Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Jenis Penelitian Teknik Pengolahan Data

2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terakhir ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010. 3. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010. 4. Untuk mengetahui pengaruh lama waktu kerja ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010. 5. Untuk mengetahui pengaruh bentuk persalinan terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010. 6. Untuk mengetahui pengaruh iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010. 7. Untuk mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat agar ikut berperan aktif dalam mensukseskan program ASI eksklusif, dan melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini IMD. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam- garam organik yang desekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi Soetjiningsih, 1997. ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistim pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencerna makanan, oleh karena itu berikan pada bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan minuman atau makanan apapun Arief, 2009. Kandungan zat gizi ASI yang sempurna membuat bayi tidak akan kekurangan gizi tetapi, makanan ibu harus bergizi guna mempertahankan kuantitas dan kualitas ASI. Memberikan susu formula sebelum bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan risiko diare, dan sudah pasti memboroskan dana rumah tangga karena harga susu formula tidak murah Arif, 2009.

2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi umur 0-6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi Universitas Sumatera Utara tim. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai usia 2 tahun Roesli, 2009.

2.1.2 Pembentukan Air Susu

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu: refleks prolaktin dan refleks let down. Refleks prolaktin : prolaktin berperan untuk membuat kolostrum menjelang akhir kehamilan, namun jumlah kolostrum terbatas karena, prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya tinggi. Setelah partus estrogen dan progesteron berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang hipotalamus menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Pada ibu menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan stres atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu, hubungan kelamin, obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin dan fenotiazid. Sedangkan keadaan–keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek dan obat-obatan seperti ergot, I-dopa. Refleks let down : rangsangan dari isapan bayi dilanjutkan ke neurohipofise hipofise posterior yang mengeluarkan oksitosin. Hormon oksitoksin diangkut ke uterus melalui aliran darah yang menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosi sampai kealveoli dan memengaruhi sel Universitas Sumatera Utara mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu keluar dari alveoli dan masuk ke duktulus yang akan mengalir melalui duktus laktiferus masuk kemulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah melihat bayi, mendegarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan bayi, sedangkan yang menghambat adalah keadaan bingungpikiran kacau, takut, merasa sakit atau malu ketika menyusui, dan cemas Soetjiningsih, 1997.

2.1.3 Komposisi ASI

Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI dibagi menjadi 3 bagian yaitu kolostrum, ASI transisiperalihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yaitu 10-17 kali lebih banyak dibanding ASI matur, serta kadar karbohidrat dan lemak yang rendah. Volume kolostrum antara 150-300 ml24 jam, volume tersebut mendekati kapasitas lambung bayi yang baru berusia 1-2 hari dan kolostrum harus diberikan pada bayi. ASI transisiperalihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sebelum menjadi ASI yang matang, kadar protein semakin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak semakin tinggi dengan volume yang makin meningkat. ASI matur merupakan ASI yang keluar sekitar hari ke -14 sampai seterusnya, dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI yang cukup, ASI merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan Roesli, 2000

2.1.4 Aspek Gizi ASI

ASI mengandung banyak zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi, adapun aspek gizi ASI sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Manfaat Kolostrum: - Kolostrum adalah ASI yang pertama kali keluar mengandung zat kekebalan terutama IgA Immunoglobulin A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. - Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi. - Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. - Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. 2. ASI - ASI mudah dicerna karena ASI mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. - ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayianak. - Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Caesin yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Caesin merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung Whei lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap, sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whei:Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap. Universitas Sumatera Utara 3. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI - Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata. - Decosahexanoic Acid DHA dan Arachidonic Acid AA adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang polyunsaturated fatty acids yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentukdisintesa dari substansi pembentuknya precursor, yaitu masing-masing dari Omega 3 asam linolenat dan Omega 6 atau asam linoleat Arif, 2009.

