Faktor yang mempengaruhi proses Dispensing

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5 Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan. b. Penyiapan sediaan farmasi dilakukan oleh apoteker 1 Menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan pada resep. 2 Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum. 3 Mengambil obat dan pembawanya dengan menggunakan sarung tangan alat spatula sendok. 4 Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula untuk tablet dalam kaleng. 5 Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok. 6 Menyiapkan etiket warna putih untuk obat dalam atau warna biru untuk obat luar. 7 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.

c. Penyerahan sediaan farmasi dilakukan oleh Apoteker

1 Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep. 2 Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker. 3 Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. 4 Memeriksa identitas dan alamat pasien. 5 Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat. 6 Meminta pasien untuk mengulang informasiyang telah disampaikan. 7 Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan. 8 Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR. 9 Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping dsb.

2.4.4 Faktor yang mempengaruhi proses Dispensing

Siregar 2003 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi proses dispensing adalah: 1. Lingkungan. 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lingkungan harus bersih karena kebanyakan obat dikonsumsi secara internal. Bebas kontaminan sehingga dispensing dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Lingkukan dispensing termasuk staf, sekeliling fasilitas fisik, rak, dan ruang penyimpanan, peracikan, permukaan yang digunakan selama bekerja, peralatan dan bahan pengemas. Alat dispensing yang digunakan untuk meracik, seperti lumpang alu, gelas takar, timbangan serta anak timbangan, sendok obat, spatula, alat penghitung tablet atau kapsul, papan alas pembungkus sediaan serbuk, semuanya harus selalu bersih dan kering, sebelum digunakan untuk peracikan produk yang berbeda dan pada akhir kerja. Timbangan harus ditera kaliberasi sesuai dengan peraturan pemerintah. Semua wadah persediaan harus secara jelas dan akurat diberi etiket guna memastikan pemilihan yang aman dari sediaan yang benar dan meminimalkan risiko kesehatan. 2. Personel. Tanggung jawab untuk kebenaran dan mutu obat yang diserahkan terletak seluruhnya pada apoteker pengawas proses dispensing, apoteker, dan asisten apoteker yang langsung mengerjakan resep oder obat. Selain membaca, menulis, menghitung dan menuang, personil atau tim dispensing, memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menyempurnakan proses dispensing, termasuk: a Pengetahuan tentang obat yang sedang didispensing, yaitu penggunaan umum, dosis umum, peringatan tentang metode penggunaan, efek samping yang umum, interaksi yang umum dengan obat lain atau makanan, mekanisme kerja obat, dan persyaratan penyimpanan. b Keterampilan kalkulasi dan aritmatik yang baik. c Keterampilan dalam mengakses mutu sediaan. d Bersifat bersih, teliti, dan jujur. e Sikap dan keterampilan di perlukan untuk berkomusikasi secara efektif dengan penderita dan profesional kesehatan. 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Proses Dispensing. a. Tahap pertama: Menerima dan memvalidasi order atau resep dengan mengidentifikasi penderita dan menegaskan nama penderita. b. Tahap kedua : Mengkaji order resep untuk kelengkapan resep meliputi: 1. Nama penderita 2. Ruang, kamar, nomor penderita 3. Nama obat, kekuatan, bentuk sediaan, kuantitas, aturan pakai 4. Tanggal dan jam penulisan orderresep 5. Tanda tangan dokter penulis dan Jika perlu, instruksi lain dari dokter. c. Tahap ketiga: Mengerti dan menginterpretasi orderresep. Harus dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker senior yang telah terlatih untuk tahap ini: a Membaca orderresep b Menginterpretasi setiap singkatan yang digunakan dokter penulis resep secara benar c Menegaskan bahwa dosis yang ditulis berada dalam rentang yang normal bagi penderita jenis kelamin dan umur perlu diperhatikan d Melakukan perhitungan dosis dan kuantitas secara benar e Mengkaji ketidak tepatan yang tertera pada resep, antara lain kontra indikasi, interaksi, duplikasi dan inkompatibilitas. Order obat secara lisan hanya diberikan dalam situasi luar biasa dan darurat. d. Tahap keempat : Menapis profil pengobatan penderita. Apoteker memasukkan semua data obat yang tertulis pada orderresep formula kedalam profil formulir pengobatan penderita terkomputerisasi. Suatu profil pengobatan penderita p-3 mengandung dua jenis 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta informasi, yaitu pertama informasi khusus penderita atau disebut juga data base yaitu umur dan bobot tubuh dihubungkan dengan kesesuaian dosis yang ditulis dokter dan kedua informasi terapi penderita. e. Tahap kelima: Menyiapkan, membuat, atau meracik sediaan obat. Beberapa langkah dalam penyiapan atau peracikan sediaan obat yang diminta dokter yaitu : 1. Menemukan atau memilih wadah obat persediaan 2. Formulasi membuat, menghitung, mengukur dan menuang 3. Proses memberikan etiket 4. Penghantaran atau distribusi f. Tahap keenam : Menyampaikan atau mendistribusikan obat kepada penderita. Untuk rawat jalan obat harus diberikan kepada penderita yang namanya tertera pada resep atau perwakilannya. Untuk penderita rawat inap, obat didistribusikan sesuai dengan sistem distribusi obat untuk penderita rawat tinggal di RS.

2.4.5 Prevalensi Medication Error pada Dispensing

Dokumen yang terkait

Interaksi Obat Pada Pasien Geriatri yang Menderita Penyakit Jantung dan Penyakit Dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode Oktober-November 2012

0 17 90

KEJADIAN MEDICATION ERROR PADA FASE PRESCRIBING DI POLIKLINIK PASIEN RAWAT JALAN RSD MAYJEND HM RYACUDU KOTABUMI

3 57 57

Medication error dalam fase dispensing dan fase administration pada resep racikan (studi kasus) di empat apotek di Kabupaten Sleman periode Februari dan Maret 2014.

3 20 115

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing.

0 1 128

Kajian medication error pada resep racikan pasien pediatrik di unit farmasi Rumah Sakit "X" bulan Juli 2007 (tinjauan fase dispensing).

0 1 20

IDENTIFIKASI MEDICATION ERROR DALAM PROSES PRESCRIBING, TRANSCRIBING DAN DISPENSING RESEP RACIKAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BANYUMAS WILAYAH SELATAN

0 1 17

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing - USD Repository

0 0 126

Medication error dalam fase prescribing dan transcribing pada resep racikan : studi kasus di empat apotek di Kabupaten Sleman - USD Repository

0 1 123

Medication error fase prescribing dan fase transcribing pada resep racikan untuk pasien pediatrik di rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Februari 2014 - USD Repository

0 1 119

Medication error resep obat racikan pasien pediatri rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada periode Februari 2014 (tinjauan fase dispensing dan fase administration) - USD Repository

0 1 116