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar: a. Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya. b. Honorarium, komisi, fee atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri. c. Honorarium, komisi, fee atau imbalan lain kepada peserta pendidikan dan pelatihan, serta pegawai magang 3.5 Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional maupun internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang pembayaran honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi yang berkenaan dengan suatu kegiatan. Universitas Sumatera Utara 36

4. Bukan Pemotong PPh Pasal 21