2.1.5 Manfaat ASI

Manfaat ASI adalah sebagai berikut: Manfaat ASI bagi bayi : 1. Perlindungan terhadap infeksi dan diare, ASI mengandung berbagai zat antibodi yang mampu melindungi tubuh terhadap infeksi serta zat-zat lain yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. 2. Perlindungan terhadap alergi, salah satu zat yang terkandung dalam ASI adalah immunoglobulin yang mampu melindungi tubuh terhadap alergi. Sedangkan immunoglobulin pada tubuh manusia baru terbentuk setelah bayi berusia beberapa minggu. Oleh sebab itu apabila bayi lahir langsung diberi ASI, kemungkinan terserang alergi relatif kecil. Universitas Sumatera Utara 3. Mempererat hubungan dengan ibu, ASI bagi seorang bayi selain untuk memenuhi kebutuhan gizinya, juga untuk lebih bisa mengenal ibunya dan mendapatkan rasa nyaman. Belaian ibu pada saat menyusui anak akan membuatnya merasa aman dan terlindung. 4. Memperbagus gigi dan bentuk rahang, pemberian ASI dapat mengurangi kerusakan pada gigi dan bentuk rahang. 5. Mengurangi kegemukanobesitas, zat mineral yang terdapat dalam ASI hanya sedikit, jika dibandingkan dengan mineral yang terdapat pada susu sapi, sehingga bayi cenderung cepat haus dan orang tua cenderung memberikan kembali susu botolsapi. Akibatnya bayi akan kelebihan kalori sehingga bayi tersebut menjadi gemuk obesitas. 6. Perlindungan dalam penyempurnaan otak, ASI mampu memproduksi hormon tixoid yang dapat melindungi otak bayi. Walaupun bayi mampu memproduksi hormon tersebut namun kemampuannya terbatas. Selain hal tersebut asam lemak yang terkandung pada ASI sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan penyempurnaan sel-sel otak. 7. Dengan ASI bayi selalu mendapat susu yang segar, ASI yang masih tersimpan dalam payudara ibu, selalu bersih, aman, segar, dan tidak pernah basi. Bagi ibu pekerja, sekembali dari bekerja, ASI dapat diberikan langsung kepada bayi, ibu tidak perlu membuang ASI terlebih dahulu. 8. Semakin sering menyusukan semakin banyak produksi ASI, beda dengan susu bubuk apabila semakin sering diberikan kepada bayi semakin cepat habis mahal. Universitas Sumatera Utara ASI justru sebaliknya, semakin sering dihisap semakin banyak ASI diproduksi, khususnya pada tahun pertama menyusui. Manfaat ASI bagi ibu 1. Memberi kepuasan batin, ibu-ibu yang berhasil menyusui anaknya akan merasa senang dan puas karena dapat memenuhi kebutuhan bayi dan melaksanakan tugas mulianya sebagai seorang ibu. 2. Lebih praktis dan ekonomis, pemberian ASI lebih praktis dan murah, karena tidak merepotkan, yakni ibu tidak perlu mensterilkan botol, menyiapkan air hangat dan sebagainya. Disamping itu tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk membeli susu kaleng. 3. Mengembalikan bentuk tubuh, apabila ibu-ibu menyusui bayinya dengan baik dan teratur maka tubuh yang bertambah besar selama kehamilan akan kembali seperti semula dengan cepat. Hari-hari pertama saat menyusui maka rahim akan berkontraksi saat bayi menghisap puting susu. Kontraksi tersebut akan mempercepat pengembalian bentuk rahim dan mengeluarkan darah serta jaringan yang tidak diperlukan dalam rahim. 4. Menunda masa subur efek KB, pemberian ASI dapat membantu menjarangkan kelahiran dengan cara menunda terjadinya evolusi dan haid, namun itu tidak berarti bahwa dengan menyusui tidak akan terjadi kehamilan, bila tanda-tanda haid muncul ibu tetap dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. 5. Mencegah pembengkakan, pemberian ASI secara terus-menerus akan membantu mencegah payudara membengkak dan sakit. Untuk ibu yang sibuk selama bekerja, ASI dapat dipompa dan disimpan ditempat yang aman pada gelas dan disimpan di Universitas Sumatera Utara lemari es atau termos, dan segera diberikan kepada bayi dengan sendok setelah ibu tiba di rumah UNICEF, 1991.

2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut : 1. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan. 2. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain. 3. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI. 4. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan di rumah. 5. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman. Universitas Sumatera Utara 6. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang. 7. Pengaruh melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir Siregar, 2004. Adapun faktor lain yang memengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial budaya ibu bekerja, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberi susu botol, merasa ketinggalan jaman jika menyusui, faktor psikologis takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin, faktor fisik ibu ibu yang sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya, faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif, meningkatnya iklan susu formula Soetjiningsih, 1997. Selain itu perilaku seseorang juga sangat memengaruhi pemberian ASI eksklusif. Menurut Laurence W. Green dalam Notoatmodjo 2007, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu: 1. Faktor predisposisi predisposing factors yaitu faktor pencetus timbulnya perilaku seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kepercayaan, keyakinan dan lain sebagainya. 2. Faktor pendukung enabling factors yaitu faktor yang mendukung timbulnya perilaku seperti lingkungan fisik, dana dan sumber-sumber yang ada di masyarakat misalnya iklan susu formula. 3. Faktor pendorong reinforcing factors yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong seseorang untuk berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya peraturan dan kebijakan pemerintah, dukungan suami dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Umur

Semakin tua umur ibu, semakin tinggi kecenderungan menyusui bayinya dibandingkan dengan ibu-ibu muda, hal ini disebabkan karena semakin tua seorang ibu maka semakin banyak pengalaman dalam merawat dan menyusui bayi Daldjoni, 1982.

2.2.2 Pendidikan Terakhir Ibu

Pendidikan membantu seseorang untuk menerima informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi, misalnya cara memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan. Proses pencarian dan penerimaan informasi ini akan cepat jika ibu berpendidikan tinggi Soetjiningsih, 1995.

2.2.3 Pekerjaan ibu

Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan lamanya menyusui Siregar, 2004. Setelah masa cuti berakhir ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif, sebab usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya. Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor. Cara memeras ASI Universitas Sumatera Utara cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar, memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit Yamina, 2010. Cara menyimpan ASI perah - Taruh ASI dalam kantong plastik polietilen misal plastik gula; atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam. - Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah. - Dinginkan dalam refrigerator kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ±2 minggu. - Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer bagian kulkas untuk membekukan makanan, gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan ±3-6 bulan. - Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator Yamina, 2010. Cara Memberi ASI Perah - Ambil ASI berdasarkan waktu pemerasan yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu. - Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas. - Kocok dulu, lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun. Universitas Sumatera Utara - Jangan gunakan oven, microwave untuk menghangatkan agar zat-zat penting ASI tidak laruthilang. - Berikan dengan sendok agar bayi bisa tetap merasakan puting susu ibunya. Jika menggunakan botol susu maka bayi akan terbiasa dengan dot karet sehingga bayi akan kesulitan menyusu dari payudara Yamina, 2010.

2.2.4 Lama Waktu Kerja

Lama waktu kerja dapat memengaruhi pemberian ASI eksklusif karena semakin lama waktu kerja seorang ibu maka semakin lama juga dia meninggalkan bayinya di rumah sehingga ibu tersebut tidak dapat menyusui bayinya Roesli, 2009.

2.2.5 Bentuk Persalinan Bentuk persalinan dapat memengaruhi pemberian ASI eksklusif, ibu yang

melahirkan secara sectio caesarea lebih cenderung tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara normal karena kondisi ibu setelah operasi sangat tidak memungkinkan ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini IMD, akhirnya bayi terpaksa diberikan susu formula Jahangeer, 2009. 2.2.6 Iklan Susu Formula Iklan susu formula yang sangat genjar baik di televisi, koran maupun majalah dapat memengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi dan susu formula menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI sehingga ibu tidak lagi memberikan ASI saja kepada bayi tetapi ditambah dengan susu formula ataupun makanan bayi lainnya Siregar, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.2.7 Dukungan Suami

Peran suami sangat menentukan keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI left down reflex yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis lainnya, seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi, menggendong bayi, atau memijat bayi. Membesarkan dan memberi makan anak adalah tugas bersama antara ayah dan ibu dengan memberikan nafkah yang cukup untuk memenuhi gizi ibu dalam menyusui juga merupakan bentuk dukungan dalam pemberian ASI eksklusif Roesli, 2000. Selain faktor-faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif tersebut, ada juga beberapa kendala yang menghambat pemberian ASI eksklusif, yaitu: 1. Produksi ASI kurang 2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar 3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula relaktasi 4. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding pemberian air guladekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran 5. Kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak, engorgement, mastitis dan abses 6. Ibu hamil lagi padahal masih menyusui 7. Ibu bekerja 8. Kelainan bayi: bayi sakit, abnormalitas bayi IDAI, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.3 Pengertian Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan dan memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan Depkes RI, 2008.

2.3.1 Peran Petugas Kesehatan dalam Program ASI Eksklusif

Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini IMD pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI dengan 10 langkah kebehasilan menyusui. Beberapa hambatan kurang berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya dalam konteks ASI ekslusif lebih banyak karena kurang termotivasinya petugas untuk menjalankan peran mereka disamping pengetahuan konseling ASI yang masih kurang Sitaresmi, 2010. Sebelum mulai mendidik ibu-ibu, para petugas kesehatan harus yakin bahwa nasihatnya adalah berdasarkan pengetahuan yang cukup. Karena itu perlu diketahui seberapa jauh pengetahuan petugas. Dalam kaitan ini diharapkan bahwa petugas kesehatan pengetahuannya sudah siap untuk membina dan mengelola ibu-ibu menyusui berdasarkan pengetahuan yang di dapat selama pendidikan dan bekerja, jika disetiapi instansi kesehatan tersedia tenaga yang terampil dan terlatih mengenai aplikasi klinis dari seluk beluk proses menyusui, serta didukung oleh program laktasi, maka dapatlah diharapkan bahwa gabungan kedua komponen ini menjadi kunci keberhasilan proses laktasi Roesli, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen

Variabel Dependen Faktor Predisposisi - Umur - Pendidikan Terakhir - Pekerjaan - Lama Waktu Kerja - Bentuk Persalinan Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian dalam penelitian faktor yang memengaruhi tenaga kesehatan wanita dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2010. 2.6 Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh umur ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. 2. Ada pengaruh pendidikan terakhir ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. 3. Ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. 4. Ada pengaruh lama waktu kerja ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. 5. Ada pengaruh bentuk persalinan terhadap pemberian ASI eksklusif. 6. Ada pengaruh iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif. 7. Ada pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif. Faktor Pendukung - Iklan Susu Formula Pemberian ASI eksklusif Faktor Pendorong - Dukungan Suami Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat Notoatmodjo, 2005.

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian adalah Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat dengan pertimbangan bahwa tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas tersebut kebanyakan wanita dan memiliki anak yang berusia usia di bawah 5 tahun, sehingga diharapkan mereka masih mengingat peristiwa ketika menyusui bayi mereka, memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang ASI eksklusif akan tetapi ada yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

3.2.1 Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2010. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kesehatan wanita yang bekerja di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010 sebanyak 63 orang. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan wanita yang bekerja di Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2010 yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun sebanyak 30 orang, dengan pertimbangan responden masih mengingat kejadian 5 tahun yang lalu termasuk ketika responden menyusui bayi mereka. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau purposive sampling Budiarto, 2001. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas berkaitan dengan jumlah tenaga kesehatan dan gambaran umum dari Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat. 3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Definisi Operasional Variabel Dependen Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi umur 0-6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Universitas Sumatera Utara Pemberian ASI eksklusif dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. ASI eksklusif 1. Tidak ASI eksklusif

3.5.2 Definisi Operasional Variabel Independen

1. Umur adalah umur responden ketika menyusui bayi, yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 1. ≥ 33 tahun 0. 33 tahun 2. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden dinyatakan dalam bentuk ijazah yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 1. Pendidikan menengah yaitu tingkat pendidikan menengah atas Sekolah Perawat Kesehatan, Sekolah Menengah Farmasi, Diploma 1 Kebidanan. 0. Pendidikan Tinggi yaitu tingkat pendidikan tinggi yaitu Diploma III Akademi Perawat, Akademi Kebidanan, Akademi Gizi, Akademi Analis Kesehatan dan Strata 1 dokter, Sarjana Kesehatan Masyarakat. 3. Pekerjaan adalah status kepegawaian responden yang dinyatakan dengan Surat Keputusan pengangkatan dari pejabat yang berwenang yang dikategorikan dalam 2 kelompok: 0. Pegawai Tidak Tetap PTT memiliki waktu kerja yang fleksibel karena bertugas di desai. 1. Pegawai Negeri Sipil PNS bertugas di Puskesmas, di Desa ataupun di Puskesmas Pembantu. Universitas Sumatera Utara 4. Lama waktu kerja adalah lama waktu ibu bekerja di luari rumah dalam 1 hari yang dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: 0. 6 jam per hari 1. ≥ 6 jam per hari 5. Bentuk persalinan adalah cara responden melahirkan anak terakhir yang dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. Normal 1. Sectio caesarea 6. Iklan susu formula adalah pernyataan responden untuk menerima atau menolak iklan susu formula. Iklan susu formula dikategorikan menjadi 2 kelompok: 0. Menolak 1. Menerima 7. Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang suami yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: 0. Suami memberi dukungan 1. Suami tidak memberi dukungan

3.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Entry data Universitas Sumatera Utara yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer.

3.7 Analisis Data